Saat itu aku sedang duduk santai di kursi ruang tamu. Entah kenapa, tiba-tiba tubuhku mendadak gemetaran. Seperti ada aliran listrik menjalar di telapak tanganku. Kumencoba membaca doa di dalam hati. Namun perasaanku kembali merasakan akan datang sesuatu yang berkekuatan besar.
Belum hilang rasa panikku, tiba-tiba dikejutkan kehadiran seekor harimau putih yang cukup besar di depan pintu rumah.
Saking besarnya harimau itu tidak dapat masuk pintu rumahku. Tubuhku terasa berat dan tidak dapat digerakkan, lalu harimau putih itu bicara kepadaku.
"Naiklah ke punggungku, Tali Perak." ucap harimau putih itu kepadaku.
"Apa, Tali Perak? Kenapa harimau itu memanggilku dengan sebutan Tali Perak?" gumamku dalam hati.
Mulutku terasa terkunci untuk bertanya. Dan kembali kurasakan kekuatan aneh mendorongku untuk segera naik dipunggung harimau putih itu.
Anehnya diruang tamu, kulihat tubuhku masih dalam keadaan duduk di kursi. Tanpa di pandu, harimau putih itu melompat keluar dari rumahku, lalu membawaku berlari cepat sekali.
Dalam perjalanan sosok harimau itu memperkenalkan dirinya padaku. Bahwasanya dialah 'Datuk Harimau Putih'. Antara sadar dan tidak sadar, harimau putih itu membawaku melewati gunung-gunung serta hutan belantara.
Waktu serasa begitu cepat sekali saat itu, tiba-tiba aku sudah berada di desa tempat di mana ayahku di lahirkan. Dengan berlari secepat kilat harimau putih itu membawaku pergi jauh sekali. Sekejap aku dan harimau putih itu sudah berada di depan mulut gua.
Kuperhatikan suasana gua itu tak asing lagi bagiku, karena waktu dulu aku sering singgah ke gua tersebut. Nama gua itu 'Gua Putri' atau dengan sebutan 'Gua Si Pait Lideh'.
Di dalam gua tersebut ada sebuah mata air yang tak'kan pernah kering airnya. Lalu aku melihat dengan sangat jelas, sebuah batu berwarna putih sangat menyilaukan mata, Datuk Harimau Putih kembali bicara padaku.
"Ambilah batu itu, karena itu sudah hak milikmu,Tali Perak," ucap Datuk Harimau Putih kepadaku.
Aku hanya diam membisu, dan tidak ada niat untuk memiliki batu yang berwarna putih itu. Kucoba beranikan diri bicara kepada Datuk Harimau Putih.
"Insyaallah Datuk, kalau aku pulang ke desa nanti akan kuambil batu itu," ucapku pada Datuk Harimau Putih.
Belum hilang rasa penasaranku, aku melihat sesosok perempuan cantik memakai baju berwarna putih sedang duduk bersila bersama tujuh harimau putih lainnya. Selang beberapa lama kemudian, mereka semua menghilang dalam sekejap bak di telan bumi. Lalu Datuk Harimau Putih kembali bicara kepadaku.
"Mari kita pergi, perjalananmu belum selesai," ucap Datuk Harimau Putih.
Aku pun segera naik ke atas punggung Datuk Harimau Putih. Dan entah kemana lagi Datuk Harimau Putih membawaku pergi, ketika itu aku hanya bisa pasrah mengikutinya.
Kami melewati gunung-gunung dan juga hutan-hutan yang begitu lebat. Kembali aku dikejutkan pemandangan didepanku, aku melihat sebuah pasar. Ramai sekali orang-orang yang berkerumun di pasar tersebut. Yang membuatku merasa heran, sekaligus penasaran. Pakaian orang di pasar itu sangat aneh. Kemudian Datuk Harimau Putih bergegas meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan bersamaku.
Pada akhirnya Datuk Harimau Putih membawa aku ke dasar lautan samudra, di dasar laut kumelihat dua sosok perempuan yang sangat cantik sekali. Namun sudah tua tetapi masih kelihatan cantik.Perempuan itu memakai baju berwarna ungu, dan salah atunya nampak masih muda, memakai baju berwarna putih.
Entah apa yang di bicarakan Datuk Harimau Putih dengan kedua perempuan itu. Kulihat kedua perempuan itu hanya tersenyum melihatku. Aku coba menguping dan memperjelas pendengaranku. Tetapi tetap saja aku tidak mengerti bahasa yang mereka pakai.
Sementara tba-tiba saja kedua perempuan itu menghampiriku, yang terlihat lebih muda memegang pergelangan tangan kiriku,dan mengenakan aku sebuah gelang berwarna perak dan berkepala ular. Perempuan yang terlihat lebih tua segera mendekati aku juga, dan memberikan aku bokor berwarna emas di bawah kakiku, lalu ia berkata,
"Perjalananmu masih panjang, Tali Perak." [ ]