Di suatu malam yang tenang, di tengah kebisingan kota, dua jiwa saling menemukan satu sama lain di sebuah festival bintang. Langit dipenuhi cahaya bintang yang berkilauan, dan suasana penuh dengan kegembiraan serta musik yang lembut mengalun di udara.
Eunjin, seorang gadis dengan impian besar, merasa terpesona oleh pesona malam itu. Dia menatap langit, seolah menunggu sesuatu yang ajaib. Tiba-tiba, dia merasakan kehadiran seseorang di sampingnya. Itu adalah Sunoo, pemuda yang memiliki senyum yang bisa menembus kegelapan malam.
"Kau menginginkanku, aku menginginkanmu, sayang," bisiknya lembut, matanya berkilau seperti bintang. Eunjin merasakan jantungnya berdegup kencang. Kata-kata itu seperti mantra yang memanggilnya, membuatnya merasa terbang tinggi, seolah-olah mereka sedang melayang di angkasa.
Sunoo mengulurkan tangannya. "Kekasihku, aku melayang. Mari kita berontak melawan rutinitas yang membosankan ini," katanya sambil tersenyum. Eunjin mengangguk, merasa seolah mereka berdua adalah satu kesatuan, terikat dalam momen magis ini.
Mereka mulai menari di bawah langit berbintang, gerakan mereka seakan mengalir seiring dengan irama musik yang menghampiri. "Galaksi Bima Sakti, kita berontak," teriak Sunoo, mengangkat tangannya ke atas, seolah-olah mencoba menyentuh bintang-bintang. Eunjin mengikuti, merasakan kebebasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat mereka menari, Sunoo memandang Eunjin dengan penuh cinta. "Aku memilikimu, cahaya bulan, kau adalah bintang cahayaku," ujarnya. Eunjin tersenyum, merasakan betapa dalamnya perasaan yang disampaikan Sunoo. Dia tahu, di antara keramaian festival itu, hanya ada mereka berdua dan dunia yang penuh bintang.
Malam semakin larut, dan bintang-bintang semakin bersinar terang. "Aku butuh kamu sepanjang malam, ayo, berdansa denganku," ajak Eunjin, menarik Sunoo lebih dekat. Mereka terus menari, terbenam dalam kebahagiaan dan cinta yang melampaui batasan waktu.
Dalam pelukan satu sama lain, mereka melupakan segalanya—kekhawatiran, harapan, dan impian—hanya ada momen ini. Malam itu, di bawah bintang-bintang yang bersinar, mereka melayang, merasakan cinta yang seolah tak terbatas, siap untuk menghadapi dunia bersama.