## Cerpen Modern: "Kertas dan Mimpi"
Cerpen ini akan menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang tinggal di sebuah desa terpencil dan memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang penulis. Ia berjuang untuk mewujudkan mimpinya dengan memanfaatkan kertas-kertas bekas dan imajinasinya yang kaya.
Di sebuah desa terpencil, di mana rumah-rumah kayu berjejer rapi di tepi sungai, tinggallah seorang anak laki-laki bernama Ari. Ari adalah anak yang pendiam, namun hatinya dipenuhi dengan mimpi-mimpi besar. Ia ingin menjadi seorang penulis, mengukir kata-kata yang mampu menggugah hati dan pikiran orang lain.
Setiap hari, Ari menghabiskan waktu di perpustakaan desa yang sederhana. Ia membaca buku-buku apa pun yang bisa ia temukan, menelusuri setiap kalimat dan cerita dengan penuh rasa haus. Namun, Ari menyadari bahwa ia tidak memiliki kertas dan pena untuk menuliskan ide-ide yang bermunculan di kepalanya.
Suatu hari, Ari menemukan tumpukan kertas bekas di belakang toko kelontong milik Pak Jono. Ia meminta izin untuk mengambilnya, dan Pak Jono dengan senang hati mengizinkannya. Ari membawa pulang kertas-kertas itu dan dengan penuh semangat, ia mulai menulis. Ia menulis tentang apa pun yang terlintas di benaknya: tentang sungai yang mengalir deras, tentang burung-burung yang berkicau di pagi hari, tentang kakeknya yang suka bercerita tentang legenda desa.
Kertas-kertas bekas itu menjadi kanvas bagi imajinasinya yang kaya. Ari menulis dengan penuh semangat, menggoreskan tinta dari pena bolpoinnya yang sudah mulai pudar. Ia menulis di atas meja kayu yang sederhana, di bawah sinar matahari yang hangat, atau di bawah cahaya lampu minyak yang redup.
Ari tahu bahwa mimpinya untuk menjadi penulis tidak mudah. Ia harus berjuang keras untuk mewujudkan impiannya. Namun, ia tidak pernah menyerah. Ia terus menulis, terus berimajinasi, dan terus berharap bahwa suatu hari nanti, kata-katanya akan sampai ke telinga orang lain dan menginspirasi mereka.
Suatu hari, Ari bertemu dengan seorang guru dari kota yang sedang berkunjung ke desa. Guru itu terkesan dengan cerita-cerita yang ditulis Ari. Ia mendorong Ari untuk terus menulis dan menawarkan bantuan untuk menerbitkan karyanya.
Ari merasa sangat gembira. Ia tahu bahwa mimpinya untuk menjadi penulis semakin dekat. Ia berjanji akan terus menulis, terus berjuang, dan terus mengukir kata-kata yang mampu menggugah hati dan pikiran orang lain.
**Detail:**
* **Konflik:** Ari ingin menjadi penulis, tetapi ia tidak memiliki kertas dan pena.
* **Tema:** Mimpi, perjuangan, dan kreativitas.
* **Suasana:** Sederhana, penuh harapan, dan inspiratif.
* **Gaya Bahasa:** Deskriptif, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
* **Simbol:** Kertas bekas melambangkan keterbatasan, namun juga kreativitas dan semangat.
**Penutup:**
Cerpen ini diharapkan dapat menginspirasi pembaca untuk terus mengejar mimpi, tidak peduli seberapa sulitnya. Kertas dan pena mungkin terbatas, tetapi imajinasi dan semangat tidak akan pernah padam.