PLAGIATOR FROM NO WHERE
Nanno: "Lagi ngapain sih Yuri senyum2 sendiri? "
Yuri: "ini loh lagi riset orang2 unik buat refrensi karakter novel yang mau kutulis. Habis bosen kalo karakternya gitu2 aja, ga ada kemajuan dalam berkarya dalam hal karakterisasi tokoh2nya. "
Nanno: "wah kau memanfaatkan situasi viral demi keuntungan pribadi ya? Genius. Apa menurutmu mereka target yang menguntungkan buat karya2mu? "
Yuri: "aku menghabiskan waktu sekitar 3 episod Girl From No Where. Bisa kau bayangkan sendiri kan sejauh apa aku menjadi silent reader demi mendapatkan apa yang aku mau? Aku ga mau pengintaian ku menjadi sia2"
Nanno: "wow kau begitu terobsesi akan hal2 yang unik. Kau tak mau ikut campur tapi mencari keuntungan lain karna kau ga suka debat. "
Yuri: "tuk apa debat? Lagian yang kubutuhkan sudah kupenuhi. Lagian aku memang menjadi spionase di lapak itu niatnya tuk cari wawasan doang, kalo pun aku mendapatkan refrensi karakter yang unik pada mereka, itu adalah bonus"
Nanno: "kamu ga takut akan jadi target selanjutnya kalo ketahuan? Ga ada izin2nya sama sekali? "
Yuri: "napa harus takut? Bukankah mereka sendiri yang memperlihatkan karakter mereka di depan umum? Itu kan sudah jadi konsumsi publik dan ga kena hak cipta. Lagian sebenarnya si terduga plagiator itu inosent karna dah memberikan informasi yang sangat akurat kalo dy ga plagiat meski dengan keangkuhan yang menyedihkan. Dy memang benar kalo para penudingnya minim literasi, ga ada yang mau kalah. Tapi cara si terduga plagiator cakep sih karna dy memang ga bersalah n ga plagiat. "
Nanno: "wah kau sudah persis sepertiku, tak berpihak pada siapa pun. Kita juga ga bisa paksakan betapa ngototnya para penuding itu kalo si terduga melakukan ATM, padahal menurutku tidak sama sekali dan hanya terinspirasi. Mereka hanya gengsi n ga mau mengakui kebenaran yang disajikan di depan mata."
Yuri: "iya dua duanya sama saja menyedihkannya dan angkuh. Si terduga menyombongkan kecerdasannya dan menganggap dirinya paling benar meskipun itu memang betul, si terduga angkuh begitu karna kesal dituding ATM. Sementara si penggugat alias para penuding sombong karna ga mau mengakui kebenaran atas kesalahpahaman mereka, mereka ngotot si terduga ATM karna si terduga rendahin para penudingnya. So ini aksi timbal balik. "