Di sebuah kota kecil, di tengah taman bunga, tinggal seorang pemuda bernama Rian.
Dla bekerja di sebuah kafe yang selalu dipenuhi aroma kopi dan kue-kue segar.
Setiap sore, saat matahari mulai terbenam, Rian menikmati momen tenang di teras kafe sambil memandangi langit jingga.
Suatu hari, seorang gadis bernama Maya datang ke kafe itu.
Rambut panjangnya berkibar tertiup angin dan senyumnya membuat jantung Rian berdebar.
Maya sedang duduk di sudut kafe, memesan cappuccino sambil membaca buku.
Rian tak bisa mengalihkan pandangannya.
Hari demi hari, Maya datang kembali.
Mereka mulai berbincang, bercerita tentang impian dan harapan.
Rian mengetahui bahwa Maya menyukai seni lukis, dan Maya tahu bahwa Rian bercita-cita membuka kafe sendiri.
Momen-momen kecil itu semakin mempererat hubungan mereka.
Suatu sore, saat senja mulai tiba, Rian memutuskan untuk memberanikan diri.
la mengundang Maya untuk berjalan-jalan di kebun bunga.
Dengan hati berdebar, Rian mengungkapkan perasaannya.
"Maya, setiap kali melihat senja, aku teringat padamu.
Kau adalah warna yang memberi makna dalam hidupku."
Maya tersenyum, matanya bersinar.
"Rian, aku juga merasakannya.
Setiap detik bersamamu adalah keindahan yang tak tergantikan."
Saat matahari tenggelam, Rian meraih tangan Maya, dan di tengah keindahan kebun bunga, mereka saling mengikat janji.
Cinta mereka tumbuh seperti bunga-bunga yang mekar, indah dan penuh harapan.
Malam itu, di bawah langit berbintang, mereka tahu bahwa kisah cinta ini adalah awal dari petualangan baru, penuh warna dan kebahagiaan.