"Tak usah banyak bicara. Dimana Emely?" geram Elvan.
"Hm.... Emely ya???" Pria itu mengetuk-ketuk dagunya dengan kepala didongak sedikit. "Ah!!! Gadis manis itu ya? Hmm... Tapi sayang sekali, sekalipun kau berhasil membawanya, kau akan mendapatinya sudah beda alam," ucapnya lagi mengintimidasi.
"Apa maksudmu???" tekan Elvan.
"Kau bisa saja menyelamatkannya, dengan syarat kau bisa mengalahkanku Pangeran Terkutuk."
Louise pun terbang menabrak atap dan lari ke arah gelapnya hutan.
"HEY!!! JANGAN LARI KAU!!!"
Elvan pun ikut melesat mengejar Louise ke arah gelap hutan.
***
Di tengah malam yang gelap, dua sosok bayangan bergerak cepat di antara pepohonan hutan yang lebat. Cahaya bulan purnama yang menerobos celah-celah dedaunan hanya cukup untuk memperlihatkan kilatan mata merah mereka. Kedua vampir itu, dengan taring yang mencuat dan cakar yang tajam, saling berhadapan dengan penuh kebencian.
Suara desis dan raungan rendah terdengar saat mereka mulai bertarung. Gerakan mereka begitu cepat, hampir tidak terlihat oleh mata manusia. Setiap serangan dan tangkisan menghasilkan percikan api kecil saat cakar mereka bertemu. Pohon-pohon di sekitar mereka bergoyang dan beberapa bahkan tumbang terkena dampak pertarungan yang dahsyat itu.
Salah satu vampir, dengan rambut panjang yang berkibar, melompat tinggi ke udara dan menyerang dari atas. Lawannya, dengan gerakan yang tidak kalah cepat, menghindar dan membalas dengan serangan balik yang mematikan. Pertarungan itu berlangsung sengit, dengan kedua vampir menunjukkan kekuatan dan kecepatan luar biasa.
Akhirnya, setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, salah satu vampir berhasil menjatuhkan lawannya ke tanah. Dengan satu gerakan cepat, ia menancapkan cakar tajamnya ke dada lawannya, mengakhiri pertarungan dengan kemenangan yang pahit. Hutan kembali sunyi, hanya suara angin yang berbisik di antara pepohonan, seolah-olah menyimpan rahasia pertarungan yang baru saja terjadi.