Di sebuah kota kecil yang tenang, hidup sepasang kekasih bernama Rina dan Alif. Rina adalah seorang gadis yang ceria dan penuh semangat, sementara Alif adalah pemuda yang tenang dan bijaksana. Mereka bertemu di kampus dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, cinta mereka berkembang dengan cepat.
Rina dan Alif berbagi banyak hal: hobi, impian, dan pandangan hidup. Namun, ada satu hal yang menjadi penghalang dalam hubungan mereka—keyakinan agama yang berbeda. Rina adalah seorang Muslimah yang taat, sementara Alif adalah seorang Kristen yang setia. Mereka berusaha keras untuk mengatasi perbedaan ini, saling menghormati dan mendukung satu sama lain, tetapi tantangan selalu ada.
Suatu hari, ketika Rina dan Alif duduk di taman favorit mereka, Alif mengungkapkan kekhawatirannya. “Rina, aku tahu kita saling mencintai, tapi kita tidak bisa mengabaikan kenyataan. Aku takut jika kita terus seperti ini, hubungan kita akan menghadapi banyak masalah di masa depan.”
Rina menggenggam tangan Alif dengan lembut. “Aku juga tahu, Alif. Tapi aku percaya pada cinta kita. Aku yakin kita bisa mengatasi semuanya jika kita tetap saling memahami dan menghormati satu sama lain.”
Mereka memutuskan untuk berjuang bersama, mencoba mencari solusi yang bisa memuaskan keduanya. Mereka mulai menghadiri kelas-kelas yang membahas agama mereka, dan mencoba lebih memahami kepercayaan masing-masing. Meskipun upaya mereka membuat mereka semakin dekat secara emosional, perbedaan keyakinan tetap menjadi halangan yang tidak mudah diatasi.
Satu malam, saat mereka duduk bersama di teras rumah Rina, Rina mengungkapkan keraguannya. “Alif, aku merasa semakin sulit untuk membayangkan masa depan kita. Aku ingin sekali menikahimu, tetapi aku juga tahu keluargaku dan lingkungan sekitar akan sulit menerima hubungan kita.”
Alif menarik napas panjang, wajahnya menunjukkan rasa sakit. “Rina, aku mencintaimu lebih dari apapun. Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa keluargaku dan masyarakatku memiliki harapan yang berbeda untukku. Aku tidak ingin kita berdua menderita hanya karena cinta kita.”
Malam itu, mereka berdua duduk dalam keheningan, menyadari bahwa mereka berada di persimpangan jalan. Mereka saling memandang dengan penuh rasa cinta dan pengertian, namun mereka juga tahu bahwa jalan yang mereka tempuh tidak akan mudah. Setelah banyak berpikir dan berdiskusi, mereka akhirnya memutuskan untuk berpisah. Keputusan ini bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena mereka tidak ingin melukai satu sama lain dengan konflik yang tidak bisa diatasi.
Di hari perpisahan mereka, Rina dan Alif saling memberi pelukan terakhir. Mereka berdua menangis, tetapi mereka juga tersenyum, mengingat semua kenangan indah yang telah mereka bagikan. Mereka tahu bahwa meskipun mereka harus berpisah, cinta mereka akan selalu menjadi bagian dari mereka.
Rina dan Alif melanjutkan hidup mereka masing-masing, membawa kenangan manis tentang cinta yang pernah mereka miliki. Mereka tetap menghormati satu sama lain dan berdoa agar suatu hari nanti, mereka bisa menemukan kebahagiaan dalam cara yang berbeda. Cinta mereka adalah kisah indah yang meskipun harus berakhir, tetap menyisakan jejak mendalam di hati mereka.
Rosalyn Zendria✨