Di tengah malam yang sunyi, hanya suara detak jantungku yang terdengar di telingaku. Aku terbaring di tempat tidur, tubuh gemetar, mataku terpejam erat. Rasa takut yang mencekam mencengkeram hatiku. Tak lama lagi, aku akan merasakannya.
Beberapa hari terakhir, aku merasakan kehadirannya. Bayangan samar di sudut mataku, suara desahan pelan di malam hari, dan aroma anyir yang menyeruak dari balik lemari. Aku selalu menganggapnya sebagai halusinasi, namun malam ini, semuanya terasa berbeda.
Rasanya, ada sesuatu yang bergerak di bawah tempat tidurku. Aku bisa merasakannya, napas berat yang membentur kakiku, hawa dingin yang menusuk tulang. Aku berusaha untuk tetap tenang, namun rasa takut semakin menguasai diriku.
Dengan perlahan, aku membuka mata. Gelap pekat menyelimuti kamar, hanya cahaya remang-remang dari lampu jalan yang menerobos celah tirai. Aku mencoba melihat ke bawah tempat tidur, namun hanya kegelapan yang menyambutku.
"Halo?" bisikku, suara gemetar.
Tak ada jawaban. Hanya keheningan yang meresahkan.
Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Aku tahu kau di sana," kataku, suara sedikit lebih lantang. "Keluarlah!"
Tiba-tiba, suara gesekan logam terdengar dari bawah tempat tidur. Aku menjerit, tubuhku menegang. Seolah ada sesuatu yang sedang merangkak keluar.
Aku menutup mata, tubuhku bergetar hebat. Aku bisa merasakannya, sesuatu yang dingin dan basah menyentuh kakiku. Aku berteriak sekuat tenaga, memohon pertolongan.
"Tolong! Tolong!"
Namun, tak ada yang datang. Hanya suara desahan yang semakin keras dan napas yang semakin panas membentur kakiku. Aku merasakan sesuatu yang dingin dan tajam menusuk kulitku.
Aku membuka mata, dan seketika itu juga, aku terbangun. Keringat dingin membasahi tubuhku, jantungku berdebar kencang. Aku terengah-engah, mencoba menenangkan diri.
Itu hanya mimpi. Sebuah mimpi buruk yang mengerikan.
Namun, saat aku mencoba untuk kembali tidur, aku merasakannya lagi. Napas panas yang membentur kakiku, aroma anyir yang menyeruak dari balik lemari.
Aku tahu, itu bukan mimpi. Dia ada di sini. Di balik bayang-bayang, di bawah tempat tidurku.
Aku hanya bisa berharap, aku bisa bertahan sampai pagi.