Pagi itu, Nina terburu-buru menuju kampus, berharap tidak terlambat untuk kelas pagi. Dia mengangkat cangkir kopi yang sudah hampir dingin dan menenggak sedikit sebelum menyadari bahwa dia belum sempat sarapan.
Dalam keadaan tergesa-gesa, Nina mendekati kantin kampus.Dengan hati-hati, dia mencoba untuk menyeimbangkan cangkir kopi sambil membuka pintu kantin. Namun, pintu itu tiba-tiba terbuka lebih lebar dari yang dia kira, dan kopi di cangkirnya tumpah mengenai bajunya.
Dia berdiri terpaku sejenak, memandang noda kopi yang membesar di bajunya.Di saat itulah Ardi, teman kuliahnya, masuk ke kantin dan melihat kejadian itu. Dia tidak bisa menahan tawa dan segera menghampiri Nina
"Selamat pagi, Nina! Sepertinya kamu sudah memutuskan untuk memulai hari dengan sentuhan 'kopi artis'," katanya dengan senyum lebar.Nina, merasa malu tapi mencoba untuk tetap santai, menjawab,
"Yah, aku memang ingin memulai hari dengan cara yang berbeda, tapi ini bukan yang aku maksud."Ardi tidak berhenti menggodanya,
"Kalau begini, kamu pasti jadi pusat perhatian di kampus hari ini. Apakah kamu sudah siap untuk jadi bintang pagi ini?"Nina tertawa,
“Baiklah, kalau begitu. Aku akan memanfaatkan 'penampilan baru' ini untuk menarik perhatian dosen. Semoga mereka tidak hanya melihat noda kopi.
"Mereka duduk di meja yang sama dan melanjutkan percakapan sambil tertawa. Ardi terus memberikan komentar lucu tentang kejadian tersebut, dan suasana hati Nina semakin membaik.
Tak lama kemudian, teman-teman lain bergabung, dan kantin kampus penuh dengan tawa.Hari itu berakhir dengan penuh canda dan keceriaan, dan Nina menyadari bahwa kejadian pagi itu, meski memalukan, telah membawanya lebih dekat dengan teman-temannya dan membuatnya merasa lebih ringan.
Setelah momen lucu di kantin, Nina dan Ardi melanjutkan hari mereka di kampus. Mereka menghadapi beberapa kelas dan tugas, namun suasana hati Nina tetap ceria berkat pertemuan pagi yang menyenangkan.
________
Saat istirahat siang, Nina dan Ardi duduk di luar di bawah pohon besar, menikmati makanan ringan dan berbincang-bincang. Ardi tidak bisa berhenti mengingat kejadian pagi tadi dan terus memberikan komentar konyol tentang bagaimana "noda kopi" sepertinya jadi bagian dari fashion terbaru kampus.
Tiba-tiba, salah satu dosen mereka, Bu Sari, lewat dan menghampiri mereka. Dia tersenyum melihat Nina. "Selamat siang, Nina. Tampaknya kamu telah memulai hari dengan warna yang berbeda hari ini."
Nina tertawa kecil. "Ya, Bu Sari. Ini adalah versi baru dari saya—sedikit lebih bercita rasa pagi."
Bu Sari ikut tertawa. "Nah, aku berharap kopi pagi ini membawa lebih banyak tawa daripada kesedihan."
Setelah Bu Sari berlalu, Ardi menoleh ke Nina dengan senyuman penuh arti. "Kamu tahu, kadang-kadang kejadian kecil bisa membuat hari kita terasa lebih spesial. Dan sepertinya, pagi ini telah membuat hari kita lebih ceria."
Nina mengangguk setuju. "Aku setuju. Meski tumpahan kopi itu membuatku malu, tapi ini juga mengingatkanku betapa pentingnya memiliki teman seperti kamu. Kau membuatku merasa lebih baik dan hari ini jadi lebih berwarna."
Mereka melanjutkan makan sambil bercerita tentang rencana akhir pekan dan berbagi kisah lucu dari masa lalu. Suasana di sekitar mereka terasa hangat dan penuh canda, dan Nina merasa sangat bersyukur atas momen-momen sederhana namun berarti ini.
Ketika hari mulai sore, Nina dan Ardi berpamitan untuk pulang. Nina merasa puas dengan bagaimana hari itu berjalan, meskipun tidak seperti yang direncanakannya. Dia tahu bahwa setiap hari di kampus bisa jadi penuh kejutan, dan terkadang, kejadian kecil seperti tumpahan kopi bisa menjadi awal dari banyak kenangan indah.
Saat berjalan pulang, Nina tersenyum sendiri, memikirkan betapa bersyukurnya dia memiliki teman-teman seperti Ardi yang membuat hari-harinya lebih ceria. Dan meski dia pasti akan ingat tentang noda kopi di bajunya, dia juga akan selalu mengingat tawa dan keceriaan yang mengikutinya sepanjang hari.
Malam itu, Nina memutuskan untuk duduk di meja belajar sambil menyiapkan tugas yang harus diserahkan keesokan harinya. Meskipun dia sibuk dengan buku-bukunya, pikirannya masih kembali pada kejadian pagi hari. Dia tersenyum setiap kali teringat tawa di kantin.
"Hei, Nina. Aku baru ingat ada sesuatu yang harus aku katakan. Aku benar-benar senang bisa membuatmu tertawa pagi ini. Kadang, dunia terasa lebih ringan dengan sedikit humor."
Tak lama kemudian, ada notifikasi pesan masuk di ponselnya. Itu adalah pesan dari Ardi.
Nina membalas, "Haha, terima kasih, Ardi. Kau benar-benar tahu bagaimana cara mengubah hari seseorang. Pagi ini benar-benar menjadi lebih ceria berkatmu."
Beberapa menit kemudian, Ardi membalas lagi, "Ngomong-ngomong, aku ada rencana untuk akhir pekan ini. Ada festival makanan di taman kota. Aku pikir itu akan jadi cara yang bagus untuk merayakan keberhasilan kita menghadapi minggu ini. Mau ikut?"
Nina merasa senang dengan ajakan itu. "Tentu saja! Itu terdengar menyenangkan. Aku pasti akan datang. Terima kasih sudah mengajak."
Malam itu, Nina tertidur dengan perasaan yang hangat dan penuh harapan untuk akhir pekan mendatang. Dia membayangkan bagaimana dia akan menghadapi festival makanan dengan Ardi dan teman-teman lainnya.
Keesokan paginya, Nina bangun dengan semangat baru. Dia mempersiapkan diri untuk kuliah sambil memikirkan rencana akhir pekan yang sudah diatur. Di kampus, suasana hari itu terasa lebih cerah, dan Nina tidak sabar untuk berbagi berita baik tentang festival makanan dengan teman-temannya.
Di kantin, Nina bertemu Ardi dan teman-temannya lagi. Mereka berbincang tentang berbagai hal dan merencanakan lebih lanjut mengenai akhir pekan. Sementara itu, Nina merasakan ikatan yang semakin kuat dengan mereka, dan dia merasa lebih diterima dan bahagia.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan akhir pekan tiba. Nina, Ardi, dan beberapa teman lainnya pergi ke festival makanan. Suasana di sana sangat meriah, dengan berbagai stan makanan dan musik yang menghibur. Mereka berjalan-jalan, mencicipi berbagai hidangan, dan menikmati waktu bersama.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan akhir pekan tiba. Nina, Ardi, dan beberapa teman lainnya pergi ke festival makanan. Suasana di sana sangat meriah, dengan berbagai stan makanan dan musik yang menghibur. Mereka berjalan-jalan, mencicipi berbagai hidangan, dan menikmati waktu bersama.
Saat matahari terbenam dan festival mulai sepi, Nina dan Ardi duduk di tepi danau yang ada di taman, sambil menikmati pemandangan malam yang indah. Ardi menoleh ke Nina dan berkata, "Aku sangat senang bisa menghabiskan waktu denganmu hari ini. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hari-hariku."
Nina tersenyum dan menjawab, "Aku juga senang, Ardi. Hari ini benar-benar luar biasa, dan aku sangat bersyukur bisa berbagi momen ini denganmu."
Mereka duduk bersama dalam keheningan yang nyaman, menikmati malam yang tenang. Nina merasa puas dan bahagia, tahu bahwa tumpahan kopi pagi yang kacau telah membawanya pada hari-hari penuh keceriaan dan persahabatan yang lebih dalam.
***
cerita menunjukkan bagaimana kejadian kecil dapat mengarah pada hubungan yang lebih dalam dan pengalaman yang menyenangkan.
Gombal baper !!!
Setiap kali kita berbicara, rasanya seperti dunia menjadi lebih indah. Kamu adalah keajaiban kecil dalam hidupku.
Senyummu itu kayak obat, setiap kali aku lihat, semua masalahku jadi terasa lebih ringan.
Kalau aku harus memilih antara napas dan mencintaimu, aku akan menggunakan napasku untuk mengucapkan ‘aku cinta kamu
Jika ada satu hal yang aku harap bisa kulakukan selamanya, itu adalah melihat senyummu setiap hari