Kampung Kecil di pesisir pantai itu hidup dalam kedamaian dan rutinitas yang tenang. Setiap malam, warga berkumpul di tepi pantai, bercengkerama sambil menikmati suasana malam yang damai. Namun, malam itu, ada sesuatu yang terasa berbeda. Angin malam berhembus lebih kencang dari biasanya, dan langit gelap dipenuhi awan tebal.
Rina, seorang ibu muda, merasa cemas. Suaminya, Jaya, telah meninggalkan rumah untuk memeriksa perahu mereka yang ditambatkan di pelabuhan. Saat ia menyusuri rumah, merapikan mainan anaknya, dan memeriksa persediaan makanan, kegelisahan menyelimutinya. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan hujan deras mulai turun.
Tak lama kemudian, getaran gempa bumi mengguncang tanah. Rina merasakan rumahnya bergetar, dan lampu-lampu mati seketika. Dia berlari ke luar, terkejut melihat warga kampung berlarian panik ke arah tempat yang lebih tinggi. Jaya, yang baru kembali dari pelabuhan, memegang tangan Rina dengan tegas.
"Kita harus pergi ke bukit, Rina. Ada tanda-tanda tsunami," ujar Jaya dengan nada cemas.
Rina mengangguk, dan mereka berlari menuju bukit bersama anak mereka yang masih kecil. Ketika mereka sampai di puncak bukit, mereka melihat pemandangan mengerikan di bawah. Gelombang laut yang sangat besar, yang tampaknya tak berujung, bergerak cepat menuju daratan.
Warga kampung yang tersisa juga berlari ke bukit, wajah mereka dipenuhi ketakutan. Mereka berpelukan, saling memberikan dukungan di tengah terjangan hujan dan angin yang kencang. Beberapa orang mulai menangis, sementara yang lain berdoa dengan penuh harapan.
Gelombang pertama menghantam pantai dengan kekuatan yang mengerikan, menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalannya. Rina dan Jaya memeluk anak mereka erat-erat, berharap agar bencana ini cepat berlalu. Malam itu, mereka hanya bisa memandangi kekacauan yang terjadi di bawah dengan penuh kepasrahan.
Akhirnya, setelah beberapa jam, gelombang-gelombang itu mereda, dan langit perlahan mulai cerah. Warga kampung turun dari bukit dengan hati yang hancur, menyaksikan kehancuran yang ditinggalkan oleh tsunami. Rumah-rumah hancur, perahu-perahu rusak, dan banyak yang kehilangan tempat tinggal mereka.
Namun, di tengah kepedihan, ada rasa solidaritas dan kekuatan yang lahir. Warga kampung bekerja sama untuk membersihkan puing-puing, membantu mereka yang kehilangan, dan membangun kembali apa yang bisa diperbaiki. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah, tetapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka akan bisa melewati bencana ini dan membangun kembali kampung mereka dengan lebih kuat.