Seorang gadis kecil yang berlari dihalaman rumahnya bersama teman-temannya sambil tertawa riang kini dimasa remajanya banyak menyimpan luka.
Trauma, sakit hati, mental, penyakit.
Namum gadis itu tetap hidup diatas kakinya sendiri. Baginya jika masih bisa berpijak dengan kaki sendiri kenapa harus minta kepada orang lain?.
Gadis itu tertawa riang seakan tak ada beban bersama teman-temannya.
"Teman-teman.. Caca mau minum dulu ya.. Tungguin caca"
"okey caca"
***
"Cacaa.. Main yuk, Al bawa mobil tluk besal nihh"
"Wihhh.. Ayok, eh tapi Caca mau main sepeda, kita main sepeda dulu yuk"
"Ayok.. Al ambil sepeda Al dulu deh"
"Ajak Ay!"
"Okee"
***
2 tahun berlalu, gadis bernama Alicia Syelin itu kini bersekolah TK disebuah kota dan ia terpisah dengan teman kecilnya.
Gadis yang kerap disapa Caca itu sangat senang mendapat banyak teman.
"Dewi, maim jungkat-jungkit yuk" ajak Caca
"Ayok" sahut Dewi
Caca dan Dewi pergi menuju jungkat-jungkit dan bermain bersama. Namun apalah Dewi yang tidak mengerti itu duduk saja tanpa ada niatan untuk memainkannya.
"Dewi ayoo kok diam sih" ujar Caca cembrut.
Namun Dewi tetap diam. Hal yang membuat Caca kesal adalah berat badan Dewi yang membuat dirinya melayang diatas papan jungkat-jungkit.
"Au aj.. Dewi gak asik" celetuk Caca. Caca meloncat dari atas papan jungkat-jungkit dan menuju mainan lain.
Ah ya.. Jangan lupakan ibu-ibu mereka yang mengikuti setiap langkah mereka.
"Merajuk si Caca" ucap ibu Dewi sambil terkekeh
"Tampangnya aja dia merajuk, liat deh.. Mereka main bareng tuh" sahut ibu Caca.
Anak-anak kecil akan mudah bukan melupakan kesalahan temannya hingga dalam waktu sekejap saja mereka melupakan pertengkaran mereka yang sepele.
***
Waktu demi waktu berlalu, hingga tiba dimana Caca sudah SD dan ibunya melahirkan adik untuknya.
Awalnya baik-baik saja, namun hari demi hari Caca mulai tak dikasihi seperti dulu lagi.
Tingkah apapun yang Caca lakukan selalu salah dimata orang tuanya. Kasih sayangnya terbagi, ya! Terbagi.
Caca tumbuh menjadi anak yang dewasa sebelum waktunya. Ia tau apa arti Cinta, pacaran, pernikahan, perselingkuhan, pelakor dan lain-lainnya.
Ketika cinta mulai datang. Perlahan rasa suka muncul pada seseorang, itulah yang juga dirasakan oleh Caca.
Ia kini menginjak kelas 5 SD. Dimana ia memiliki circle pertemanan yang membuat mereka saling jatuh cinta.
Anak SD jatuh cinta, emang bisa? tentu saja bisa. Itu juga terjadi pada Caca.
Berawal dari kertas yang berisi tebak-tebakan hingga menjadi kertas berisi kata-kata bucin dan gombalan.
"Bingung mikirin sesuatu"_Caca
"Mikirin apa? "_Fadhil
"Mikirin kamu"_Caca
"Uhuk uhuk"_David
"Ulalaaa"_Heliya
***
"Weh.. Heliya sama David nih keknya saling suka deh"_Caca
"Emang kenapa?"_David
"Dihhh"_Heliya
"Hahaha"_Fadhil.
***
"Kalian punya pacar? "_Caca
"Gak"_Fadhil
"Gada"_David
***
Caca x Fadhil
Heliya x David
***
Hubungan mereka semakit erat. Bahkan hari-hari mereka terus bersama. Namun hal itu tak berlangsung malam.
Sebulan hubungan bereka ber4 jalan, masing-masing pasangan dilanda cobaan dan ujian.
Awalnya mempertahankan namun ternyata tak direstui tuhan.
Suatu hari terjadi perselisihan antara Caca dan Fadhil.
"Kenapa si fadh? Kalo kamu gak suka aku dari awal ngapain kamu setuju hubungan ini? Aku cinta sama kamu tapi kamu khianati aku"
"Fine kita putus! "
DEGH!
Cinta abal-abal anak SD. Caca merasa bahwa dirinya gila karena dimabuk cinta diusia dini. Harusnya ia fokus dalam belajar bukan cinta yang dikejar.
Setelah putus dengan Fadhil, Caca selalu menyendiri. Bahkan Heliya yang merupakan sahabatnya saja tak ia hiraukan.
Benar kata orang, jangan pernah mengejar cinta seseorang yang tak mencintaimu.
***
Suatu hari Caca melihat Fadhil sedang asik bermain dengan teman kelasnya. Ya.. Tiara.
Banyak yang mengatakan bahwa Fadhil dan Tiara itu cocok. Hanya mendengarkan saja membuat Caca sakit hati.
'Kenapa kamu singgah hanya untuk menyakitiku Fadh? Tapi aku sadar Fadh.. Aku emang b*go, aku gak pantas sama kamu, kita menjalin hubungan diusia dini, aku b*go'. Batin Caca menyesal. Lelaki yang ia kagumi ternyata tak balik mengaguminya.
Rupanya seseorang datang kepadanya hanya karena penasaran bukan karena perasaan.
***
3 tahun berlalu.
Caca dan Heliya melanjutkan sekolah mereka ke pondok pesantren.
Caca dan Heliya sangat suka dengan hal yang berkaitan tentang yang namanya santri.
Rupanya kisah cinta belum habis. Dan kali ini Caca terjebak mencintai gurunya sendiri.
***
Awal masuk pesantren dan melihat salah satu gurunya membuat hati Caca selalu berdebar-debar saat bertemu dengannya.
Semakin ditepis rasa itu semakin dalam. Bahkan Caca tidak tau itu perasaan apa.
Fiza. Teman akran sekaligus kakak kelas Caca.
Caca dan Heliya kini memiliki teman masing-masing.
***
"Fiz.. kenapa ya kalo liat ustadz Arkan tu bawaannya kepengen nikah sama beliau" ucap Caca membuat Fiza shock setengah mati.
"Kamu suka sama beliau? " tanya Fiza.
"Mungkin kali ya" sahut Caca juga tidak paham.
"Gatau deh soal itu.. " ucap Fiza
***
Semakin hari rasa aneh itu semakin dahsyat. Membuat Caca yakin bahwa Arkan adalah jodohnya.
Caca berdoa setiap saat agar kebenaran datang padanya.
"Ya allah.. Apa ini rasa cinta? Kalo iya, kenapa harus hamba lagi? Cukup sekali yang semalam ya allah.. Ya allah hamba mencintai ustadz Arkan. Apa boleh hba bersanding dengan lelaki pujaan hati hamba ya allah.. "
***
"Ya allah jika dia jodohku maka jagakan untukku, jika dia bukan jodohku jauhkan dia dariku"
***
"Ya allah jika dia jodohku maka jagakan untukko, jika dia bukan jodohku jauhkan dia dariku"
***
"Ya allah.. Seandainya dia milikku akan tetapi dia bersanding dengan wanita lain maka kebalikan dia kepadaku"
***
Sebegitunya mencintai seseorang. Mati-matian mengejarnya namun yang dapat malah orang lain.
***
2 tahun berlalu rasa itu masih ada dan masih sama. Caca benar-benar yakin kalau Arkan adalah jodohnya.
4 tahun mengharap namun sesuatu terjadi.
Fiza yang baru datang itu menarik Caca pergi ke kantin. Caca merasa aneh karena tak biasanya sahabatnya itu datang-datang langsung mengajak ke kantin.
"Tau berita gak? " tanya Fiza
Caca mengerutkan keningnya. Ia tak pernah ketinggalan info pondok, ia rasa tak ada berita apa-apa.
"Berita apa? " tanya Caca
"Guru Arkan mau nikah"
DEGH!
Bagaikan petir menyambar hidup Caca. Ia sangat terkejut. Rasa sakit hati dan trauma dalam mencintai ini seakan membuat Caca jera mencintai seseorang.
"Kamu gak bercanda kan? " tanya Caca pada Fizza
"Buat apa? Jelas jelas beliau tadi malam datang kerumah ngasih undangan pernikahan ke aby" sahut Fiza.
Kali ini Caca terdiam. Sebelumnya ia pernah pacaran. Saat putus tak sesakit ini.
Kenangannya bersama Fadhil kembali menari-nari dia dikepalanya. Kembali ia merindukan mantan kekasih yang dulu sempat ia benci.
***
Caca berusaha ikhlas walau berat. Ia terus introspeksi diri untuk menjadi lebih baik lagi.
Suati hari Caca dan teman temannya termasuk Heliya dan Fiza sedang belajar ilmu fiqh. Yang mana disana membahas sesuatu yang mengarah kepada cinta.
"Kenapa Tuhan memberikan rasa gejolak cinta pada diri kita?... .Tanya guru fiqh Caca itu.
Semua santriwati diam. Bukan diam tak dapat menjawab karena yang menjawab belau snediri.
...Salah satunya karena agar kita tidak salah dalam meletakkan cinta. Jika kalian ingin mencintai seseorang maka cintai dulu yang menciptakannya. Dan jangan berlebihan dalam mencintai seseorang karena itu bisa berakibat fatal dalam diri seseorang"
"Ingat! Kalian boleh mencintai seseorang, tapi jangan berlebihan apalagi berharap hanya ke orang itu saja, ustadz tidak melarang kalian mencintai dan menyukai seseorang karena itu normal,Ustadz sudah berpengalaman dan ustadz tidak mau kalian salah meletakkan cinta itu, jangan berlebihan mencintai seseorang melebihi Allah"
Bagaimana dengan Caca saat ini? Tentu Caca merasa tersindir.
Mulai saat itulah ia bertekad untuk tidak mencintai seseorang berlebihan apalagi mengharapkan bahwa hanya orang itu yang harus untukknya.