Manusia itu unik... Hanya dari melihat status WhatsApp orang-orang yang save nomorku, aku bisa melihat berbagai macam kehidupan yang beragam.
Ada yang membagikan kondisi sakitnya, sedang dirawat di IGD, namun memasang wajah seperti sedang liburan di raja Ampat
Ada yang membagikan progress kemajuan skripsinya, yang sekarang sudah masuk ke Bab kesimpulan, Bab 5 maksudnya.
Ada yang membagikan keluh kesahnya dengan Battle Pass Fortnite yang baru saja ia beli. Ia hanya punya 3 minggu tersisa sebelum hadiah-hadiah Battle Pass-nya hangus. Sepertinya dia tidak expect durasi langganan yang ia punya bakal sependek itu.
Ada yang membagikan keseruan liburannya, tapi bukan dirinya, melainkan liburan orangtuanya, dengan caption "Gen Bucin menurun dari orang tua."
Ada yang membagikan foto kaos, plakat, gantungan kunci, dan... eh, ini mah nomor toko online. Kok nomor aku di-save, yah?
Ada yang membagikan momen kebersamaannya dengan tiga anaknya di stadion bola. Ayah yang baik adalah ayah menyisihkan family time dengan anak-anaknya. Sudah pasti, kan?
Ada yang membagikan teks belaka, bertuliskan "Kita start ke Makassar di jam 11 atau 12, langganan siang." Yap, dia seorang sopir. Tak perlu membagikan momen apapun. Yang dia butuhkan hanyalah penumpang yang bisa memberikannya uang untuk bertahan hidup.
Astaga, ini mah kebanyakan. Lihatlah, tak satupun dari mereka yang sama. Punya kehidupan masing-masing. Punya cara membagikan momen masing-masing. Punya niat dan tujuan masing-masing.
Tapi terbesit di diriku satu pertanyaan.
Setelah menonton status WhatsApp mereka, apa hikmah yang bisa kita dapat?
Jawabannya mungkin bisa kamu bagikan lewat status WA-mu sendiri...
Manusia itu unik,
Dan kamu mungkim juga salah satunya...