Sasha selalu menemukan ketenangan di tepi danau, tempat dia sering melukis keindahan alam. Pagi itu, ia membawa kanvas dan perlengkapan melukisnya, bertekad menciptakan karya baru yang mengabadikan keindahan air dan pepohonan di sekitarnya. Ia terhanyut dalam alunan suara alam saat kuasnya menyentuh kanvas, menciptakan goresan warna yang harmonis.
Tiba-tiba, kuasnya terjatuh. "Ah, tidak!" serunya. Sasha menunduk untuk mengambil kuas yang terjatuh di tepi danau. Namun, saat ia berusaha meraih kuas itu, suara aneh mengejutkannya. Seekor katak melompat tepat di depannya, membuatnya terkejut. Dalam sekejap, dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam danau yang dalam.
Air dingin menyelimuti tubuhnya, dan ia merasakan ketidakberdayaan saat tenggelam. Dalam kegelapan yang menakutkan, pikirannya melayang, mengingat kenangan indah saat melukis dan bermain di tepi danau. Ketika semakin dalam ia tenggelam, segalanya menjadi hitam. Di saat itu, Sasha merasakan sesuatu yang aneh. Dalam detik-detik terakhir hidupnya, jiwanya seolah terlepas dari raganya dan terbang ke tempat yang tidak dikenalnya.
Di sisi lain, Bianca sedang bersiap untuk sesi pemotretan penting. Ia sangat bersemangat, tetapi saat ia mengatur beberapa alat foto, tiba-tiba alat tersebut jatuh dan menimpanya. Rasa sakit menjalar di tubuhnya, dan semua menjadi gelap.
Ketika Bianca tersadar, dia merasakan kehangatan di telapak tangannya. Suara-suara samar mulai terdengar di sekelilingnya. Perlahan, dia membuka mata dan melihat seorang pria tampan di sampingnya. Jeno, suaminya, terlihat sangat khawatir, menggenggam tangannya erat-erat. Namun, ada sesuatu yang aneh. Dia merasa bukan dirinya sendiri.
Bianca mengamati sekelilingnya. Ruangan putih bersih, aroma antiseptik yang menyengat, dan suara monitor detak jantung yang berdetak monoton. Saat itu, dia mulai merasakan kehadiran lain di dalam dirinya. Perasaan yang aneh dan tidak bisa dijelaskan, seolah ada jiwa lain yang berbisik dalam pikirannya.
“Bianca, kau bangun!” suara Jeno mengguncang fokusnya. “Kau membuatku sangat khawatir.”
Bianca mencoba tersenyum, tetapi saat itu jiwa Sasha dalam dirinya mulai histeris. “Apa yang terjadi? Siapa aku?” teriaknya dalam hati, bingung dan ketakutan.
Jeno, yang tidak menduga ada sesuatu yang salah, memperhatikan Bianca yang tampak tertegun. “Sayang, apa kau baik-baik saja?” dia bertanya, sambil mengelus punggung tangan Bianca dengan lembut.
Bianca berusaha menjawab, tetapi suara Sasha mengisi kepalanya, “Aku di sini! Aku tidak tahu kenapa aku di sini!” Dia merasakan gelombang panik yang menyelimuti jiwanya.
Rasa cemas itu semakin kuat, membuat Bianca tidak bisa menahan diri. Dalam kebingungan, dia merasa pusing dan akhirnya pingsan kembali, meninggalkan Jeno dalam kebingungan yang mendalam.
Sasha, dalam tubuh Bianca, terjebak antara dua dunia, satu sisi merindukan hidup yang telah hilang dan satu sisi berjuang untuk memahami kehidupan baru ini. Dia ingin bebas, tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukannya.
Hari-hari berlalu, Sasha berusaha mengenal Bianca melalui ingatan yang samar-samar. Namun, saat dia semakin dekat dengan Jeno, perasaannya semakin kuat. Dia mulai menyadari bahwa dia tidak hanya terjebak dalam jiwa Bianca, tetapi juga terikat pada kehidupan yang baru.
“Siapa kau?” bisik Sasha, seolah berbicara pada diri sendiri
!!jika ada yang penasaran dengan kisah nya bisa mampir ke novel ku yang judul nya menjadi kesayangan sang idol kalian bisa mengklik profil ku buat menemukan nya 💋🥰