Di dalam kamar yg serba berwarna biru terdapat gadis yg masih terlelap dalam dunia mimpinya,tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi namun gadis itu enggan untuk membuka matanya.tiba tiba suara wanita terdengar di telinganya
"Vanesaaa" teriak tirniti(mama Vanesa)yg membuat Vanesa mulai menggeliat mendengar teriakannya.mata Vanesa langsung tertuju pada jam yg ada di
nakas"baru jam segini juga"gerutu Vanesa yg merasa kesal pada tirniti karna sudah mengganggu tidur nya.
"Baru jam segini kata mu,ini kamu sudah telat Vanesa cepat bangun"ujar tirniti dengan suara yg sedikit meninggi
"Iya,iya"
dengan malas Vanesa pun mulai mendudukan dirinya di atas kasur empuk nya
Tirniti memang selalu membangunkan nya disaat pagi tiba dan selalu mengomel jika venesa tidak menjawab teriakan nya
bukannya Vanesa tidak suka,melainkan dirinya senang jika sang mama membangunkannya,hanya saja tirniti selalu membangunkan nya sangat pagi yg membuat Vanesa mau tak mau harus bangun saat tirniti membangunkannya.
Vanesa pun berjalan kearah kamar mandi dengan mata yg masih terpejam yg membuat nya tanpa sengaja menabrak dinding kamarnya sendiri
"aduhhhhh kok bisa nggk liat sih"geram Vanesa lalu memukul pelan dinding kamarnya karna kesal
...
makanan sudah tertata rapi di meja makan sadari tadi mereka hanya mengobrol dengan enggan memakan sarapan mereka karna sedang menunggu si anak tunggal
"lama banget sih tuh anak"geram tirniti karan sang anak tak juga turun dari tangga
"sabar dong mah,mungkin Vanesa lagi siap siap"ucap seseorang yang duduk di sebelah tirniti, Tirta (papa Vanesa) mencoba menenangkan sang istri
"Tapi masak lama banget sih pah"lagi lagi tirniti tak sabaran menunggu sang putri tunggal nya datang untuk sarapan bersama
"yaa namanya juga anak perempuan mah pasti dandan dulu kalo mau kesekolah"ucap Tirta yg paling paham akan Vanesa
"Ya tapi kan..."ucapan tirniti terputus saat melihat Vanesa dengan seragam lengkap nya tak lupa tas kesayangannya yg berwarna biru muda yg ia gendong di bahu nya sedang menuruni anak tangga
"ni dia yg ditunggu tunggu akhirnya datang juga"ucap tirniti
"ayo duduk sarapan bareng"lanjutnya
Vanesa menarik kursi lalu mendudukan dirinya di sana lebih tepatnya di hadapan kedua orang tua nya
"nih untuk mu"ucap tirniti sembari menyodorkan satu piring nasi yg sudah lengkap dengan lauk pauk kesukaan Vanesa di hadapan nya
"makasih mah"ucap Vanesa yg memang sangat menyayangi tirniti
"hmm"jawab sang mama cuek,meski begitu Vanesa sangat menyukai mama nya yg aslinya sangat lh menyayanginya
"dan ini untuk papa"ujarnya dan memberikan satu piring nasi dan lauk pauk ke arah sang suami
...
"Vanesa mana yak, kok nggk dateng-dateng" ucap seseorang yg sangat dekat dengan Vanesa, lebih tepatnya sahabat sih "dari pada bosen mending nge-game dulu yakan" ujar nya lagi lalu mengeluarkan benda pipih dari saku seragam nya.baru saja ingin membuka aplikasi game nya, tiba-tiba
"DOORR"teriak seseorang tepat di belakangnya
"ee mamak"kaget nya lalu menoleh kebelakang dan mendapat kan Vanesa yg sedang mabatapnya sembari tersenyum tanpa dosa
"apa Lo"sinis nya pada Vanesa yg membuat Vanesa tertawa terbahak-bahak melihat nya
"aduh yak,nggk nahan tau ekspresi muka Lo bikin mau ketawa tau nggk"ucap Vanesa sembari memegang perut nya karna terus saja tertawa
"ketawa aja terus,noh sampe mati aja skalian karna nggk napas"kesal sahabat Vanesa yg bernama leya
"jahat banget sih Lo,sampe do'ain gue mati segala"ujar Vanesa yg berusaha meredakan tawa yg trus saja ingin keluar disaat melihat wajah sahabatnya leya
"elo sih"kesal leya pada Vanesa yg tak bisa meredakan tawanya
"yaa maaf,yaudah yuk kita kelapangan basket aja bosen gue disini meluluk"ajak Vanesa mengalih kan topik nya agar tidak terlalu panjang urusanya dengan leya
"bosen ape Lo yg nggk sabar liat crus Lo main basket"goda leya yg memang terlalu mudah melupakan rasa kesal nya pada vanesa karna Vanesa adalah sahabatnya sadari kecil maka dari itu ia sangat lh paham jika Vanesa hanya bercanda saja
"tau aja Lo"ucap Vanesa dengan senyuman manis nya lalu mendekat ke arah leya dan menggandeng nya untuk berjalan bersama
hari ini memang tidak belajar, di karnakan ketua OSIS sedang mengadakan lomba basket antar kelas di SMA negeri,dan di perlombaan itu kelas sebelas IPS 1 pun mengikuti lomba tersebut yg mana membuat Vanesa senang karna kelas itu adalah kelas Riyan yg merupakan cruss nya vanesaa
...
"ya ampun ganteng banget Riyan nya Vanesa"ucap Vanesa heboh saat melihat Riyan yg sedang memasukan bola basket, dan dan dan
"aaaaaaaaaa"
teriak semua heboh termasuk Vanesa,bagaimana tidak, Riyan sudah memenangkan lomba itu dan menjadi peringkat pertama nya.seketika semua kau hawa berlarian ke arah Riyan yg sedang berjalan santai ingin keluar lapangan namun ia urungkan saat banyak kau hawa yg berlarian sembari mendekatinya
"kak kak minta foto dong kak"
"minta tanda tangan dong kak"
"mau minum nggk kak"
dan masih banyak lagi yg bersuara di sana yg membuat Vanesa menatap tajam kearah para cewek yg mengerubungi Riyan
"apa apaan sih mereka, Riyan kan punya gue,enak banget mereka sesuka hati nya ngedeketin cowok gue kyk gitu"ucap Vanesa membatin
"Lo nggk kesitu juga nes minta foto atau apa gitu"tanya leya yg menatap bingung kearah Vanesa yg hanya diam saja Sadari tadi tanpa ingin bangkit dan berlari dengan kencang mendekati Riyan seperti biasanya
"gue nanti aja belakangan, males gue sempit sempitan disana"ucap Vanesa dengan suara kesal nya yg membuat leya terkekeh pelan
"sabar nes, kalo emang Riyan jodoh Lo dia nggk akan pernah kemana mana"ucap leya menepuk pelan bahu Vanesa seolah memberi semangat pada sahabatnya agar tidak menyerah begitu saja,jika boleh jujur leya cukup terharu melihat Vanesa yg sudah lama mengagumi Riyan namun Vanesa tidak berani untuk mengatakan nya dia takut di tolak dan akan membuat Riyan benci pada nya
"makasih yak, Lo emang sahabat yg selalu ada buat gue"ucap Vanesa tulus sembari menatap leya yg tersenyum manis pada nya
Vanesa besyukur karna Allah telah memberikan sahabat seperti leya kepadanya
"nes tuh mereka udah pada bubar cepet samperin Riyan,keburu pergi dia nya"ucap leya yg membuat Vanesa dengan segera berlari menghampiri Riyan yg berdiri sendiri disana sembari meminum air lemineral yg di berikan para cewek kepadanya,setelah selesai minum dan menutup ny kembali
"ada apa"tanya nya yg membuat debaran jantung Vanesa TK karuan
"anu kak boleh foto berng nggk"tanya Vanesa ragu namun tetap ia tanyakan
Riyan tak menjawab,dia malah menatap Vanesa lama yg mana tatapan itu membuat Vanesa melosot ingin pingsan di buat nya
"gue cari aman aja deh"batin Vanesa
"maaf kak kalo kakak nggk mau nggk papa kok"ucap Vanesa dan ingin segera pergi takutnya nanti Riyan malah membencinya karna hal ini
"gue belum jawab kok Lo malah pergi gitu aja"ucap Riyan yg membuat Vanesa berbalik menatap Riyan dengan binaran yg terpancar di mata indah nya
"jadi kakak mau foto sama aku"ucap Vanesa senang
"iya,tapi nggk sekarang,gue ada urusan soal nya,gimana kalo nanti sore aja di pantai, mau"tanya Riyan yg membuat menatap nya tak percaya
"Beneran kak"tanya Vanesa tak percaya dengan ucapan Riyan yg mengajak nya ke pantai
"iya beneran,mau nggk"tanya Riyan sekali lagi
"mau kak,nanti serlok ya di mn tempat nya"ucap Vanesa antusias menerima nya
"yaudah kalo gitu,gue duluan ya"ucap Riyan dan Vanesa membalas nya dengan anggukan
"Aaaaaaaaaa"teriak Vanesa saat Riyan sudah tidak ia lihat lagi dari pandangan matanya
"Lo kenapa dah,kyk orang kesetanan aje" tanya leya berjalan mendekat kearah Vanesa,namun terhenti saat Vanesa meneriaki nya
"STOPP kau mencuri hatiku hatiku"ucap Vanesa bernyanyi dengan heboh yg membuat leya menepuk jidatnya pelan
"Lo apain sahabat gue Riyan sampe dia gila begini"ucapnya pelan
...
hal yg paling di tunggu tunggu oleh Vanesa pun tiba di mana dirinya kini berada di pantai yg sangatlah indah baginya
"kak Riyan mana ya"ucap nya pelan saat melihat di sekitar itu hanya ada dirinya sendiri, Vanesa pun heran biasanya pantai itu ramai dan banyak pengunjung nya,tapi kenapa ini tidak.vanesa berjalan mendekati kursi panjang yg berwarna putih itu untuk ia duduki agar tidak terlalu lelah menunggu Riyan dengan berdiri
hari semakin larut dimana layar hp nya menunjukan pukul lima sore yg membuat nya takut seketika,ya takut jika Riyan hanya membohonginya saja
"apa aku pulang aja ya mungkin Kak Riyan lagi sibuk"ucap Vanesa pelan,ia berusaha menguatkan diri supaya tidak menjadi wanita lemah yg menangis hanya karna kak Riyan tidak menepati janjinya.
Vanesa mulai beranjak dari kursi dan segera pulang namun ia urung kan saat tangan hangat mencekal tangan nya yg membuat Vanesa berbalik saat itu juga untuk melihat siapa pelaku nya,ternyata itu adalah Riyan
"kakak"panggil Vanesa
"maaf"ucap Riyan dan membalikan tubuh Vanesa agar berhadapan dengan nya
"nggk papa kok kak"ucap Vanesa sembari tersenyum tipis pada Riyan
"gue nggk mau basa basi lagi"ucap Riyan yg membuat Vanesa bingung karna ucapannya
"Basa basi maksud kakak ap.."
"Vanesa Lo mau nggk jadi pacar gue"
DOR
Seakan tak percaya dengan perkataan Riyan yg mengajak nya untuk pacaran Vanesa berusaha tidak senang dulu karna takut jika Riyan hanya membohonginya saja
"Kakak jangan ngawur deh kalo ngomong"ucap Vanesa tertawa kecil yg membuat Riyan bingung padanya
"maksudlo gue ngawur gitu ngomongnya"tanya Riyan yang mendapat anggukan dari Vanesa, Riyan menghela nafasnya pelan
"gue nggk ngawur Vanesa Lo mau nggk jadi pacar gue"ucap Riyan mengulangi perkataan nya tadi,seketika mata Vanesa membulat sempurna
"Beneran kak"tanya Vanesa memastikan
"Iya Vanesa ku"jawab Riyan yg membuat Vanesa mengangguk
"aku mau kak"jawab Vanesa dengan gembira yg membuat Riyan tak percaya dengan ucapan Vanesa yg menerima dirinya ,Riyan tersenyum bahagia lalu membawa Vanesa ke dalam pelukannya
"yah walau pun kak Riyan nembak nya dengan cara yg nggk romantis tapi aku seneng banget karna aku nggk lagi ngerasa kalo cinta ku bertepuk sebelah tangan,dan sekarang dia sudah menjadi milikku yang mana awal nya aku tak percaya,tapi takdir datang tanpa ku minta dan membuat ku bertekad untuk tidak akan pernah melepas kan nya"batin Vanesa