(-_-)
Mulai memasuki sekolah, setelah covid melanda kegiatan ku hampir tak pernah berubah. Rebahan, sibuk dengan bacaan novel, menonton film, menggambar dan mempelajari sesuatu yang ku pikir menarik.
Hari itu aku dengan seragam SMK setengah basah duduk diatas motor di sebuah bengkel yang belum buka untuk meneduh dari derasnya hujan, karena tak membawa jas hujan, menunggu hujan reda agar bisa melanjutkan perjalanan.
Tak punya kuota, dan bosan akan pemandangan jalan yang dilewati kendaraan yang menerobos hujan. Akhirnya aku berakhir pada note di ponsel yang ku genggam. Menulis, itulah yang aku lakukan, kegiatan yang akhir-akhir ini aku salami. Merangkai beberapa kata agar menjadi susunan kata indah dan menarik untuk dibaca.
Seorang introvert seperti ku ini bisa apa, selain menyendiri? Berteman dengan setumpuk hobi yang sudah menjadi duniaku. Bukannya tak mau bersosialisasi, tapi ya inilah aku.
“Lagi apa?”
Jari ku yang menari diatas keyboard terpaksa berhenti. Entah saking fokusnya aku atau bagaimana, tapi aku baru menyadari bahwa sekarang bukan hanya aku seorang diri yang tengah meneduh disini. Aku mengangkat wajah, mendapati seorang laki-laki dengan kemeja putih khas anak SMK yang setengah basah, duduk di atas motornya disamping motorku.
“Ngetik,” balasku seadanya, aku menunduk pada ponsel dan kembali pada dunia ku. Melanjutkan aktivitas berimajinasi.
“Sekolah mana?” Tiba-tiba dia membuka suara, mencoba memecahkan keheningan diantara kami.
Aku menunjuk pada bet sekolah ku dan tersenyum kecil kerahnya.
Melihatku terkesan cuek padanya, dia kembali bersuara. “Sibuk ya?” Tanya nya lagi.
Sepertinya dia masih mau mencoba membuka pembicaraan dengan ku. Melihat aku yang sibuk dengan ponsel ku. Mungkin dia ingin memecahkan kesunyian yang mulai merambat di tempat ini? Atau cuma modus untuk menarik perhatianku.
“Iya,” jawabku tak mengalihkan pandangan ku dari layer ponsel. Ia bergumam tak jelas.
Setelahnnya tak ada tanya-jawab lagi. Kami sibuk dengan pikiran masing-masing ia juga mulai fokus pada ponsel pintar miliknya.
Aku mulai berpikir kenapa dia mau menyapa ku. Aku yang jarang bahkan hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang tak dikenal apalagi lawan jenis, sepertinya agak kurang nyaman dan tidak mengerti bagaimana caranya memulai pembicaraan atau menanggapi pembicaraan mereka.
Focus ku tak pernah teralihkan jika sedang menulis, karena aku akan mencari tempat sepi atau menunggu untuk sendiri baru melakukan hobi yang baru kutemui itu. Dengan ponsel kesayangan ku. Sebelum dia membelah separuh perhatianku
(+0+)