pagi yang cerah. Mentari pagi datang seperti biasa memberikan cahayanya untuk menghangatkan bumi. Bunga bunga mekar, tetesan embun pagi terlihat menggantung di dedaunan.
hari itu sebenarnya adalah hari yang indah, tapi tidak bagi ku. Kedatangan sosok misterius itu berhasil memporak porandakan benteng tinggi dan kokoh yang selama tiga tahun terakhir ini kubangun.
Hantu masa lalu.
Begitu aku menyebutnya. Dia tak seperti hantu kebanyakan, dia adalah sesuatu yang paling ku takuti. kedatangannya selalu membawa semua kenangan buruk dan trauma ku dimasa lalu. Setelah sekian lama dia tidak terlihat, hari ini dia menampakkan dirinya saat aku hampir berhasil melupakannya. Pagi itu saat aku baru saja terbangun dan siap memulai hari seperti biasa, sosok itu datang. Sosok bayangan hitam pekat yang mengambang satu senti di atas permukaan itu memang hanya diam menatap ku, tapi dia berhasil mengambil keberanian dan meruntuhkan pertahanan ku, lagi. Aku terduduk lemah sembari menatap penuh ketakutan sosok misterius itu,
" a- apa yang kau inginkan ?! kenapa kau muncul lagi di kehidupan ku ?! "aku berteriak parau. Kakak ku yang mendengar teriakan ku segera datang menghampiri,
" Lia ? Lia ada apa ? hey ? " panggil nya sembari mengguncang tubuh ku. Tanpa tahu, tanpa menyadari, tanpa dapat melihat kehadiran sosok itu. Sosok gumpalan hitam itu terlihat mendekati kakak ku,
" kak.. kak pergi ! " aku mendorong tubuh kakak ku saat kusadari sosok itu mengincar nya. Kakak menatap ku tak mengerti.
" Lia kamu kenapa ? " tanya nya lembut berusaha menenangkan ku.
" pergi ! jangan disini ! kakak dalam bahaya ! " bayangan saat ayah dan ibuku direnggut oleh makhluk itu kembali berkelebat. Aku tak ingin satu satunya keluarga ku yang tersisa juga di rengut oleh nya. Tapi bukan kakak ku kalau ia mendengarkan ku. Kegelapan sosok itu perlahan mulai menyelimuti tubuh kakak ku,
" jangann ! jangan sentuh kakak kuu ! " aku berteriak panik.
" hey kamu kenapa ? "
Sebelum aku menyadari apa yang dilakukan sosok itu, wajah kakak ku lebih dulu berubah, dia menatap ku seolah aku adalah makhluk paling menjijikkan yang pernah ia lihat.
" Lia, kamu harus nya tahu, menjadi penulis itu tak ada gunanya. Hanya buang buang waktu " ujar kakak ku dingin. Jantung ku seolah berhenti berdetak saat mendengar kalimat itu keluar dari mulut nya.
" tidak... " aku menatap penyemangat ku itu putus asa.
" jangan kakak juga .. "
Hancur. Saat itu dunia ku seolah runtuh begitu saja, hal yang ku takut kan akhirnya terjadi.
" tidak salah kalau mereka membakar nya, karya mu memang tak berguna. sudah lah, menyerah saja "
" bagaimana kalau aku tidak mau ? " aku menatap sosok yang menjadi sumber semangat ku itu terluka.
Hantu itu..
Kedatangannya selalu sama. Menghancurkan mimpi mimpiku dan impian yang ku buat. Dulu dia tak pernah berhasil melakukannya, tapi saat tahu kelemahan ku, satu persatu pendukung ku untuk meraih impian ku dilenyapkan oleh nya. Dia merasuki kedua orang tua ku yang menjadi pendukung ku, lalu dalam sekejap keduanya tak lagi mendukung bahkan berusaha menjatuhkan ku untuk meraih mimpi ku. Dan sekarang, kakak ku. Sang supporter ku yang paling berharga.
" LIA ! " Sebuah suara panik berhasil menyadarkan ku. Aku yang terkejut refleks bangkit dengan napas tersengal,
" kamu kenapa ? mimpi buruk ya ? " sosok lelaki bersurai hitam duduk di samping tempat tidur ku, dia mengelus rambut ku lembut.
Apa ? apa itu tadi ? apa aku hanya mimpi ? tapi kenapa rasanya sangat nyata ? apa maksudnya semua ini ? apa itu berarti hantu itu akan datang ?
Pertanyaan pertanyaan itu berputar di kepalaku. Sampai..
Tuk!
kakak menyentil pelan dahi ku, membuat ku sedikit teralihkan dari pikiran pikiran buruk itu.
" dasar. Makanya jangan ngalamun " kakak tertawa kecil melihat ku yang manyun.
" kak ? " panggilku.
" hm ? "
" kakak ga bakalan ninggalin aku kan ? " tanyaku takut takut. Kakak ku tertawa,
" kamu ngomong apa sih ? buat apa kakak ninggalin kamu ? "
" janji ? walau apapun yang terjadi ? " aku mengajukan jari kelingking.
" janji " kakak tersenyum sembari menautkan kelingking nya dengan kelingking ku.
" kakak bakalan tetap dukung aku kan ? " aku menunduk, takut dengan jawaban yang akan ku dengar. Kakak ku tertawa,
" iyaaa.. tenang aja. Kakak selalu dukung kamu apapun yang terjadi, kakak selalu di pihak mu " kakak ku mengacak rambutku gemas. Aku tersenyum tipis, lantas bergerak memeluk erat kakak ku. Kalau begitu, setidaknya aku tak perlu khawatir. Aku yakin makhluk itu tak akan bisa merusak ikatan kepercayaan yang ku buat dengan kakak ku, jadi mimpi itu tak akan pernah terjadi.
Dan ku harap begitu.