Wanita muda bernama jamilah biasa dipanggil mila umurnya baru dua puluh lima tahun,dia bekerja di salah satu supermarket pinggir kota.
Suatu malam Mila bertemu dengan seorang pria,saat berjalan dia tidak sengaja menabrak Mila sedang berjalan,dari situ lah awal pertemuan dan pertemanan mereka, seiring berjalannya waktu mereka mulai akrab dan saling tukar nomer.
Pria itu adalah Jaka, lelaki yang mengisi hari-hari Mila.
Pada malam minggu Mila pulang dari tempat kerjanya cukup larut dan Jaka tiba-tiba ingin ketemuan dengan Mila, mereka janji akan bertemu di taman tak jauh dari tempat Mila bekerja.
Sebelum bertemu dengan Jaka, Mila merapikan riasan di bibir yang ternyata sudah pudar warnanya hanya dua kali goresan lipgloss sudah membuatnya terlihat cantik.
Karena dasarnya Mila sudah cantik, alisnya rapi alami tak perlu dicukur, mata cokelat terang tak perlu softlens, bibir merah kecoklatanlah yang harus ia tutupi dengan sedikit lipgloss merah merona, setengah jam kemudian Jaka pun datang.
Singkat cerita mereka memesan makan di penjual kaki lima dekat dengan tempat mereka duduk.
Sambil menikmati bakso dan es jeruk mereka ngobrol dengan akrab sesekali Jaka memandang Mila dengan tatapan yang tidak biasa. Matanya tertuju pada tubuh molek Mila, selain cantik, Mila memiliki tubuh yang ideal dengan ukuran dada lumayan besar.
Karena sudah hampir tengah malam, mereka pun memutuskan pulang,di tengah perjalanan tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Sedangkan dia tidak membawa jas hujan, sebelumnya cuacanya cerah bintang bertaburan dan suhu udara tidak terlalu dingin.
Takut basah kuyup dan khawatir Mila akan masuk angin Jaka dan Mila setuju untuk berhenti di sebuah pos ronda tanpa penerangan. Namun disana seseorang meninggalkan api unggun kecil yang hampir padam. Memang tidak terlalu basah karena bergegas ke tempat teduh. Api itu digeser sedikit kedalam dengan lembaran seng dan membakar sisa kayu yang ada.
"Bagaimana ini Jaka, hujan semakin lebat saja"kata Mila mulai kedinginan dan api kecil di depan Mila tidak membuatnya merasa hangat.
Jaka mengusap bahu Mila dan berkata "tenang sayang... kan ada aku,kamu tidak usah takut" sambil tersenyum manis. Mereka duduk berhadapan,melihat senyuman Jaka hatinya berdesir tak karuan, ada nafsu yang terselubung dalam hatinya.
Tak disangka Jaka terus mendekat di samping Mila. Wajahnya sudah berada di pipi, Mila tak sanggup menahan rasa hangat bercampur geli bersamaan,tanpa sadar Mila mencium bibirnya, seperti ada suatu dorongan yang membuatnya melakukan itu.
Jaka tidak membuang kesempatan, langsung di melumatnya bibir merona beraroma strawberry, bahkan rasanya pun manis, mereka pun berciuman dengan penuh nafsu.
Dingin malam berhiaskan tirai hujan membuat rasa dingin di antara keduanya sirna.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?