Sosoknya tidak akan pernah tergantikan, Kehadiranya pun akan selalu dinantikan.
Dimana pun keberadaanya ia akan selalu menjadi orang pertama yang di cari-cari keberadaanya. Sapa darinya adalah salah satu bentuk rasa kepedulianya.
"Bagaimana kabarnya?"
"Lagi apa?"
"Sudah makan, belum?
"Mau kemana?"
Adalah salah satu bentuk perhatiannya terhadap anak-anaknya. Ibu yang tak pernah menuntut apapun selain hanya ingin mendengar dan mengetahui kabar dari anak-anaknya. Walau tak selamanya mendapat sambutan yang baik, namun ibu akan tetap pada perhatianya.
"Duh, bu berisik"
"Iya, nanti aku makan"
"Apasih kepo banget"
"Terserah dong mau kemana"
Ibu akan terus bertanya, walau kadang kala harus berakhir menyakiti hatinya. Senyuman ketulusan nya, bukti bahwa ia mencintai anak-anaknya tanpa syarat.
"Semoga sukses dan bahagia selalu" adalah harapan terbesar untuk anak-anaknya.
Namun, kehampaan akan terasa setelah ibu tak lagi ada.
"Bu, aku pulang"
Hening, tak ada jawaban, sampai ia pun menyadarai bahwa sosok itu sudah tak lagi berada dalam rumah. Terdiam dan merenung, melihat kembali rumah yang terasa hampa tanpa kehadiranya. Sosok yang biasa menyambutnya, kini tak lagi ia lihat, dan sapa yang penuh kehangatan tak lagi bisa ia dengarkan kembali.
"Bu, ternyata aku tidak bisa apa-apa tanpamu" menangis meratapi penyesalan. Merindukan kembali sosok yang tak lagi bersamanya.
"Bu, ternyata aku sadar, peranmu begitu penting di hidupku"
Raut wajahnya terlihat tersenyum, namun matanya memperlihatkan rasa penyesalan yang amat dalam. Pada sosok yang dulu ia anggap penggangu?
"Maafkan aku, bu. Aku terlambat menyadari semuanya"
Kini, ia tersadar bahwa sapa yang biasanya begitu berisik akan terasa hampa ketika tak lagi mendengarnya. Sapa dari seorang IBU untuk anaknya yang ia cintai.