Di bawah langit senja yang mulai memudar, Eunjin duduk sendirian di bangku taman. Angin sepoi-sepoi menyapu rambut panjangnya, sementara tatapannya terfokus pada pasangan yang duduk tak jauh dari tempatnya. Mereka tampak bahagia, tertawa ringan sambil berpegangan tangan. Eunjin tersenyum, tapi di dalam hatinya, ada perih yang sulit diungkapkan.
Cinta. Itulah yang ia rasakan pada Jongseong, sahabat yang selalu ada di sisinya sejak mereka kecil. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu berubah. Ia tak lagi melihat Jongseong sebagai teman biasa, namun sebagai seseorang yang membuat hatinya berdebar-debar. Setiap perhatian kecil dari Jongseong terasa begitu berarti, setiap tawa yang mereka bagi selalu hangat di dalam hatinya. Namun, ada satu kenyataan yang harus ia terima—Jongseong tidak mencintainya dengan cara yang sama.
Eunjin sadar, cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Jongseong sudah lama jatuh cinta pada orang lain. Setiap kali Jongseong bercerita tentang gadis yang dia suka, Eunjin hanya bisa tersenyum dan memberikan dukungan, meski dalam hatinya ia terluka.
Hari ini, Jongseong dan gadis itu resmi menjadi sepasang kekasih. Jongseong datang kepada Eunjin, berbagi kabar bahagia itu dengan penuh antusias. Eunjin mendengarkan, seperti biasa, sambil menahan air mata yang hampir jatuh. "Aku senang untukmu," katanya dengan senyum yang dipaksakan. Jongseong, tanpa menyadari rasa sakit yang tersembunyi di balik senyum Eunjin, memeluknya erat.
Saat Jongseong pergi meninggalkannya di taman, Eunjin menatap langit yang mulai gelap. Hatinya penuh dengan pertanyaan. 'Adakah arti cinta ini bila aku tak jadi denganmu?' pikirannya berputar. Apakah semua pengorbanannya, semua perasaan yang ia pendam begitu lama, sia-sia?
Namun, Eunjin tahu, ia harus tetap tersenyum. Tidak ada gunanya menunjukkan luka yang ia rasakan pada Jongseong. Baginya, kebahagiaan Jongseong lebih penting daripada apapun. Meski hatinya terluka, ia tahu bahwa cinta tak selalu berarti memiliki. Cinta kadang adalah tentang merelakan, meskipun itu berarti hidup dalam bayangan senyum yang pura-pura.
Di bawah senja yang semakin meredup, Eunjin berdiri, memeluk dirinya sendiri. Mungkin cinta tak selalu indah, dan tak selalu berakhir dengan kebersamaan. Tapi ia tahu, selama ia bisa tetap tersenyum, meskipun hatinya terluka, ia akan baik-baik saja.