**edisi: Cinta Tak Terduga**
Di sebuah SMA bergengsi di kota metropolitan, terdapat seorang siswa yang tak terlalu menonjol, baik dalam penampilan maupun kepribadian. Namanya Ryo, seorang pemuda canggung yang lebih suka menghabiskan waktunya dengan buku dan game ketimbang ikut kegiatan sosial. Ia memiliki penampilan yang biasa saja—kacamata tebal, rambut acak-acakan, dan pakaian yang selalu terlihat agak kusut.
Namun, kebosanan yang sering dirasakannya berubah drastis ketika empat gadis cantik dan populer di sekolah mulai menunjukkan perhatian yang tidak terduga padanya. Mereka adalah Rubby, Luna, Marry, dan Lisa—masing-masing memiliki kepribadian dan daya tarik yang sangat berbeda.
Rubby adalah gadis cantik dengan senyum cerah dan gaya fashion yang selalu up-to-date. Dia dikenal sebagai sosok yang ramah dan banyak disukai orang, namun jarang sekali menunjukkan ketertarikan romantis terhadap seseorang. Luna, di sisi lain, adalah seorang atlet berbakat dengan kepercayaan diri tinggi. Dia dikenal sebagai orang yang kuat dan mandiri, dan biasanya sangat jarang menunjukkan kelemahan emosional. Marry adalah gadis pintar yang selalu duduk di depan kelas dan dikenal dengan kecerdasannya yang memukau. Sementara Lisa, gadis pemalu dan introvert, memiliki pesona yang tenang namun misterius.
Pada awalnya, Ryo merasa bingung dan hampir tidak percaya ketika Rubby mulai berbicara dengannya, mengajaknya berbincang tentang buku-buku yang mereka baca. Ternyata, Rubby juga sangat menyukai genre yang sama dan mengagumi pengetahuan Ryo. Tak lama setelah itu, Luna menunjukkan minatnya pada Ryo ketika mereka terlibat dalam sebuah proyek olahraga sekolah. Luna yang biasanya sangat tertutup, dengan mudah berbagi cerita dan menjalin ikatan yang tidak terduga dengan Ryo.
Marry, yang biasanya sangat fokus pada pelajaran, tiba-tiba sering mengajak Ryo untuk berdiskusi tentang berbagai topik akademis di luar jam pelajaran. Ryo merasa terkejut dengan betapa cerdas dan menyenangkannya Marry. Sementara itu, Lisa—yang biasanya berada di pojok ruang kelas dengan buku-bukunya—mulai sering memberikan senyuman lembut dan saran sederhana yang menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap Ryo.
Ryo, yang awalnya merasa bingung dan tidak nyaman, akhirnya mulai mengerti bahwa setiap gadis tersebut menyukai dirinya dengan caranya masing-masing. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit, karena ia tidak ingin menyakiti hati salah satu dari mereka. Setiap kali dia mencoba menjelaskan perasaannya yang rumit, ia menemukan bahwa setiap gadis itu memahami dan menghargai kejujurannya.
Akhirnya, Ryo memutuskan untuk bertemu dengan mereka berempat dan berbicara secara terbuka. Ia menjelaskan bahwa ia sangat menghargai perhatian mereka, namun ia merasa sulit untuk memilih di antara mereka. Dengan rasa hormat dan kejujuran, ia meminta mereka untuk memahami posisinya dan memberikan waktu untuk menemukan jawabannya sendiri.
Kepada Ryo, keempat gadis tersebut menunjukkan kedewasaan dan pengertian. Mereka sepakat untuk memberi Ryo waktu dan ruang tanpa memaksa. Dalam waktu yang bersamaan, Ryo juga belajar banyak tentang diri sendiri dan bagaimana menghadapi situasi dengan kejujuran dan empati.
Pada akhirnya, Ryo menemukan bahwa meskipun cinta tidak selalu berjalan mulus dan sering kali melibatkan perasaan yang rumit, apa yang terpenting adalah ketulusan dan kejujuran dalam hubungan. Meskipun perjalanan Ryo tidak mudah, ia menemukan bahwa keempat gadis tersebut membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih memahami arti cinta yang sebenarnya.
Dengan waktu, Ryo menemukan bahwa ia benar-benar siap untuk melanjutkan hidupnya dan menjalin hubungan yang lebih mendalam dengan salah satu dari mereka—bukan hanya karena ketertarikan semata, tetapi karena saling menghargai dan memahami satu sama lain.