Aku Seline Calista Marx. Anak pertama dari pasangan Renata dan Richard Marx.
Aku terlahir di keluarga yang sederhana, dan hanya tinggal berdua bersama ayahku.
Ibuku telah meninggal saat ia melahirkanku, sehingga aku sangat dibenci oleh ayah beserta seluruh keluarganya. Bahkan keluarga ibuku pun sangat membenciku.
Setelah kepergian ibu,ayahku menjadi orang yang kasar dan suka pulang ke rumah dalan keadaan mabuk. Ia juga sering bermain judi dan meninggalkan banyak hutang, baik di tempat judi maupun di bar.
Aku yang hanya tamat SMA saja harus mencari pekerjaan untuk bisa membantu perekonomian kami.
Aku pernah bekerja di restoran,namun di pecat karena ayahku datang meminta uang tapi aku tidak berikan. Ia lalu menghancurkan fasilitas yang ada di restoran itu, sehingga aku tidak menerima gajiku dan langsung dipecat begitu saja.
Sungguh mengenaskan hidupku ini. Kadang aku berpikir, kalau semisalnya ibu masih ada mungkin aku tidak seperti ini dan ayah pasti tidak mabuk-mabukan. Namun semua sudah ditakdirkan untuk seperti ini.
Kita tidak dapat menentang takdir dari Yang Maha Kuasa, karena kehidupan ini milikNya dan kita hanya dititipkan untuk menjaga serta merawat apa yang ada saat ini.
**************
Akhirnya kali ini aku mendapatkan pekerjaan, namun kerjanya di malam hari dan yang lebih mengejutkan lagi adalah bekerja di bar ternama di kota New York.
Padahal aku daftar kerjanya itu sebagai pelayan. Sepertinya maksud dari pelayan ini adalah melayani para pria-pria di bar.
"Semoga saja hanya sebagai pelayan yang sekedar mengantar minuman" kata Seline bermonolog.
Dan benar saja ia hanya bekerja sebagai pengantar minuman dan tidak lebih dari itu.
Namun sebuah bencana terjadi. Dimana ayahnya yang mabuk-mabukan di bar tempat Seline bekerja karena kalah judi dan ia sedang di kejar oleh segerombolan pria berbadan tegap dengan setelan jas hitam dan tiba-tiba muncullah seorang pria tampan dengan badan tegap,tinggi,hidung mancung,dengan tatapan yang sulit diartikan.
Dimana pria tua bangka itu. Berani-beraninya dia melawan bos kami. Kata pria yang berdiri di depan yang sudah Seline tebak kalau dia adalah salah satu dari anak buah pria tampan tadi.
Saat tengah menatap mereka, ayahnya langsung di tarik oleh laki-laki bertubuh besar.
"Ini dia orangnya bos" seru laki-laki itu.
Seline yang melihat itu langsung terkejut bukan main. Ia pikir kalau yang dicari bukan ayahnya.
"Ayah!! Apa yang ayah lakukan disini?" Teriaknya.
Tiba-tiba muncul pria tampan itu lalu berjongkok dihadapan Seline sambil menelisik wajah manis gadis itu.
"Apakah dia putrimu Mr. Marx?" Tanya pria tampan itu.
"Iya tuan dia putri saya" balas ayah Seline dengan nafas terengah-engah karena lehernya sedang dicekik oleh salah satu anak buah Dixon.
Yah pria itu bernama William Dixon, mafia kelas kakap yang paling ditakuti di New York. Serta pemilik perusahaan ternama kedua di dunia setelah kakaknya.
Seline yang awalnya menyukai wajah tampan pria itu langsung saja mengurungkan niatnya karena ia mengerti dengan maksud dari tatapan pria itu.
"Sepertinya putrimu bisa dijadikan jaminan hutang-hutang mu" sahut Dixon sambil membelai wajah gadis di depannya.
"Bawa dia saja, asalkan hutang-hutang ku lunas Mr. Dixon. Saya juga tidak membutuhkan anak sialan ini" balas ayah Seline dengan nada emosi.
"Baiklah. Bawa dia ke Mension ku, aku ingin menggunakannya malam ini."
Setelah itu Seline ditarik paksa oleh anak buah Dixon.
Seline yang ingin memberontak langsung dibuat pingsan oleh Dixon dengan cara menyuntikkan obat bius ke tubuh gadis itu.
Selamat membaca