Namaku Kia,aku memiliki sahabat yang selalu membuatku tertawa setiap harinya.
Tingkah random mereka selalu terlihat lucu di mataku, tapi juga menyebalkan dan merusak mentalku. Jujur aku sedikit trauma berteman dengan mereka.
Ada si tomboy, Ghea yang selalu di kira cowok kalau di lihat dari belakang. Bagaimana tidak, rambut Ghea saja seperti anak laki-laki. Terkadang aku manfaatkan dia untuk manas-manasin mantan yang menyebalkan itu.
Ada si feminim, Lisa yang jaim dan berbudi perkerti luhur. Di mata orang-orang, Lisa adalah anak yang baik hati, ramah, tidak berkata kasar, dan juga penolong. Padahal kenyataannya sangat jauh berbeda dengan pikiran orang-orang.
Ada si bar-bar, Silvi yang selalu membuat orang ketar ketir. Bagaimana tidak kalau setiap seminggu sekali, Silvi selalu mencuri mangga milik Bu Minah. Tapi Bu Minah tidak pernah curiga sama sekali karena Silvi selalu bersikap bak malaikat di depan Bu Minah. Padahal aslinya dia seperti setan.
Ada juga si paling famous, Nayla. Nayla di mataku seperti pemboros yang besar. Bagaimana tidak kalau dia selalu membeli tas baru setiap minggunya. Bahkan handphonenya juga ganti setiap hari. Orang tuanya memang kaya tapi itu kan bukan uang hasil kerja kerasnya sendiri. Aku sering menasehati dia supaya berhenti membeli barang-barang tidak perlu. Lebih baik uangnya buat aku aja.
Ada juga si Rangking 1,Elsa. Setiap aku satu kelas denganya, Elsa selalu menduduki peringkat 1 sedangkan aku peringkat 1 juga tapi dari belakang. Elsa memang ambis tapi dia juga tidak pelit soal makanan. Kalau ulangan, pelitnya na'uzubillahiminzalik. Terkadang aku sedikit malas berteman dengannya tapi sudah takdir.
Sedangkan aku sendiri adalah anak yang baik, sopan, tidak toxic, ramah, rajin ibadah, rajin belajar, rajin membantu orang tua, dan rajin menabung. Tapi sayangnya itu hanya omong kosong. Sifat baikku hanya 2, rajin ibadah, dan rajin membantu orang tua. Kalau belajar sih, jarang makanya aku selalu peringkat 1 dari belakang.
¤━━━¤°¤━━━¤°¤━━━¤°¤━━━¤¤━━━¤°¤━━━¤
Suatu hari, aku sedang berada di rumah Nayla untuk kerja kelompok. Tentu saja jiwa liar Ghea dan Silvi masih hidup sampai sekarang meski berada di rumah anak konglomerat. Ya biasalah mereka gak tau malu dan malu-maluin.
Pernah waktu itu aku sedang cari buku komik di perpustakaan kota dengan Silvi. Awalnya semuanya tenang-tenang saja tapi 5 menit kemudian Silvi kembali dengan tingkah bar-barnya. Silvi kesana kemari tampa tujuan yang jelas, mengganggu pengunjung lain dan bicara dengan kucing. Memang gila tuh anak.
"kau ngapain sih woi?!",tanyaku kesal.
"Gabut loh aku,kau sih lama banget! Tinggal pilih buku aja susah!",kata Silvi semakin membuatku kesal.
"Kau kira gampang apa? Buku yang aku cari itu limited edition tau!", kataku dengan emosi yang sedang kutahan.
Silvi hanya diam sambil berbicara dengan anak kucing sehingga menarik perhatian pengunjung lain. Tingkahnya benar-benar membuatku malu. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri kami.
"Permisi, apa kau tau dia berasal dari rumah sakit jiwa mana?",tanya orang itu.
Aku hampir saja tertawa mendengar pertanyaan yang seakan-akan mengatakan kalau Silvi pasien RSJ. Belum sempat aku menjawab, Silvi sudah melempar buku ke arah orang itu.
"Apa maksudmu, sialan! Aku bukan orang gila tau!", kata Silvi emosi.
Orang itu ketakutan karena Silvi yang tantrum disana.
"Heh, sudah sil. Ayo balik!",kataku sambil menarik tangan Silvi.
Hal itu semakin menarik perhatian banyak orang sehingga aku benar-benar sangat malu. Karena tak tahan lagi, aku menarik Silvi keluar dari Perpustakaan itu. Saat hendak keluar, Silvi masih tantrum.
Jujur saja mengingat hal itu membuatku tertawa lepas. Teman-temanku yang sedang kerja kelompok kebingungan dengan tingkahku.
"Kau masih waras kan, Ki?", tanya Ghea.
"Masihlah!",jawabku kesal.
"Syukurlah, kirain kau sudah gila. Baru saja aku mau telpon Rumah Sakit Jiwa", kata Lisa tampa dosa.
Semua temanku tertawa mendengar perkataan Lisa yang mengira aku sudah gila dan ingin memasukkan aku ke Rumah sakit jiwa.
"Udah woi! Btw kenapa kau,ki?",tanya Nayla.
"Aku teringat Silvi saat di perpustakaan 2 minggu yang lalu!",jawabku sambil tertawa terbahak-bahak.
Semua orang semakin tertawa mendengar jawabanku kecuali Silvi karena dia sangat malu.
"Sepertinya, yang pantas masuk RSJ itu Silvi deh", kata Elsa masih tertawa.
"Heh! Maksudmu apaan?! Kau pikir aku gila gitu?!", kata Silvi tak terima.
"Emang!!",jawabku dan semua temanku kecuali Silvi.
"Sialan kalian ya!",kata Silvi marah.
Semuanya masih tertawa sehingga kerja kelompoknya tidak berjalan lancar. Pengalaman waktu itu benar-benar sangat lucu dan memalukan. Setelah kerja kelompok perut kami sakit karena kebanyakan tertawa.
⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗
𝒀𝒂 𝒊𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏. 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒊, 𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒈𝒐𝒎𝒃𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒄𝒆𝒉 𝒏𝒊𝒉.
🗣️:"𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒃𝒂𝒃𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊? 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒃𝒊𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒎𝒖."
🗣️:"Apa perbedaan kamu dengan modem? Modem terhubung ke internet. Kalau kamu terhubung ke hatiku."
🗣️:"Kalau kamu nyuruh aku buat umumin ke seluruh dunia aku sayang kamu, aku cuma bakal bisikin ke kuping kamu. Soalnya kamulah duniaku."
🗣️:"𝑨𝒑𝒂 𝒃𝒆𝒅𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑴𝒐𝒏𝒂𝒔? 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒐𝒏𝒂𝒔 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒑𝒆𝒎𝒆𝒓𝒊𝒏𝒕𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒂𝒌𝒖."
🗣️:"Kenapa saat melihat wajahmu aku seperti melihat lowongan kerja? Karena aku inginnya hanya melamar kamu."
🗣️:"Apa bedanya kamu dengan jam dinding? Kalau jam dinding bisa dipajang di dinding sedangkan kamu bisa dipajang di hatiku."
🗣️:"Apa bedannya mantanku dengan kamu? Kalau mantanku adalah masa laluku sedangkan kamu adalah masa depanku."
𝘽𝙖𝙞𝙠𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙜𝙞𝙣𝙞 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙮𝙖, 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 😊