Di rumah sakit, dimana Riori di rawat.
Disana Hanzi dan Jeff di kejutkan dengan Riori yang tiba-tiba membuka matanya.
"Apa... orang yang sedang koma itu tertidur dengan mata terbuka?" kata Jeff.
"Firasat ku buruk, kita jaga jarak!"
Jeff dan Hanzi segera menjauh dari Riori.
"Apa luka Riori separah ini?" tanya Jeff.
Riori lalu kembali menutup matanya.
Hanzi lalu berkata, "Ini gejala normal bagi orang yang sedang koma. Mereka akan berada dalam mimpi panjang!"
Sementara itu, di dalam kesadaran Riori...
Riori bermimpi tentang masa lalunya dalam adegan singkat.
"Riori... Jangan kesana...!" kata ibunya.
Sosok ibu Riori tidak terlihat jelas, begitu pula sang ayahnya.
"Aku melihat ayah pergi ke sana!" kata Riori dengan polos.
Ibu Riori mendekat ke Riori dan memeluknya dengan menangis.
"Kenapa ibu menangis?" kata Riori.
Tanpa di sadari, kalau itu adalah saat terakhir bagi Riori melihat ayahnya.
"Duarr!!" bunyi ledakan.
Ibu Riori segera menggendong Riori dan membawanya lari. Di susul dengan beberapa warga dari desa itu berlarian dari sana.
Dari angkasa, terlihat sesuatu berbahaya merah akan mendarat di sana.
Cahaya merah, mewakili akhir dari desa itu.
Ibu Riori segera merunduk dan memasukan sesuatu ke mulut Riori. Ibu Riori memeluknya dan...
"Brugkkk....!!" bunyi ledakan.
Ketika terbangun, Ibu Riori kini hanya menyisakan kerangkanya, dan dalam posisi sama.
"Mama...?"
Riori menyentuh wajah tengkorak ibunya.
Riori terdiam dan masih belum tahu apa-apa. Dia hanya di landa kebingungan dan rasa aneh.
Riori lalu merasa mual, dan kemudian dia muntah. Dia memuntahkan potongan Kristal Edge yang ia telan.
Hanya Kristal Edge yang melindungi dirinya.
Riori mengambil Kristal Edge itu, lalu mengelapnya dan membawanya pergi.
"Mama... aku pergi dulu, ya... Mama tuanya terlalu cepat!"
Riori pergi tanpa perasaan apapun, seharusnya ia merasakan sedih dan putus asa, tapi tidak.
Musuh lalu menemukan Riori di sana.
"Hei... bagaimana bisa hanya anak kecil ini yang selamat?"
"Mungkin beberapa dari mereka selamat dari nuklir itu!"
"Mustahil!... Jika sampai yang mulia tahu, maka tamatlah kita!"
"Anak kecil?" kata sang Raja.
Raja tiba-tiba ada di hadapan mereka.
"Ampun yang mulia... ledakan itu hanya menyelamatkan seorang anak kecil!"
"Lalu apakah itu masalah?" kata sang Raja.
Lalu sang Raja melihat ke Riori.
"Bukan sekedar anak balita... hmm... bawa dia pergi ke kastil... dia bisa menjadi senjata selanjutnya!"
Riori di bawa raja ke dalam kastilnya. Padahal sang raja adalah musuhnya yang sebenarnya.
Di dalam kastil, Riori di sambut sang ratu dengan ramah. Berbanding terbalik dengan pengeran dan si raja.
Riori justru di asuh oleh sang ratu dengan penuh kasih sayang. Membuat sang pangeran merasa sangat iri.
Setelah 5 tahun di rawat. Usia Riori sekarang adalah 10 tahun. Riori juga mulai memperlihatkan potensi kekuatannya.
"Jika Riori itu terus bertambah kuat... Dan raja mulai melupakannya sebagai senjata... Bisa-bisa aku tidak akan menjadi raja... Arghhh!!"
Sang pangeran melampiaskan amarahnya dengan merusak akuarium favorit Riori, dan membuat ikan-ikan unik di sana tergelatak di lantai.
Sementara itu Riori di sana, hanya membungkuk meratapi ikan-ikannya yang tewas di hadapannya.
Sang pangeran lalu pergi meninggalkan Riori.
Riori lalu mengambil ikan-ikannya yang telah mati itu, dan dengan raut wajah sedih ia meletakannya ke dalam bak mandi. Jelas-jelas ikan itu padahal sudah mati.
"Andai aku bisa menyelamatkan kalian!"
Riori lalu mengusap air matanya. Riori lalu pergi dari dalam kamar mandi itu.
Kemudian sang pangeran pergi mandi ke dalam bak mandi tersebut. Ia berendam ke dalamnya.
"Huhh... Riori... kau bukan apa-apa... aku akan mencari cara untuk menjatuhkan mu!"
"Huh... kenapa aku merasa menabrak sesuatu?" kata Pangeran.
Sang pangeran menyalakan lampu dan terkejut menyadari ada beberapa ikan besar di dalam bak mandinya.
"Ahhhh!!... bajingan!!"
Sang pangeran dengan murka dan mengenakan handuk pergi ke kamarnya Riori.
"Beraninya kau anak kurang ajar!"
Padahal di sana ada sang Ratu.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!!" kata Ratu.
"Anak ini sok lugu, dan polos. Padahal dia, diam-diam mencoba membalaskan dendam di sini. Sudah aku katakan anak seperti dia tidak boleh ada di istana!"
"Lepaskan dia!!"
Lalu sang pangeran mencekik Riori.
"Ahhhrr!!" jerit Riori.
"HENTIKAN!!" teriak sang Ratu.
Ratu segera mendorong pangeran dan kemudian menampar wajahnya.
"Kau sangat kurang ajar... Aku akan menuntut ayah mu mencabut status pangeran mu!... Kau tak apa-apa Riori sayang?... Ayo kita pergi dari sini!"
Ratu lalu pergi dengan tatapan tajam kepada sang pangeran.
Sang pangeran memegangi wajahnya, lalu dia semakin dendam kepada Riori.
Besok adalah puncak dari amarah sang pangeran. Ketika sang raja mengumumkan pencabutan gelar kepada sang pangeran.
Di malam harinya setelah itu, sang pangeran mulai melakukan aksi nekat. Sang pengeran menculik Riori dan membawanya pergi ke air terjun dan membuangnya kesana.
Sang pangeran itu lalu merasakan amat bahagia setelah melampiaskan amarahnya.
Dan hal aneh akan terjadi.
Sang pangeran pergi dan berbohong pada pengawal kalau dia sedang pergi jalan-jalan.
Sang pangeran lalu masuk ke kamar mandi untuk berendam di bak mandi.
"Akhirnya penganggu bisa menghilang!"
Ketika pangeran akan pergi ke bak mandi, dia di kejutkan karena Riori tiba-tiba berada di dekat bak mandi itu.
"Andai aku bisa menyelamatkan kalian!" kata Riori.
"Bagaimana bisa kau...?"
"Raja memang benar... Aku memang bukanlah sekedar anak balita..." kata Riori.
Sang pangeran sangat amat terkejut.
"Hahahahahaha!! Akhirnya pengganggu bisa menghilang!" Riori tertawa.
Ikan-ikan di dalam bak mandi kembali ada di dalam sana. Ikan-ikan yang mati itu, hidup kembali dan ukurannya bertambah besar dan berubah menjadi monster.
Ikan-ikan monster itu lalu berjalan keluar dari bak mandi.
"Huhh... Pangeran... kau bukan apa-apa... aku akan mencari cara untuk menjatuhkan mu! Kau ini sok bermartabat, dan sopan. Padahal kau, diam-diam mencoba membalaskan dendam di sini. Sudah aku katakan orang seperti mu tidak boleh ada di istana!"
Kalimat sang pangeran di balas oleh Riori.
"Arghhhh!!"
Kemudian Riori keluar dari kamar mandi dan pergi kedalam kamarnya.
Tidak lama kemudian sang pangeran keluar dari dalam kamar mandi dengan amarah. Tapi bukan pangeran, melainkan ikan-ikan monster meniru wujud sang pangeran.
Adegan menyorot ke dalam kamar mandi.
"Beraninya kau anak kurang ajar!" suara dari kejauhan.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!!" suara sang Ratu.
Di dalam kamar mandi sang pangeran yang asli telah tewas mengenaskan dengan tubuh yang tercabik-cabik.
Siapa sebenarnya Riori? Kenapa dia bisa melakukan ini?
Bersambung...