Pernah gak sih kalian, waktu nulis merasa tulisannya kok kayak kurang bagus, kayak ada yang kurang, kurang sreg, kurang indah untuk dibaca. Pernah?
Dan, biasanya kalau kayak gitu, kalian ngapain?
Hapus tulisan kah, revisi kah, marah-marah kah.
Jangan ya thor ya.
Aku punya beberapa tips, supaya tulisan kita jadi enak dibaca.
Beberapa sudah aku praktekkan sendiri, dan hasilnya yaaa, lumayan menurutku 😅
Yang pertama.
Kalian harus menuntaskan tulisan itu dulu. Tuangkan semua ide dan isii-isii kepala kalian yg random itu jadi tulisan. Jangan gatel buat edit-edit atau revisi dulu.
Hayoo, siapa yg pernah begitu? 🙄
Belum selesai nulis tapi jempolnya gatel buat ngedit 😭
KENAPA? KOK GAK BOLEH?
KAN TUJUANNYA BIAR TULISAN KITA MAKIN RAPI DIBACA NEL.
Iya, tapiii, melakukan pengeditan atau swasunting di tengah-tengah prosesmu menulis, bisa bikin fokusmu teralihkan.
Yg harusnya nulis part greget-gregetnya malah jadi benerin typo. Ujung-ujungnya, ide itu gak tersalurkan sepenuhnya.
Yang kedua.
Lafalkan tulisanmu yang sudah selesai. Ini cara paling mudah untuk mengetahui bagian mana dari tulisanmu yang kurang enak dibaca.
Cobain deh, baca tulisanmu dengan suara.
Yang ketiga.
Memerhatikan keterbacaan.
Siapa nih yang pernah nulis novel tapi paragrafnya kayak makalah, panjang bener 😂
Jangan ya, jangan menulis narasi dengan paragraf yang terlalu panjang. Hal ini bisa bikin mata pembaca lelah.
Terus gimana? Ya, perhatikan paragrafnya. Gak ada ketentuan pasti berapa minimal dan maksimal berapa baris dalam sau paragraf, tapi biasanya penulis, menulis narasi dalam 4-10 baris.
Yang keempat.
Memahami karakter pembaca.
Nggak semua pembaca membaca karya kita secara tuntas. Dan seorang penulis, semestinya bisa memahami dan menganalisa bagian-bagian yang mereka suka dan tidak suka. Apa yang tidak disukai pembaca, coba perbaiki. Mendengarkan saran pembaca juga ada bagusnya untuk si penulis itu sendiri.
Yang kelima.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Aku paham banget, si penulis biasanya menggunakan diksi-diksi tertentu untuk memperindah tulisannya. Tapi, ada hal yang perlu kamu hindari.
Jangan menggunakan bahasa yang terlalu rumit. Jangan sampai membuat seorang pembaca yang membaca karya kita kebingungan dengan maksud yang ingin disampaikan si penulis.
Yang keenam.
Perhatikan tanda baca.
Kadang, ada beberapa penulis yang abai dengan ketentuan tata bahasa, termasuk penggunaan tanda baca. Padahal, itu juga penting untuk diperhatikan.
Paham sekali ada beberapa penulis yang memilih mementingkan alur cerita yang baik.
Tapi, jika bisa keduanya, kenapa harus satu?
Yang ketujuh.
Jangan terlalu berlebihan mendeskripsikan sesuatu.
Kenapa? Tulisanmu bisa terkesan lebay karena melebih-lebihkan sesuatu, atau bahkan mengulang-ulang kalimat yang sama.
Percayalah, yang begini, sangat sangat sangat gak enak untuk dibaca.
Dan yang terakhir, ini saran dariku.
Kalau kamu mau tulisanmu semakin bagus dan berkualitas. Perbanyaklah membaca, lalu menulis.
Semakin banyak bacaan yang kamu baca, semakin banyak pula kosa kata yang kamu serap dan bisa kamu aplikasikan dalam tulisanmu.
Tak ada tulisan yang langsung indah dan bagus tanpa proses si penulis.
Ernes Gaines said, "The six golden rules if writing: read, read, read dan write, write, write."