Hari itu, malaikat hitam dan malaikat putih sedang berdebat sengit. Malaikat putih mengatakan,
"Bumi sudah mencapai batasnya, dia akan hancur atau semuanaya akan menghilang." Malaikat hitam menentangnya dengan keras.
"Kau tak melihat saat bumi diciptakan, karna itu, kau tak tau sampai dimana batas kekuatannya." Malaikat putih jelas tak terima.
"Bukan karna kau melihatnya diciptakan kau tau semuanya. Apa kau tau berapa jumlah pohon disana, hewan-hewanya, gunung, sungai, dan danaunya. Berapa lama dia akan hidup dan seberapa kuat dia mampu bertahan." Kata malaikat putih.
"Baiklah." Malaikat hitam menyudahi percakapan mereka.
"Jangan ajarkan hal yang macam-macam pada manusia! Atau kau tak akan menemukan mereka lagi dimanapun." Malaikat putih mengingatkan.
"Baik." Malaikat hitam akhirnya pergi kebumi. Dia saat itu ditugaskan mengajarkan beberapa ilmu dan hikmah.
"Manusia-manusia sekalian! Jangan saling menumpahkan darah. Berkatalah yang baik. Dan Jagalah hati untuk selalu condong pada kebenaran sesuai yang disyariatkan pada kalian." Kata malaikat hitam.
"Jika kalian hidup rukun dan damai. Saling mengasihi dengan tulus, maka kalian telah ikut merawat ciptaan-Nya. Tak ada yang bisa menghancurkan bumi lebih parah kecuali melalui manusia. Tampak atau tidak." Kata malaikat hitam.
Sementara itu malaikat putih yang saat itu sedang menebarkan hujan dan angin teduh untuk mereka yang terluka dan menderita tersenyum mendengar malaikat hitam berusaha dengan keras mengajarkan kebaikan.
"Semoga menjadi penghidupan, kekuatan, dan penyambuh.
Didalam hembusan angin siputih ada kesabaran. Berhembus pelan dan nyaman. Menyampaikan kabar dari hati manusia. Menyerbuk bunga-bunga dan menerbangkan biji-bijian ketanah yang jauh. Dalam hujanya ada kehidupan. Menumbuhkan pepohonan, hewan dan manusia. Menjaga mereka untuk tetap tumbuh.
Dia berharap, dengan kemampuan manusia yang terbatas, Do'a mereka mampu menembus Arsy-Nya sehingga keinginan manusia bisa terjawab, diberi berkah atas ilmu dan hikmah untuk apa yang telah mereka lakukan dalam kehidupan mereka. Semoga mereka bisa hidup bahagia seluruhnya, berkelimpahan, tenang dan damai.
Dengan demikian, malaikat putih yang bertugas menolong, dan membantu manusia yang kesusahan atau menderita bisa berhenti bekerja.
"Manusia-manusia sekalian, perlu kalian ketahui kalian adalah andil utama dunia. Manusia adalah darahnya. Sungai, danau, dan samudra adalah pembuluh darahnya, daging adalah tanahnya, rambut adalah tumbuhanya. Karna itu, jagalah dengan baik." Kata malaikat hitam dikejauhan.
"Ucapan yang baik adalah udara segar. Kalimat buruk adalah angin yang membawa penyakit. Sementara itu pergolakan batin adalah badai. Karna itu, jagalah ucapan, perbuatan dan hati."
"Jangan sampai menjadi angin yang membesarkan api. Jadilah angin yang menggiring hujan untuk memadamkannya. Terbangkan benih kehidupan kedaerah yang gersang hingga akar-akarnya mengemburkan tanahnya." Malaikat hitam berpikir mungkin nasehatnya begitu panjang. Manusia harus melakukan, bukan sekedar mendengar semata.
Malaikat putih merasa ini adalah sesuatu yang baik. Jika manusia bisa mengamalkannya, dia bisa pensiun secepat mungkin.
Jika dipikir-pikir lagi malaikat hitam hanya berbicara, mengumpulkan manusia lalu menyampaikan kata-kata baiknya. Sementara dia pergi kesana kemari mengobati bumi dan manusia-manusianya berikut seluruh kerusakan lainya.
Malaikat hitam menyudahi ceramahnya hari itu. Dia kembali ketempatnya dan memantau manusia dari sana. Tak lama kemudian malaikat putih datang, dia begitu sedih melihat keadaan manusia.
"Mereka telah bekerja begitu keras. Tapi angin membuat kerja keras mereka hancur seketika. Aku senang sekali, kau menyampaikanya pada mereka."
"Benar. Aku ingin melihat perubahan yang positif."
Mereka sangat bersemangat memperhatikan keadaan manusia di bumi.
Manusia-manusia yang mendapatkan pengajaran dari malaikat hitam berpencar kesegala penjuru menyampaikan apa yang dipesankan malaikat hitam.
Keadaan dibumi berlanjut seperti biasa. Malaikat putih dan malaikat hitam bekerja seperti biasa. Suatu hari terjadi pertikaian dan bencana dibumi. Malaikat hitam dan malaikat putih kesal.
"Sepertinya aku tidak terlalu baik dalam mengajarkanya pada mereka." Kata malaikat hitam.
"Aku juga terlalu lelah." Kata malaikat putih.
"Bagaimana kalau kita minta izin untuk bertukar tugas sementar?" Mereka akhirnya berdo'a memohon agar tugas mereka ditukar.
Do'a mereka dikabulkan.
Mulai saat itu, malaikat putih menyampaikan pengajaran dan malaikat hitam bertugas mengobati manusia.
Tidak seperti sebelumnya, malaikat putih mengajarkan bagaimana cara bertahan satu sama lain. Bukan cara mencegah.
Malaikat hitam mengkondusifkan keadaan dengan mengirim petir. Petir itu menyambar dimana-mana. Bukan hanya mengakhiri pertikaian mereka, tapi mengakhiri kehidupan mereka juga.
"Sepertinya bumi mulai membenci manusia." Kata malaikat putih.
Sampai dimana bumi sanggup menahan semuanya?
Hanya 'Dia' yang tau jawabanya.