Anak indigo atau anak nila adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Konsep ini merupakan ilmu semu yang didasarkan pada gagasan zaman baru pada tahun 1970-an. Konsep ini mulai terkenal setelah diterbitkannya beberapa buku pada akhir tahun 1990-an dan dirilisnya beberapa film satu dasawarsa kemudian.
Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai anak uang lebih empatik dan kreatif.
Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial.
Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterpakan untuk hampir semua orang (efek Forer). Fenomena indigo dituduh pula sebagai alat untuk menambang uang dari orang tua yang mudah ditipu.
***
Begitu ketika Meyliani membaca sebuah artikel di internet, disela-sela mata pelajaran mata kuliahnya. Gadis cantik berusia 23 tahun yang begitu pendiam di rumah, maupun di kampusnya ini, suka menyendiri ketimbang berada di tempat keramaian.
Mey beranggapan, bahwa orang lain tidak memahami akan suatu keadaan yang ada pada dirinya. Begitu teramat sensitif naluri yang ia miliki selama ini, dibandingkan orang lain kebanyakan. Dan ada juga beberapa teman-teman Mey yang memang senasib dengannya. Salah satunya Reka, sahabat dekatnya.
Setelah mata pelajaran kuliah berakhir pukul 18.00. sore. Mey merapihkan buku dan juga laptopnya, kemudian bergegas meninggalkan ruang kelas. Ia berjalan menuju parkiran mobil. Namun, saat Mey hendak melajukan kendaraannya, terlihat seorang wanita menghadang di depan mobilnya. Wanita itu merentangkan kedua tangannya. Kemudian mulai mendekat ke arahnya.
"Mey, habis pulang dari kampus. Kamu langsung pulang, atau bagaimana?"
"Langsung pulang. Memang kenapa Ndri?" tanya Mey pada sahabatnya yang bernama Indri.
"Haduh, Mey! Kamu ini selalu saja enggak mau menikmati hidup ini!" celetuk Indri.
"Maksud kamu bagaimana, sih?"
"Bagaimana kalau kita lihat hiburan dulu, yuk! Habis itu baru pulang. Sekarang, 'kan sedang ada pasar malam di alun-alun," ajak Indri.
"Hm, bagaimana, ya ...?"
"Ayo, jalan saja dulu. Susah banget, sih!" sela Indri yang kemudian masuk ke dalam mobil.
"Ke mana?"
"Ke alun-alun ...!" sahut Indri.
Mey dan Indri pun pergi ke sebuah pasar malam yang sedang diadakan di tengah pusat kota. Gemerlap lampu berwarna-warni di tanah lapang itu dan macam-macam hiburan permainan dan juga banyak dagangan yang ditawarkan di tempat itu.
Namun, ketika pandangan Indri tertuju pada kerumunan orang berpasangan laki-laki dan wanita sedang meramalkan asmara cinta mereka. Pergelangan tangan Mey pun ditarik begitu kuat oleh Indri untuk melihat sang peramal wanita tua itu yang di lehernya penuh dengan kalung
"Kemarilah! Apa yang dapat aku bantu. Gadis cantik?" tanya seorang wanita yang umurnya sekitar 70 tahun, tetapi wajahnya masih terlihat nampak muda dan segar sekali.
"Nek, coba ramalkan teman aku ini, Nek! Nama dia Mey. Bagaimana kisah asmaranya. Ha ha ha!" celetuk Indri sambil tertawa menyindir Mey.
"Ndri, jangan macam-macam! Bukannya kamu yang mengajak aku datang ke sini? Kenapa aku yang diramal?" tanya Mey seraya mengangkat alisnya.
"Ah, sudah ini cuma seru-seruan saja 'kan, Mey!" sahut Indri cepat. Kemudian telapak Mey diperiksa peramal wanita tua itu.
"Kamu, adalah salah satu wanita luar biasa yang tidak dimiliki orang lain pada umumnya. Dan juga teman lelakimu itu," ucap wanita peramal tua itu tiba-tiba. "Dan, kisah asmaramu dengannya terlalu buruk, dikarenakan ia tidak membalas cintamu!" lanjut wanita peramal tua itu.
"Maksud Nenek! Laki-laki itu menolak cinta teman saya ini? Dan, lelaki itu juga memilik kemampuan yang sama dengan Mey, sebagai seorang wanita indigo?" Indri tiba-tiba menyela perkataan wanita peramal tua itu.
"Hik ... hik ... hik! Aku tidak mengatakan teman kamu itu seorang indigo. Mungkin temanmu dan lelaki itu di atas indigo itu sendiri!"
"Terus siapa nama laki-laki itu, Nek? Cakep enggak, kaya enggak?" tanya Indri penasaran.
“Hik ... hik ... hik! Nama laki-laki itu, Reka Satria Pandega! Sekarang pergilah kalian sudah cukup keteranganku. Aku peringatan padamu, dan juga teman lelakimu itu. Kalian tidak akan mampu memerangiku, karena aku sekutu iblis! Makhluk terkuat yang diciptakan Tuhan. Hik ... hik … hik!" sentak wanita peramal tua itu tertawa cekikikan.
“I-ya, Nek! Kami permisi, terima kasih," kata Indri sambil memasukan uang di sebuah kotak kayu yang berukir milik peramal tua itu.
"Ayo Mey, kita pergi!" ucap Indri sambil menarik lengan Mey.
Indri tiba-tiba begitu ketakutan dengan peramal wanita tua itu. Lantas kemudian, kembali orang-orang yang berada di belakang Mey dan Indri tadi kembali mengerumuni wanita peramal tua itu.
Mey dan Indri pun telah berada di dalam mobil. Tapi, sikap Mey seperti sedang menerawang jauh, atas perkataan peramal wanita tua tadi. Padahal Mey begitu memganggumi Reka dan sangat mencintainya. Satu hal lagi yang membuat gadis cantik itu ketakutan. Bahwa, lelaki yang bernama Reka salah satu sahabatnya itu memerangi Iblis.
"Mey, nenek peramal tadi seram ya?"
"Iya ...."
"Kok, responnya iya saja? Pasti kamu kepikiran perkataan nenek peramal tadi soal Raka!" ucap Indri.
"Kepikiran, sih …!" sahut Mey.
"Ya, sudah kalau kamu enggak kenapa-kenapa, Mey. Tapi, jangan kamu pikirkan perkataan peramal wanita tua tadi. Semua itu tahayul!"
"Oke, aku duluan ya, Mey," ucap Indri setelah sampai di depan rumahnya yang memang satu komplek dengan Mey.
"Oke, Dah Mey!" ucap Indri setelah membanting pintu mobil.
"Daah, Indri ...!"
Ketika Mey pun sampai di rumah, di ruang tamu sudah ada kedua orang tuanya yang sedang menunggu.
"Kamu darimana saja sih, Mey? Ayah dan Ibu kepikiran kamu terus belum pulang!" ucap Ayah Mey seraya mengacak-acak rambut putrinya itu.
"Kalau telat pulangnya beri kabar, Mey. Handphone kamu Mama telepon malah enggak aktif!"
"Iya, Mah maafiin Mey. Tadi habis pulang dari kampus, Mey lupa mengaktifkan handphone-nya," sahut Mey ringan.
"Ya, sudah sana kamu pergi mandi terus makan," ucap ayah Mey.
"Iya, Yah! Mey enggak turun lagi ke bawah ya."
"Iya, sudah kamu istirahat, Sayang," ucap Ibu Mey seraya menciumi pipi putrinya.
Kemudian, Mey pun berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya. Kemudian, setelah membuka pintu kamarnya ia membanting tubuhya di kasur. Perkataan peramal wanita tua itu ternyata sangat mengganggu pikirannya.
Tak lama, Mey mulai tertidur dan tapi anehnya ia dapat melihat tubuhnya sendiri di tempat tidur. Kemudian ia melihat seorang nenek bungkuk berwajah hewan dan bertubuh manusia.
“Kau akan kubawa kepada tuanku iblis untuk menjadi salah satu pengikutnya yang setia. Hik ... hik ... hik! ucap nenek tua itu yang ternyata peramal tua wanita yang ditemui Mey bersama Indri.
“Aku enggak mau! Toloong ... Tolong ... Tolong Rekaaa …!”
Seketika Mey melihatnya ke sekelilingnya pemandangan berwarna kuning, dan anehnya tidak ada matahari yang bersinar di sana. Sangat sulit membedakan antara siang dan malam di tempat itu.
"Aku akan menjadikanmu wanita tercantik, terkuat dan abadi selamanya sampai akhir jaman," ucap sosok mengerikan bertubuh besar dan bertanduk di hadapan Mey.
“Aku enggak mau! Reka tolooong ... Tolooong ... Tolong aku!”
Di kamar Reka terbangun dari tidurnya karena ia seperti mendengar seorang wanita samar-samar memanggil namanya.
“Reka, pergilah selamatkan sahabatmu! Ketahuilah, kau akan mendengar perkataan iblis berkata benar!” seru suara yang tiba-tiba juga Reka dengar.
“Aku harus menolong wanita itu,” ucap Reka kemudian duduk tenang bersila dengan kedua tangan melipat di dada. Tiba-tiba saja, ia keluar dari tubuhnya melesat cepat seperti angin.
Sekejap saja Reka pun sampai di tempat yang sangat asing baginya, “Hah! Ternyata wanita itu Mey? Cepat menjauh, Mey!”
“Rekaaa!” Mey berlari mendekat dan bersembunyi di balik tubuh Reka.
“Wahai manusia lemah! Kau tidak akan mampu memerangi kami bangsa iblis!””
“Kami akan kuat jika patuh dengan perintah Tuhan dan menjauhi semua larangan-Nya!” sahut Reka.
“Hua ha ha ha .... Aku sudah berjanji kepada Tuhan, untuk menyesatkan anak, cucu manusia sampai akhir jaman nanti. Dan, aku telah rela masuk ke dalam neraka dengan segala siksaan-Nya.”
“Tetap masih sombong saja kamu, Iblis!”
"Tidak ada yang lepas dari kami bangsa iblis, dengan godaan wanita dan juga suara-suara musik di duniamu. Sekalipun ia beriman kepada Tuhan-Nya. Kami akan merusak pikirannya dan juga membolak-balikkan hatinya agar kotor dengan keindahan lekuk tubuh wanita dan juga suara musik. Hua ha ha ha...!" lanjut iblis semakin merasa bangga. Mey yang sejak bersembunyi di balik punggung Reka tidak berani melihat wajah sosok iblis itu. Dari tadi ia hanya mendengarkan percakapan Reka dan iblis itu.
"Mengapa wajah dari pada bangsamu menyeramkan dan mengeluarkan bau busuk?" tanya Reka kemudian.
"Manusia laknat, berani kau menghinaku! Ini semua karena ulah nenek moyang kalian. Aku tidak sudih bersujud kepada Adam! Karena aku merasa diciptakan Tuhan lebih unggul daripada Adam. Kemudian Tuhan Murka dan melaknatku menjadi buruk rupa seperti ini!"
"Maksudmu?"
"Ketika itu 4000 tahun lamanya kami sangat patuh terhadap Tuhanku, dan bersujud tak pernah bangun dari tempatku. Kemudian setelah diciptakannya Adam. Aku dan malaikat diperintah Tuhanku untuk bersujud pada makhluk ciptaan-Nya yang lemah itu. Hanya aku yang menentang perintah Tuhan, hingga aku terusir dari keindahan surga-Nya.
“Lalu, bagaimana selanjutnya?”
“Aku begitu dendam kepada Adam. Kemudian mengasutnya bersama Hawa untuk memakan buah Khuldi yang sangat dilarang Tuhanku terhadap mereka berdua. Aku memberinya keterangan, bahwa siapa saja yang memakan dari buah itu, ia akan abadi di surga selamanya.
Hua ha ha ha, padahal sebenarnya aku menipunya mereka!”
“Kau licik, Iblis! Jadi itu sebabnya Adam dan Hawa terusir dari surga?“
“Huaaha ... ha ... benar sekali …!”
Kemudian dengan begitu cepat, Reka menarik lengan Mey dan cepat-cepat membawanya pergi dari tempat itu.
Setelah Reka merasa telah jauh meninggalkan tempat itu, ia memegang pundak Mey dan berkata, “Cepat kamu kembali ke rumah Mey! Jangan biarkan, tubuh kamu menunggu terlalu lama!” Aku takut terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan.
“Terima kasih, Ka! Kamu sudah menolong aku.”
“Iya, sama-sama, Mey. Sudah sepatutnya seorang sahabat itu saling menolong, iya, kan? Dan, semoga kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dan buat semua nantinya!”
“Iya, kamu benar, Ka!” ucap Mey.
“Oke, aku juga mau kembali ke rumah. Sebentar lagi hampir subuh, Daaah Mey!” ucap Raka yang kemudian tubuhnya mulai menghilang perlahan-lahan dari pandangan Mey.
“Daah, Ka!” Mey pun lenyap meninggalkan tempat itu.
Sesampainya di rumah, Mey melihat tubuhnya sedang berbaring dan kemudian ia kembali memasuki raganya. Sesat ia mulai sadarkan diri dan mengucap puji syukur kepada Tuhan yang telah menyelematkannya dari rencana iblis untuk menjadikan pengikutnya. Agar menjadikannya wanita tercantik juga memiliki kekuatan yang luar biasa. [ ]