" bisa gak stop bicara jujur bell?"
Ahh.... Lagi lagi pertanyaan itu terlontar dari mulut nya sendiri
Berdiri di depan cermin menatap pantulan lengannya yang penuh dengan goresan merah
Apakah ia benar-benar sudah gila?
Bisakah pikirannya tidak mengeluarkan argumen-argumen yang memuakkan ini
Apa salahnya bila berkata jujur, lagipula ia tidak sepontan berbicara jujur kan.
Kenapa semuanya malah menjauh dan menatap nya Sinis
Harus kah ia memendam pendapat nya sendiri lagi
"Ahhh... BERENGSEK! Kenapa lagi-lagi begini! Knp!"
Iya meremas lengannya dengan kasar mengakibatkan luka yang tadinya kering kembali mengeluarkan cairan merah
Kini ia seperti zombie dengan tatapan mata yang kosong