Suara alarm yang sangat nyaring itu membangunkan ku dari tidur yang nyenyak. Aku langsung melihat jamku."APA SUDAH JAM SET 7!!". Hari ini hari senin jadi ana harus berangkat lebih cepat karena akan mengikuti upacara wajib di sekolah.Ana langsung bergegas kekamar mandi untuk mencuci wajahnya,lalu memakai seragam nya dan tidak lupa topi.
Saat ana sudah di depan rumahnya,dia melihat ayahnya yang sedang memanaskan motor yang akan dia gunakan untuk berangkat bekerja. "Ayah apakah aku boleh berangkat bersama ayah,aku sudah terlambat" ucap ana takut. "Kamu pikir ayah tidak terlambat? Lagian salah kamu sendiri kenapa tidak bangun lebih awal lagi?". Setelah ayah menjawab seperti itu,aku melihat adikku yang juga terlambat.Dan dengan santainya dia langsung duduk di motor ayah yang sudah selesai di panaskan. "Kamu ana berangkat lah sendiri motor ini sudah tidak muat jika ditambah denganmu".Ia melihat motor ayahnya yang sudah meninggalkan pekarangan rumahnya.
Ana berjalan dan sesekali berlari sembari menahan sakit hatinya karena ayahnya itu. karena waktu yang tinggal 10 menit lagi,ia akhirnya berlari agar tidak terlambat. Di saat sedang berlari tiba-tiba ada temannya yang membawa motor. "Ayo ana naik sebelum gerbang sekolah ditutup" ucap Vanya teman ana. "Baiklah terimakasih Vanya,maaf merepotkan mu". Akhirnya ana tidak terlambat karena bantuan dari temannya itu.
Karena tadi pagi tidak makan,saat istirahat dia langsung kekantin untuk membeli makanan yang bisa mengganjal perut. Namun saat Ana baru makan satu gigitan,makanannya langsung di rebut oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan adiknya. Setelah mengambil makananku dia malah minta uangku padahal uang saku ku hanya 20.000 sedangkan dia 50.000.
"Mana uangmu, berikan padaku" ucap sasa. "Tidak sasa aku tidak punya uang lagi,uangku sudah habis buat beli makanan itu" ucapku. Namun bukan sasa namanya kalau tidak memaksa. "Kamu mau,aku buat kamu di tampar lagi seperti kemarin sama ayah" Ucapnya mengancam dengan suara yang cukup keras,sehingga seluruh orang yang ada disana menatap kami berdua. Untungnya Vanya datang dan langsung mendorong sasa hingga terjatuh,karena Sasa hampir saja menampar Ana. Sepertinya kepala Sasa luka karena terbentur dinding kantin dan Ia langsung dibawa ke UKS oleh beberapa orang.
"Terimakasih Vanya,lagi lagi aku merepotkan mu"." Iyaa anaa sama-sama,dan juga kamu tidak pernah merepotkan ku sama sekali,kamu kan temanku memang sudah seharusnya saling membantu satu sama lain". Mendengar itu rasanya aku ingin menangis,karena masih ada orang yang menyayangiku. "Udah yuk ke kelas udah mau bel nih" ucap aya mengalihkan pembicaraan.Setelah beberapa jam di sekolah untuk mencari ilmu saatnya mereka semua pulang. Dan kebetulan hari ini ana ada ekstrakurikuler musik jadi dia pulangnya malam.
Pada malam hari,aku baru saja pulang sekolah. Seperti biasa pulang ku selalu di sambut dengan sebuah tamparan. "Apa maksudmu Ana??" ucap ayahku sembari menahan amarahnya. "Apa ayah kurang memberi uang saku padamu?" ucapnya lagi. Aku hanya menangis merasakan perih di pipiku karena tamparannya itu. Dia sudah tau pasti Sasa lah yang sudah menuduhnya mengambil uang saku orang lain.
"T-tidak ayah apa maksudmu?" aku menjawab sembari memegang pipiku. PLAKKKKKKK. lagi lagi dia menampar wajah anak perempuan nya,hingga terlihat bekas berwarna merah disana. "KAMU SUDAH BERANI MENJAWAB YA" Berbicara dengan suara yang sangat keras hingga seluruh kota sepertinya mendengar suara ayahku. "ADIKMU BILANG,KAMU MEMALAKNYA KARENA UANGMU HABIS". Aku hanya menggelengkan kepala. "AYAH MALU PUNYA ANAK KAYA KAMU MENDINGAN KAMU MATI SAJA,DARI PADA HIDUP TAPI TIDAK BERGUNA SAMA SEKALI". Mendengar ucapannya,rasanya hatiku sangat sakit dan sangat sangat kecewa,ayah yang seharusnya memberi perlindungan tetapi malah dia yang paling menyakiti disini.
Setelah ayah mengucapkan itu aku memilih pergi dari rumah,entah tujuannya kemana kita tidak tau.Ana berhenti saat sedang di jembatan. Ia melihat kebawah ternyata cukup tinggi jembatan itu, dibawah nya juga ada sungai dan bebatuan di sebelahnya. " Setelah ibu tiada mengapa ayah menjadi berubah? Baiklah aku akan memenuhi kemauan ayah" ucapnya sembari menghapus air mata yang sedari tadi terus keluar. "Vanya terimakasih karena kamu mau menjadi temanku,ayah dan adik aku mencintai kalian, terimakasih semua". "Jika ada kehidupan selanjutnya aku ingin merasakan kebahagiaan".
-END BOS