Kata demi kata ku ketikan di handphone ku. Waktu demi waktu, jam demi jam berlalu,hanya kuhabiskan dengan bermain handphone. Tak ada hal yang paling membahagiakan dari itu, pikirku. Jangankan tersenyum tertawa pun aku sudah lupa kapan terakhir kali aku melakukan itu. Teriakan demi teriakan kesakitan ibuku terus terdengar. Setetes demi setetes air mataku tumpah, aku tidak bisa membendung nya lagi. Kucoba alihkan kesakitan ini dengan melihat puluhan vidio lucu di handphone.tidak mempan. Semunya sia-sia. Air mata sialan ini terus tumpah tampa henti. Perlahan teriakan itu hampir tidak terdengar lagi. Hanya ada tangisan ibuku yang terdengar pilu. Kucoba untuk keluar dan melihat ibu. Lorong demi lorong kamar kulewati. Tangisan ibu semakin terdengar memilukan. Ahirnya,tubuhku menegang. Tak ada kata yang keluar, kosong. penglihatan ku seakan kosong. Ibu. Terlihat meringkuk dan menangis dalam pelukan adikku. Tangisan nya menyedihkan, aku tak tega melihatnya, ku langkah kan kakiku menuju mereka berdua. Aku duduk dan memberikan isyarat pada adikku untuk melepaskan pelukan nya. Adikku menyingkir dari aku dan ibu, saat itu aku langsung memeluk ibu. Untuk pertama kalinya dalam tahun tahun yang menyedihkan di hidupku, aku memeluk ibu. Kami berdua menangis pilu. Ayah sudah tak sama lagi dengan ayah yang dulu. Ayah yang selalu melihatkan senyuman nya pada kami kini menatap kami seakan akan kami adalah seonggok mainan rusak yang tidak bisa diperbaiki lagi. Hancur sudah keluarga yang sudah dibangun ayah dan ibuku dengan susah paya, kini ibu yang bekerja banting tulang memenuhi kebutuhan kami. Ayah menjadi penganguran. Dia tidak mau bekerja. Jika saja aku bertanya kenapa ayah tidak bekerja. Tamparan keras selalu kuterima. Sakit. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari ku, kalau tentang adik. Dia masih disayang ayahku. Dia tak pernah mendapatkan tamparan ataupun pukulan seperti ku. Dia masih bersekolah. Sekarang dia masih smp. Walaupun begitu.Syukurlah. Setidaknya dia memiliki masa depan yang cerah tidak sepertiku. Hidupku sudah hancur dari awal. Harapan ku hanya satu. Aku ingin keluarga lu kembali seperti semula. Walaupun ku tahu semua itu hanya ilusi semata dan takkan pernah terjadi.