## Cerpen Modern: "Lampu Pijar"
Cerpen ini akan menceritakan tentang seorang pria tua yang hidup sendirian di sebuah rumah tua dan merasa kesepian. Ia menemukan teman dalam bentuk lampu pijar yang selalu menyala di malam hari, dan melalui lampu pijar itu, ia belajar tentang arti hidup dan makna kesendirian.
**$answer**
Pak Ahmad duduk di kursi goyangnya, menatap lampu pijar yang menyala di sudut ruangan. Rumah tua itu terasa sunyi, hanya diiringi suara berdetaknya jam dinding yang sudah usang. Ia sudah lama hidup sendirian, sejak istrinya meninggal beberapa tahun yang lalu.
Setiap malam, Pak Ahmad selalu menyalakan lampu pijar itu. Cahayanya yang redup menerangi ruangan, menciptakan suasana hangat dan nyaman. Pak Ahmad merasa terhibur oleh cahaya lampu itu, seolah-olah ada seseorang yang menemani kesendiriannya.
Suatu malam, Pak Ahmad terbangun dari tidurnya. Ia mendengar suara berdesis dari lampu pijar. Ia mendekat dan melihat lampu itu berkedip-kedip, seolah-olah sedang berbicara.
"Kau kesepian, ya?" tanya lampu pijar itu.
Pak Ahmad terkejut. Ia tidak percaya bahwa lampu pijar itu bisa berbicara. Namun, ia merasa ada sesuatu yang aneh dalam suara itu.
"Ya, aku kesepian," jawab Pak Ahmad. "Istriku sudah meninggal, dan anak-anakku sibuk dengan kehidupan mereka sendiri."
"Aku mengerti," kata lampu pijar itu. "Aku juga sering merasa kesepian. Aku hanya sebuah lampu pijar, tetapi aku selalu menyala untuk menerangi kegelapan."
Pak Ahmad terdiam. Ia merenungkan kata-kata lampu pijar itu. Ia menyadari bahwa lampu pijar itu benar, meskipun hanya sebuah benda mati, ia memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Ia menerangi kegelapan, memberikan cahaya dan harapan.
"Kau tahu, aku selalu merasa bahwa hidupku tidak berguna," kata Pak Ahmad. "Aku sudah tua, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi."
"Tidak benar," kata lampu pijar itu. "Hidupmu masih berguna. Kau masih bisa memberikan cahaya dan harapan kepada orang lain. Kau masih bisa berbagi cerita dan pengalamanmu."
Pak Ahmad terdiam lagi. Ia merenungkan kata-kata lampu pijar itu. Ia menyadari bahwa lampu pijar itu benar. Ia masih bisa berbagi cerita dan pengalamannya dengan orang lain, meskipun hanya melalui kata-kata.
Sejak malam itu, Pak Ahmad tidak lagi merasa kesepian. Ia merasa bahwa lampu pijar itu adalah temannya, yang selalu ada untuk mendengarkan dan memberikan semangat. Ia belajar bahwa kesendirian tidak selalu berarti kesepian, dan bahwa hidup masih memiliki makna, meskipun kita sudah tua dan tidak bisa melakukan banyak hal.
END
**Penutup:**
Cerpen ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang arti hidup dan makna kesendirian. Meskipun kita merasa sendirian, kita masih bisa menemukan makna hidup dan memberikan cahaya kepada orang lain.