pasar malam yang kini begitu ramai dengan setiap permainan yang di suguhkan, membuat siapa saja tergiur untuk mencobanya
tak jauh dari tempat tiang lala, seorang gadis duduk sendirian. wajah nya sedikit pucat, tidak ada senyuman di mulutnya
di setiap orang yang lalu lalang, hanya gadis ini yang tidak tersenyum. aku mendekatinya dan bertanya " hai.. wajahmu pucat, apa kamu sakit? " tanya ku yang langsung duduk di samping nya
gadis itu mengelengkan kepalanya " tidak " jawab nya singkat
" lalu.. kenapa kamu tidak tersenyum? " tanya ku
gadis itu menatap ku sejenak lalu tersenyum kecil " aku hanya tidak ingin bergantung pada topeng " ucap nya yang membuat ku bingung
apa maksudnya senyuman? " apa yang membuatmu tidak tersenyum.. aku yakin kamu punya alasan nya " tanya ku berusaha menyakinkan nya
gadis itu menatap ku lebih lama dari tatapan sebelumnya " ini pertama kali nya ada yang bertanya hal itu " ucap nya yang sepertinya sedikit kaget
aku diam. umur nya sepertinya tidak jauh dari ku.. tapi. cara nya menjawab seperti orang dewasa yang pernah mengalami segala hal " ohh benarkah? " tanyaku yang di jawab anggukan oleh nya
aku menghela nafas berat " aku pernah bertemu orang sepertimu.. aku yakin. dulu kamu lebih ceria dari pada sekarang.. hanya saja.. waktu melunturkan ke ceriaanmu " ucap ku panjang lebar
gadis itu terus menatapku " sepertinya begitu.. entah lah.. aku bingung.. " jelas nya
" apa yang membuatmu bingung " tanya nya
" dulu aku pernah percaya kepada seseorang.. tadi.. orang itu sering datang dan pergi saat dirinya membutuhkan ku " ucap nya mulai bercerita
" aku berusaha menyakinkan diriku bahwa dirinya adalah orang baik. tapi pada akhirnya dirinya meninggalkan ku.. aku ingin menahan nya, namun aku tidak ingin egois. dari sana aku jalani hidup sendirian " ucap nya tanpa menyebutkan nama orang itu
" bagaimana dengan teman teman mu? " tanya ku
gadis itu tersenyum ke arah langit " aku di tinggalkan sendirian. karena di mata mereka fisik ku kurang bagus, dan aku juga jarang tersenyum karena itu mereka menjauhiku " jawab nya
aku bisa melihat nya. air mata yang siap menetes, tangan ku mengandarkan kepala gadis itu pundakku " kalau begitu.. tersenyum lah.. jangan terus berpikir senyum hanyalah topeng " ucap ku
" cari tempat yang bisa menerima kekurangan mu sebanyak apapun, tidak pernah meninggalkan mu suka atau duka. jangan sedih.. tuhan tau yang terbaik untuk kita " ucap ku panjang lebar, aku bisa merasakan pundak ku yang mulai basah
" t-tapi.. bagaimana dengan teman teman ku " ucap nya yang mulai terbata bata dan serak
" tinggalkan orang yang membuatmu terluka .. berlari lah ke tempat yang membuatmu bahagia, semua orang berhak bahagia. tidak semua orang yang kita kenal bisa jadi teman kita " ucap ku
" aku hanya mengenal nya tapi dia bukan teman ku.. arti teman bukan untuk saling meninggalkan, tapi tempat untuk tertawa dan tersenyum " ucap ku panjang lebar
" kalau ada apa apa cerita ke teman dekat. aku percaya mereka akan memberimu saran " ucap ku
gadis itu menggeleng kan kepalanya " aku enggak punya teman "
" keluargamu? "
" mereka tidak pernah mau mendengarkan ceritaku " jelas nya sedih
" ayah dan ibu mu pasti sibuk untuk menafkahi keluarga. kalau begitu jadi teman mu saja " ucap ku dengan senyuman manis
" apakah boleh? " ucap nya sedikit malu
aku mengangguk cepat " kenapa kalau aku ingin berteman dengan mu.. ayok.. ada banyak waktu untuk bersenang senang " ajak ku yang langsung menarik nya pergi bersenang senang
aku melihat nya tersenyum, aku yakin dia tidak menyadari dirinya sudah tersenyum untuk ketiga kalinya dengan ku.
orang yang baru kenalan pun bisa langsung jadi sahabat. aku sudah bilang tidak perlu orang yang sudah lama kita kenal baru bisa jadi sahabat. orang baru kenal pun bisa jadi sahabat terbaikmu karena mereka menerimamu apa adanya
semangat lah menjalani kehidupan.. di dunia yang kejam ini.. ada kebahagian yang menanti kedatangan kita. jangan menyerah dalam menjalani kehidupan..semua nya akan sia sia jika kamu sendiri menyerah