Di suatu Sekolah ada seorang gadis cantik yang sangat populer.
Saking cantik nya dia bahkan hampir disukai oleh seluruh anak laki laki di seluruh penjuru sekolah nya.
Namun gadis cantik itu sama sekali tidak tertarik dengan anak laki laki di sekolah yang menyukainya, dia malah tertarik dengan salah satu anak laki laki yang sangat pendiam di kelas nya.
Anak laki laki itu bernama Abigail sedangkan gadis cantik populer di sekolah nya ini bernama Diara.
Diara dan Abigail tahun ini telah memasuki kelas XI-B.
Pada hari kamis, kelas XI-B mengikuti pelajaran olahraga seperti biasanya.
Pada hari itu juga guru olahraga nya ini menyuruh anak anak kelas XI-B untuk praktek bermain bola basket.
Pak guru mulai membuat regu untuk masing masing anak, 1 regu terdiri dari 5 anak.
Dan 1 regu itu juga terdiri dari 2 anak perempuan dan 3 anak laki-laki.
Diara seregu dengan Viona, Xavier, Sebastian, dan Abigail.
Tentunya Diara yang mengetahui bahwa dia seregu dengan orang yang dia sukai itu pun sangat senang.
Saat latihan ingin di mulai, Diara yang awalnya baik baik saja, tiba tiba dia merasa pusing dan perut nya sangat sakit.
"Diara, lo gapapa?" Tanya viona
Diara yang mendengar itu pun langsung menggeleng dengan cepat.
"Engga kok vin, gua gapapa" Ucap Diara.
"Yakin lo? kalo ga kuat bilang aja, takutnya ntar lo kenapa napa lagi" Ucap Viona dengan nada yang khawatir.
"Udah santai, tenang aja gua gapapa kok".
"Oke sudah siap ya semuanya" Ucap pak Toni yaitu guru olahraga di sekolah itu.
1...
2...
3...
Pritt!!
Latihan permainan bola basket itu pun langsung di mulai saat Pak Toni membunyikan peluit.
Pertandingan bola basket antara dua regu itu awalnya berjalan dengan baik dan lancar lancar saja, tetapi saat di tengah tengah Diara ingin melemparkan bola basket itu ke dalam ring, tiba tiba saja pala Diara terasa sangat pusing hingga dia jatuh pingsan.
Tentu saja dengan kejadian Diara yang tiba tiba pingsan begitu di tengah tengah lapangan pun langsung membuat teman teman nya pun sangat terkejut.
Abigail yang melihat kejadian itu pun hanya terdiam, seolah olah dia tidak perduli ada teman nya yang pingsan, apalagi cewe.
Pak Toni yang tentunya khawatir dengan kondisi murid nya yang pingsan pun menyuruh salah satu teman dari Diara untuk membawa Diara ke uks dan menemaninya, namun tidak ada salah satu pin dari mereka yang menjawab, saat key ingin berbicara bahwa dia sajalah yang akan membawa dan menemani Diara pun terkejut dengan suara Abigail yang tiba tiba berkata.
"Biar saya aja pak yang bawa Diara ke uks".
Semua murid disana pun terkejut, karna tiba tiba Abigail mengajukan diri untuk membawa dan menemani Diara di uks.
Teman teman dekat Diara pun yakni, key, Elia, dan Shannon tak kalah terkejut juga, Karna mereka ber-3 mengetahui bahwa Diara menyukai Abigail.
"Yasudah Abigail bawa Diara ke uks, dan ingat jangan macam macam". Ucap pak Toni
Abigail yang mendengar itu pun langsung mengangguk setuju dan mulai menggendong tubuh Diara ala bridal style menuju ke uks.
Shannon yang masih terkejut pun melihat ke-2 teman nya itu sambil berbicara.
"Seorang Abigail yang pendiem dan bahkan jarang ngomong di kelas tiba tiba ngajuin diri buat bawa dan jagain Diara di uks, ga percaya aku wak". Ucap Shannon yang sangat terkejut.
"Apa jangan jangan Abigail itu sebenernya suka ya rek sama Diara" Celetuk Elia.
"Bisa jadi sih, padahal tadi dia keliatan ga perduli banget kalo ada yang pingsan, tapi kenapa dia tiba tiba ngajuin diri buat nemenin Diara di uks ya". Ucap key.
Ke-2 teman nya pun hanya menggeleng, sebagai tanda tidak tau.
Beralih ke Diara dan Abigail.
Beberapa menit kemudian Diara mulai terbangun dari pingsan nya, Diara melihat ke arah kiri dan kanan untuk menetralkan dan mencerna kejadian apa yang baru saja terjadi dengan dirinya.
Namun saat Diara melihat ke samping sebelah kanan, Diara melihat ada Abigail yang duduk di samping ranjang uks sambil fokus bermain handphone nya.
Tentu Diara yang melihat itu pun tidak percaya dan dia langsung mengucak ngucak matanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah lihat.
"Abigail?..."
Abigail yang melihat bahwa Diara sudah siuman pun langsung mematikan handphone nya, dan pandangan nya kini tertuju dengan Diara yang terbaring di hadapannya.
"Tadi lo pingsan di tengah tengah lapangan". Ucap Abigail dengan nada yang acuh tak acuh.
"Ohh... maaf ya gara gara gua tim kita jadi kalah, tadi kepala gua mendadak pusing banget"
Abigail hanya mengangguk
"Gapapa, ga ada yang tau juga kalo lo mau pingsan". Ucap Abigail
Mendengar perkataan Abigail entah kenapa jantung Diara ini berdetak kencang, soalnya ini kali pertama dia berbicara 4 mata dengan Abigail.
Saat Diara sedang terdiam Abigail pun berbicara kepada Diara.
"Diara, gua balik ke lapangan dulu ya, lo gapapa gua tinggal sendirian?"
Diara yang mendengar suara dan perkataan Abigail pun langsung tersadar dari lamunan nya, ada sedikit tatapan kekecewaan di wajah Diara saat Abigail bilang kalau dia ingin kembali lagi ke lapangan untuk melanjutkan latihan bola basket nya.
Namun disitu Diara hanya bisa mengangguk.
"Oh iya gapapa bi, tolong bilangin juga ya ke anak anak sama pak Toni gua minta maaf gua ga bisa lanjut latihan lagi kepala gua masih pusing banget".
Abigail yang mendengar itu hanya mengangguk dan berdiri dari tempat duduk nya lalu berjalan menuju pintu keluar di uks.
Saat Abigail telah keluar dari uks, Diara tersenyum senyum sendiri di dalam uks itu sambil membayangkan kejadian yang membuat nya salting saat itu.