Denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring menjadi musik pagi hari ini. Tampak tiga anggota keluarga sedang sarapan bersama.
Mereka adalah keluarga Do. Dengan sang kepala keluarga bernama Do Yunho dan istrinya Do Jaejoong, serta anak semata wayang mereka Do Kyungsoo.
Mereka makan dengan tenang, tanpa suara. Hingga sarapan mereka berakhir, sang kepala keluarga membuka percakapan.
“Sooya," panggilnya pada sang putra.
“Iya, Appa. Ada apa?" Kyungsoo menatap ayahnya.
“Kau tahu bukan, jika hari ini Appa dan Eomma akan berangkat perjalanan bisnis siang nanti?"
“Tentu, Appa sudah mengatakannya semalam, lantas kenapa?"
“Begini, bagaimanapun kau adalah satu-satunya putra Appa dan Eomma, serta statusmu sebagai seorang omega, membuat kami merasa cemas meninggalkanmu seorang diri. Oleh karena itu, Appa meminta tolong pada kerabat Eomma untuk menjagamu selama kami pergi. Kau ingat Paman Jongin, kan? Adik Eomma-mu?"
Pikiran Kyungsoo menerawang, mencoba mengingat Paman yang dikatakan sang appa.
“Yeobo, barangkali Kyungie kita sudah lupa, terakhir bertemu dengan Jongin saat usianya baru menginjak 3 tahun sebelum Jongin pindah ke Amerika," interupsi Jaejoong istrinya.
“Ah, kau benar, Yeobo. Sudahlah, kau bisa berkenalan dengannya nanti. Hari ini Appa masih bisa mengantarmu, tapi nanti sore kau dijemput oleh Paman Jongin. Jadilah anak baik dan patuh pada Paman. Jangan nakal arra?!" peringat Yunho.
“Ne Appa. Arraseo," jawab Kyungsoo patuh walau dalam hatinya sudah menggerutu. Oh ayolah, dia ini sudah berusia 18 tahun. Sudah dewasa tidak perlu diawasi atau dijaga lagi. Ia ingin bebas, mumpung kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Ia bisa mengikuti balap liar, pergi ke club dan minum sepuasnya. Akan tetapi, mengapa sang appa harus menunggu kerabat untuk menjaganya? Menyebalkan!
****
Saat ini Kyungsoo tengah menatap penjelasan gurunya di depan tanpa minat. Semangatnya seolah terserap habis dan menguap seperti embun pagi yang terkena panas matahari.
“Oi Kyung, ada apa denganmu?" Baekhyun menyenggol lengan Kyungsoo yang tengah melamun, membuat Kyungsoo terkejut dan buku yang berada di depannya jatuh.
Bruk!
“Do Kyungsoo, bisa kau jelaskan materi yang saya jelaskan di depan?" tanya gurunya. Kyungsoo terkesiap.
“Mati saja kau Do Kyungsoo!" batin Kyungsoo merana. Sementara Baekhyun dan sahabatnya yang lain hanya menahan tawa.
“Maaf, Saem," ucap Kyungsoo sambil meringis. Membuat Pak Kangin menatap datar dengan matanya yang menyeramkan. “Lain kali perhatikan, jika kau mengulangi lagi perbuatanmu lagi, kau keluar dari kelasku dan mendapat nilai F!"
Kyungsoo hanya meringis ngeri.
***
Jam istirahat tiba, para murid berhamburan memadati kantin, mereka berlomba-lomba mendapatkan tempat duduk dan mendapatkan makanan guna mengisi perut yang sudah melakukan aksi demonstrasi sedari tadi di kelas.
Baekhyun dan Luhan masih betah menertawakan kekonyolan sahabat mereka di pelajaran Kangin Saem.
“Ha-ha-ha ... aduh Kyung. Aku tidak kuat melihat wajahmu yang konyol itu, itu sungguh lucu kau tahu?!" kata Luhan sambil tertawa.
“Diamlah kau Rusa China, kau membuatku malu!" desis Kyungsoo tak suka.
“Lagipula apa yang kau pikirkan?" Baekhyun menyahut dengan bertanya, “tidak biasanya kau seperti ini, Kyungja. Apa orang tuamu melarangmu keluar lagi?"
“Orang tuaku sedang dalam perjalanan bisnis," jawab Kyungsoo sambil menyeruput lemon tea.
“Woah, kalau begitu bagaimana jika sepulang sekolah kita karaoke!?" usul Baekhyun.
“Ide bagus, Baek. Ajak Chanyeol dan Sehun sekalian!" Luhan menimpali.
“Hei, kalian sedang membahas apa, sepertinya seru sekali?" tiba-tiba seorang siswa laki-laki lainnya datang menghampiri meja Kyungsoo.
“Ah, Jackson. Kebetulan kami akan pergi ke karaoke sepulang sekolah," jawab Baekhyun dengan senyum manisnya.
“Bolehkah aku ikut? Sepertinya menyenangkan," pinta Jackson penuh harap, matanya mencuri pandang ke arah Kyungsoo sesekali.
Baekhyun dan Luhan yang melihat Jackson menatap sahabatnya dengan tatapan penuh cinta hanya tersenyum dan menyenggol lengan satu sama lain, sebelum menjawab, “Ekhm, tentu saja, kau bisa berangkat dengan Kyungsoo nanti. Aku dengan Chanyeol dan Luhan dengan Sehun."
Jackson mengangguk, sedangkan Kyungsoo sudah menundukkan kepala, wajahnya merona. Oh, ayolah siapa yang tidak gugup jika berdekatan dengan orang yang kau sukai?
****
Siang telah berganti sore, jam kegiatan belajar-mengajar sudah berakhir satu jam yang lalu. Kyungsoo dan kawan-kawan sudah berada di sebuah tempat karaoke. Mereka menyanyi bersama sesekali penuh canda tawa dengan melemparkan lelucon satu sama lain.
Di jam yang sama, namun di tempat yang berbeda seorang pria dewasa tampak mengernyit bingung, pasalnya sekolah yang ia datangi tampak sepi.
“Sepertinya aku terlambat, tapi bukankah seharusnya ia menunggu? Apa Yunho Hyung tidak berpesan padanya?" gumam Jongin sambil melajukan mobilnya kembali ke rumah.
****
Senja mulai menyapa, langit berubah warna menjadi lembayung, sekawanan burung tampak terbang bebas untuk kembali ke habitatnya.
Jackson sudah berhenti di depan pekarangan rumah Kyungsoo, “Sudah sampai. Turunlah!"
Kyungsoo turun dari motor Jackson dan melepas helm-nya, “Eum, terima kasih sudah mengantarku pulang. Kau ingin masuk dulu?"
Jackson menggeleng, “Tidak, lagipula kita akan bertemu nanti malam, kan? Sudah sana masuk. Sampai bertemu nanti."
“Hati-hati," ucap Kyungsoo, Jackson mengangguk kemudian melajukan motornya. Selepas kepergian Jackson, Kyungsoo bergegas masuk ke dalam rumah.
“Dari mana kau, bukankah appa-mu berpesan padamu untuk menungguku?" interupsi Jongin saat melihat Kyungsoo masuk ke dalam rumah. Kyungsoo memandang penuh tanya, “Siapa kau?"
“Kau melupakanku Baby Soo? Aku Jongin, Kim Jongin pamanmu, bukankah kita pernah sedekat itu?"
Kyungsoo hanya memandang malas pria di depannya, “Cih, pembual!"
“Siapa pria tadi, apa itu kekasihmu?" tanya Jongin.
“Bukan urusanmu!" ucap Kyungsoo dan berlalu menuju kamar.
“Sepertinya ini akan sedikit sulit," ujar sebuah suara yang terdengar berat dalam diri Jongin.
“Kau benar Kai, tapi aku pasti akan menundukkan dirinya. Aroma feromone-nya sangat manis," timpal Jongin.
“Kau harus bertindak cepat Jongin. Aku mencium keberadaan vampir sialan tadi. Sepertinya teman Kyungsoo merupakan bangsa vampir."
“Apakah aku harus mengikatnya malam ini?"
“Tentu saja, malam nanti adalah gerhana bulan merah, ini waktu yang tepat untuk menjadikan ia pasangan terikatmu. Lagipula sudah lama aku tidak bertemu dengan Syclone, ia semakin cantik saja."
“Dasar!"
***
Malam mulai menggantikan siang, Kyungsoo sudah bersiap pergi. Malam ini Jackson mengajaknya berkencan. Akan tetapi saat tangannya hendak meraih handle pintu. Tiba-tiba saja tubuhnya merasakan panas, gatal, dan sakit. Membuat ia belingsatan berharap rasa panas itu hilang.
“Eung, ada apa denganku? Kenapa rasanya sangat panas?" keluhnya. Kepalanya terasa pusing pandangannya mulai mengabur.
“Kyung, makan malam sudah si ... ugh!" dibalik pintu kamar Kyungsoo Jongin berusaha mati-matian menahan aroma vanilla bercampur strawberry yang menggelitik dan menyeruak indera penciumannya.
“Dia sedang dalam masa heat. Grrr ...!" serigala milik Jongin menggeram. Tanpa membuang waktu, Jongin mendobrak pintu kamar keponakannya.
“Kyungsoo!" panggilnya saat melihat sang keponakan masih belingsatan di lantai. Segera saja Jongin menggendong Kyungsoo dan meletakkannya di ranjang.
“Eung ... panas ... sakit," Kyungsoo masih mengeluh.
“Maaf ... maafkan aku Kyungsoo, aku tidak punya pilihan lain."
Dalam kamar tersebut terjadi pergumulan panas di atas ranjang, sesekali Kyungsoo terlihat memberontak dalam cekalan sang paman.
“Diam dan menurutlah. Aku akan menyembuhkanmu!" Jongin mengeluarkan alpha tone beserta feromone-nya yang langsung membuat Kyungsoo tunduk. Malam itu, bukan hanya sekedar pergumulan biasa. Akan tetapi, Jongin juga melakukan ritual untuk mengikat Kyungsoo menjadi pasangan terikatnya. Desahan, lenguhan, geraman, dan teriakan menjadi melodi pengiring kegiatan mereka. Suasana panas dan aroma vanilla-strawberry yang bercampur dengan Citrus merebak dalam kamar tersebut.
Hingga beberapa saat, Jongin telah menyelesaikan ritualnya pupil matanya berubah menjadi keemasan.
“Kau milikku Kyungsoo!" katanya dengan sebuah seringai yang tersungging di bibirnya. Lalu menyusul Kyungsoo ke alam mimpi dan membawa omega-nya ke dalam pelukan.