"Sayang, aku ingin mengajakmu ke tempat istimewa. Aku ingin menunjukkan sesuatu yang indah padamu," katanya, matanya berbinar-binar penuh antisipasi.
"Aku selalu ingin pergi ke tempat istimewa bersamamu. Aku yakin tempat yang kamu pilih akan sangat indah," jawabnya, senyumnya secerah mentari.
"Aku berjanji, kamu akan menyukainya," katanya, sambil menggenggam tangannya.
Mereka tiba di sebuah padang rumput tersembunyi, disinari cahaya keemasan matahari terbenam. Udara dipenuhi aroma harum bunga liar.
"Sayang, lihat!" serunya, menunjuk ke pemandangan yang menakjubkan.
"Wah, tempat ini benar-benar indah. Aku senang kamu mengajakku ke sini," katanya, matanya berbinar penuh kekaguman.
Tiba-tiba, sosok gelap muncul dari balik pohon, memegang senjata.
"Kalian berdua terlihat sangat bahagia. Sayang sekali, kebahagiaan kalian akan segera berakhir," kata sosok itu, suaranya meneteskan kekejaman.
"Siapa kamu? Apa yang kamu inginkan?" tanyanya, rasa takut merayap ke dalam suaranya. Dia secara naluriah melindungi pacarnya di belakangnya.
"Kalian berdua akan segera mati! Hahaha!" sosok itu tertawa, menerjang mereka.
"Tidak! Jangan! Kalian tidak boleh menyakiti pacarku!" teriaknya, berusaha melindungi pacarnya, tapi dia tak berdaya.
"Hahaha! Kalian berdua sudah tidak berguna lagi. Matilah!" sosok itu berteriak, membunuh pacarnya di depan matanya.
Dia menyaksikan dengan ngeri saat pacarnya terjatuh ke tanah, darahnya menodai padang rumput yang tadinya bersih. Air matanya mengalir deras. "Kenapa? Kenapa pacarku harus pergi?" ratapnya.
Dia merasa kosong, kehilangan, dan benar-benar tak berdaya.
"Hei, kau! Kau terlihat sangat sedih. Aku bisa memberimu kekuatan. Kau bisa membalas dendam atas kematian pacarku," sebuah suara berbisik.
Sosok bayangan muncul di hadapannya, menawarkan kekuatan yang mengerikan.
"Kekuatan? Kau serius?" tanyanya, suaranya gemetar.
"Ya, aku serius. Ikutlah denganku, dan aku akan memberimu kekuatan yang kau butuhkan," kata sosok bayangan itu, senyum jahat mengembang di wajahnya.
Dia merasakan gelombang amarah dan kebutuhan yang putus asa untuk membalas dendam. Dia menerima kekuatan itu, kekuatan gelap mengalir melalui pembuluh darahnya.
Dia berdiri di hadapan dunia yang berada di ambang kehancuran. "Aku harus melakukan ini. Aku harus membalas dendam," gumamnya, matanya dipenuhi amarah yang membara.
Tapi kemudian, keraguan muncul di benaknya. "Tapi... apakah ini benar-benar yang ingin aku lakukan? Apakah ini yang pacarku inginkan?" pertanyaannya pada dirinya sendiri.
Dia melihat kilasan kenangan mereka bersama, janji-janji mereka, mimpi-mimpi mereka. "Kita berjanji untuk selalu bersama. Kita akan membangun masa depan bersama. Aku tidak boleh melupakan janji kita," pikirnya, hatinya sakit.
"Tidak! Aku tidak akan menghancurkan dunia! Aku tidak akan melupakan janji kita," teriaknya, suaranya dipenuhi perlawanan.
"Kau bercanda, kan? Kau tidak bisa melawan kekuatan yang telah kuberikan padamu! Kau akan menghancurkan dunia, atau kau akan mati!" sosok bayangan itu mengancam.
"Aku tidak peduli! Aku tidak akan menjadi seperti kamu! Aku akan melawanmu!" raungnya, amarahnya berubah menjadi tekad yang membara.
"Hahaha! Kau bodoh! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!" sosok bayangan itu menerjangnya, kekuatannya luar biasa.
Dia menghindar dari serangan itu, kekuatan barunya mengalir melalui pembuluh darahnya. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia! Aku akan melindunginya!" teriaknya, menyerang balik dengan amarah yang dipicu oleh cinta dan kesedihan.
Dia berjuang dengan sekuat tenaga, menggunakan kekuatan yang mengancam untuk menelan dirinya untuk membela dunia.
Dia berdiri sebagai pemenang, sosok bayangan itu kalah. Tapi kemenangannya pahit.
Dia melihat ke bawah ke tangannya, ternoda oleh kegelapan yang telah dia lawan. Dia merasakan kesedihan yang mendalam, kerinduan akan apa yang telah dia kehilangan.
Dia menangis, air mata kesedihan dan penyesalan. "Aku tidak akan pernah melupakanmu, sayangku," bisiknya, suaranya dipenuhi rasa sakit yang tak akan pernah hilang.
Nyala api cintanya, meskipun padam, telah menyala terang dalam kegelapan, menerangi jalan menuju penebusan.