"So cantik!" Ucap Kak Rey saat barisan pramuka Rarasantang (perempuan) sedang melewatinya.
Dengan nada ketusnya itu Kak Rey sedang mengintimidasi Qiya dan rekannya yang kebetulan sekali akan melewati barisan Kakak-kakak tingkatnya di Ambalan Kiansantang-Rarasantang yang sedang melakukan ritual pemilihan Pradana putra dan putri pada hari ini.
TOK-TOK-TOK
"Lapor kami barisan dari Ambalan Kiansantang-Rarasantang izin memasuki ruangan!" Tegas Kak Fajar memberikan laporan kepada kakak-kakak tingkat di dalam kelas.
"Silakan masuk!" Jawaban dari dalam kelas.
Lalu Qiya dan rekan sebarisan pun masuk ke dalam ruang sidang pemilihan Pradana Putra dan Purti.
Meskipun ini kali ke berapanya dia mengikuti kegiatan kepramukaan itu, tapi euforia dan suasananya selalu membuat hati berdebar karena tegangnya.
"Baik silakan kepada tiga pasang kandidat pemilihan Pradana Putra-Putri untuk menyampaikan Visi dan Misinya di hadapan hadirin sidang kali ini". Ucap MC.
Setelah ketiga pasangan kandidat sudah menyampaikan Visi dan Misinya, kini giliran acara pemungutan suara oleh semua hadirin atau anggota pramuka di Ambalan Kiansantang-Rarasantang.
"Qiya, ssstt. Qiy" bisik temannya bernama Fiqa mencoba membuka suara.
"Ya, ada apa Fiq?" Jawab Qiya.
Bisa di bayangkan Kenapa harus berbisik-bisi? Ya, karena saking serius dan khidmatnya acara sakral ini. Tapi bagi Fiqa yang anaknya 'Kepoan' tetap ada celah untuk bisa menunaikan hasratnya itu.
Jadi mereka berkomunikasi harus dengan berbisik-bisik tanpa ada acara menoleh kanan-kiri. Alias duduk dengan posisi tegak dan pandangan lurus kedepan.
"Ntar kamu mau pilih no berapa?" Masih dengan bisik-bisiknya.
"Hem, kayaknya sih no 2 deh" jawab Qiya sambil dengan sikap duduk tegaknya tanpa menoleh.
"Ouh no 2, hemm jadi Kak Badi dan Kak Raisya ya"
"Yes, kalau kamu no berapa?" Tanya Qiya
"Samaan aja deh" jawab Fiqa.
"Hemm" timpal Qiya.
Tak terasa acara pemilihan Pradana Putra-Putri itu berjalan dengan tempo yang lumayan lancar, walau ada sedikit yang mengganjal di benak Qiya soal kejadian awal masuk ruangan tadi. Siapa orang yang di maksud Kak Rey ya?
Jujur Qiya jadi sempat kepikiran dengan ucapan dan nada juteknya itu. Ya sebetulnya sih sama halnya dengan tempramennya Kak Rey yang sudah terkenal 'Juteeeeek'nya minta ampun.
Sampai pulang pun dia berperang dengan pikirannya terkait hal tersebut.
"Dahlah jangan di pikirkan Qiy"
"Emang Kak Rey itu jutek orangnya, pasti bukan ke aku kan?".
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Keesokan harinya Qiya berpapasan lagi dengan Kak Rey. tapi kini sedang berjalan ke arah kantin bersama teman sekelasnya.
aJalur yang Qiya lewati memang pasti akan bertemu dengan Kak Rey, karena ruang kelas Sepuluh itu berseberangan dengan ruang kelas Dua Belas.
Ada rasa enak gak enak bisa kenal Kakel apalagi seekskul seperti Qiya kini. Mau nyapa masih malu, mau lewatin aja, kayak masa sih kan kenal? Kayak gak punya adab aja, Kan bikin binguuuung? Aduuuh.
Apalagi setiap anggota Pramuka punya ciri khas di seragam sekolahnya yaitu Kitri, yang harus bin wajib disematkan di kerah bajunya bagi anggota laki-laki dan di ujung Khimarnya bagi anggota perempuan.
'Yakin mau ngelewatin aja, Hem?' Seperti itu sekarang arti tatapan Kak Rey saat netranya saling bertemu dengan Qiya. Bergulir dari atas ke bawah tepat ujung khimar 'ke Kitri'.
"Euh, salam Kak Rey". Ucap Qiya
"Wa'alaikumussalam". Singkat padat dan jelas jawaban Kak Rey.
"Saya permisi ya kak" kembali Qiya berbasa-basi sambil terus berlalu dari hadapan Rey.
Netranya Rey terus saja mengikuti kemana arah Qiya pergi, meski temanya terus menepuk pundaknya tapi dia tetap melanjutkan hal yang menarik perhatiannya.
"Ehem, bro mau sampe kapan lu liatin sih?" Ucap Bayu.
"Iya nih, kayaknya ada yang udah kemakan sama omongan ya nih!" Timpal Kenzhu.
"Wowow, jangan sampai dah tuh" sahut Devan.
"Dah lah jangan dilanjutin, gasskeun ke kantin" Ucap Rey mencoba menghentikan godaan teman-teman sekelasnya.
Di lain tempat Qiya yang memang pergi ke perpustakaan tadi sendirian merasa lega saat bisa kabur dari situasi yang menegangkan tadi.
"Huh hah, lumayan dag-dig-dug juga ternyata"
"Lain kali langsung lari aja deh" Keluh Qiya Pada dirinya sendiri
~~~~~~~~~~~~
Bersambungggg.....
Cerbung by
@Riyuma