Bagi vivi yang seorang introvert, kesendirian merupakan hal yang menenangkan, menyenangkan dan merupakan sebuah kebutuhan.
Namun......meskipun kesunyian adalah hal favoritnya, terkadang ia juga butuh seseorang, membutuhkan seseorang yang seprekuensi, sepemikiran, dan bisa mendengarkannya dengan baik.
Namun apalah daya, bagi seorang introvert sepertinya membuka hati dan mencoba mencari orang yang bisa menjadi teman yang nyambung dengannya itu sangat sulit.
Sudah seperti mencari ikan paus yang hidup di air tawar.
Dan terkadang juga.... Ia selalu berbicara sendiri, dengan angin yang dianggapnya seperti seorang teman yang setia menemaninya dan terus mendengarkannya.
Tapi.... Pada hari ini, yaitu di white day tahun ini, ia memutuskan untuk mencari seseorang yang bisa menjadi teman yang baik untuknya.
Saat ini, vivi baru saja membuka sebuah aplikasi chat yang semalam baru diunduh nya, disana ia masuk kesebuah party group untuk mencoba meminta seseorang menjadi teman.
ᵣₒₒₘ 𝒸ₕₐₜ, " ᵐᵒˢᵗ ᵇᵉᵃᵘᵗᶦᶠᵘˡˡ ᵖᵉʳˢᵒⁿ😘"
│──────────────────────────────
Vivi : halo?
Admin group¹: halo juga vivi! Nice to meet you,
Vivi : ah ya senang bertemu denganmu
juga
Admin group²: ok vivi silahkan perkenalkan diri dengan singkat.
Vivi : namaku "Vivi"
Umurku "15 thn"
Statusku "mahasiswa"
Admin group¹ : baiklah Vivi selamat bergabung digroup ini!
Andra2 : nice to meet you girl!
Kitty-chan :hello vi~
Meena : yo
Vivi : apakah ada yang bisa berteman
denganku?
Sintia : ehh kau kesini untuk mencari
teman??, haha itu lucu, jadi kau
tak punya teman?
Vivi : i-iya, aku tak punya.
Meena : itu benar bro? Kamu benar-
benar tak punya teman?
Dinda : itu lucu!
Andra2 : heyy jangan bercanda.....
Refal : itu benar?
Anna : kau kesini karna tak punya
teman?
Cahyo : apa kau gadis cupu yang tidak
popular? Haha itu aneh
Vivi : aku memang tak punya teman dan
aku seorang introvert
Dinda : introvert?? Pfftt itu
menjijikkan
Sintia : apa itu? Banjingan
menjijikkan yang menganggap dirinya
berbeda?
Cahyo : si pendiam yang lusuh ya😂
Andra2 : lol menganggap dirinya
spesial ya, pfft....
Anna : hey itu jahat... Hahahahahaha
Meena : hahahahaha
Sintia : hahahaha itu bodoh hahahaha
────────────────────────────────╍
Ia keluar dari aplikasi itu, dirinya termenung sekejap.
"Haaa.... Menjijikkan ya" katanya dengan air mata yang perlahan menetes dari sudut matanya
"Pfft aku menang tak cocok dengan dunia orang-orang, hahahaha" dirinya tertawa namun dengan airmata yang terus mengalir deras
Vivi yang sejak tadi ada dikamar kini beranjak dari sana, memutuskan keluar dari rumahnya pergi menuju tempat favoritnya.
Yaitu tempat paling sunyi yang dia temukan, sebuah danau hijau indah yang berada di dalam tempat terlarang,
Vivi berjalan melewati pohon-pohon besar, yang terlihat sedikit horror jika dilihat-lihat, ia terus berjalan kedalam hutan, sampai.......
Terlihat lah danau hijau indah yang luas, dengan warna kebiru-biruan, namun......
Ia melihat ada seseorang yang sedang duduk percis didepan danau itu,
Vivi pun mencoba menghampiri nya, karna rasanya aneh sekali ada orang yang mau mengunjungi tempat terpencil ini.
"Permisi? "
"Ah ya? " pemuda itupun kemudian menoleh, menatap Vivi dengan senyuman yang begitu indah
"Emmm" wajah vivi memerah seketika melihat betapa manisnya pemuda itu tersenyum.
"Hehe kamu lucu" pemuda itu menampakkan tawa singkat yang rasanya begitu candu
Vivi kemudian duduk disamping pemuda itu
"Ngomong-ngomong..... Kenapa kamu bisa ada ditempat ini?? "Tanya Vivi sambil menatap pemuda itu
"Aku hanya bermain" jawabannya singkat dengan senyuman
Mendengar jawaban itu Vivi menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya
"Tempat ini indah" kata si pemuda
"Benar karna itulah ini menjadi tempat favoritku, "
"Namamu siapa? Dan bagaimana dengan usiamu? " tanya Vivi
"Namaku Malvin, usiaku 17" jawab si pemuda tak lupa dengan senyum manisnya
"Namamu indah, aku Vivi, usiaku 15 tahun"
"Pfft... Itu artinya kau adik.. " kata malvin dengan kekehan kecil
"Ihhh tidakk!.... " vi yang telinganya sudah memerah
Malvin tersenyum melihat tingkah malu-malu Vivi
"Sudah lama aku tak menggoda seseorang" katanya
"Bagaimana? " Vivi merasa jika tadi malvin berbicara sesuatu
"Ah tidak... "
"Ngomong-ngomong sekarang sudah cukup sore, bukankah sebaiknya kau cepat pulang? " ucap malvin mengingatkan
"Ah benar sekarang sudah pukul berapa... " katanya dan lalu melihat HP,
"Oh tidak sudah jam 03.40,orangtua ku akan segera pulang" kata Vivi dan ia pun bangkit dari duduknya
Malvin pun mengikuti Vivi berdiri,
"Ayo kuantar, " malvin menarik tangan Vivi
"Eh tunggu" Vivi menangkis tangan malvin
"Ayo berpoto sebagai kenang-kenangan.... " ajak Vivi
"Emmm....... "
Vivi pun menarik tangan malvin lalu merangkulnya dan mereka pun mengambil beberapa poto.
Kemudian malvin menemani Vivi keluar dari hutan ini.
.
.
.
.
.
.
Digerbang/perbatasan masuk hutan tadi,
"Kau tidak pulang? " tanya vi
"Aku masih ingin disini" jawab malvin
"Emmm baiklah tapi jangan terlalu larut ya.... Dahh aku pulang duluu.... Besok aku akan kesini lagi.. " kata Vivi iapun berlari pergi sambil melambaikan tangannya
Malvin pun membalas, dan saat Vivi sudah tak terlihat lagi ia pun kembali masuk kehutan.
.
.
.
.
.
.
Kembali ke Vivi.
Cek lek,
Ia membuka pintu, kemudian menutupnya dengan perlahan.
Dan saat ia akan membalikkan badan
"Heyy"
"Aaaaaaa....... " teriaknya reflek
..........
"Papa!!!!"teriaknya dengan suara cempreng
" berisik.... "Kata sang ayah dan ia pun masuk meninggalkan anak semata wayangnya
" mama...... Papa menyebalkan!!! "
"Anakmu itu sangat berisik" kata ibu Vivi yang mendengarkan teriakannya dari dapur sedari tadi
"Dia juga anakmu jika kau lupa sayangg.... " jawab ayahnya Vivi dan iapun mengecup dahi istrinya
"Terus saja bermesraan terus.... Terus sampai nanti aku memiliki adik." kata Vivi dengan kesal selagi melewati dapur
"Hahh anakmu itu... " ucap ayah Vivi
"Iya dia menyebalkan sama seperti mu" ibu Vivi
"Heyy...... " ayah Vivi kemudian menciumi istrinya
"Diam aku sedang memasak!!! " teriak ibu Vivi
.
.
.
.
.
.
.
Makan malam.
Keluarga kecil itu kini sedang makan malam bersama, ditemani dengan obrolan ringan dan canda tawa sebagai pelengkap.
"Sayang? Kenapa kamu terlambat pulang, rasanya aneh karna kamu tidak biasa keluar rumah dan pulang terlambat" TanYa ibu vivi
"Emmm.... Itu..... Karna aku bermain bersama temanku sebentar"jawab vivi sedikit malu-malu
" teman yaa....... Hm..... "Goda ibu Vivi
" iya.. Teman! "
"Baiklah jadi siapa namanya.... Hmmm.... "
"Namanya malvin, dia pemuda yang baik.. " katanya dengan malu-malu
"Uuuuuu....... Dia tanpan yaa.... Hmm... "
"Ih ibu!!!! "
"Kau punya potonya? " tanya ayah Vivi
"Aku punya, ini" katanya lalu iapun menunjukkan potonya tadi bersama malvin
"Vivi sudah selesai makan bukan? Kalau begitu kembalilah kekamar dan tidur, ini sudah larut"jelas ayahnya dengan senyuman
" emmm okey. "Kemudian vivi pun berjalan pergi menuju kamarnya
Setelah Vivi pergi.
" aku perlu bicara sayang. "Kata ayang Vivi kepada istrinya
.
.
.
.
.
.
.
" engHhhh... "*Mengeliat
Vivi pun duduk, melamun sembari mengumpulkan tenaga
" berisik sekali "gumamnya
Dengan MasIh mengenakan baju hodie semalam ia keluar Dari kamarnya, pergi kebawah untuk melihat apa yang terjadi
Dibawah, ia melihat, ada beberapa polisi dan detektif. Ntah apa yang telah terjadi.
" ma? Pa? Kenapa orang-orang itu ada disini? "Tanyanya menghampi kedua orangtuanya
" kita akan menjemput pemuda itu sayang,"kata ayah Vivi
"a-apa? Apa maksud Papa? Untuk apa menjemput malvin! Memang apa yang terjadi? "
Salahsatu dari polisi itu menghampiri Vivi
"Kita disini untuk menjemput jasadnya nak, " kata si polisi menepuk pundak Vivi
"A-apa maksud anda!....." vi menepis tangan si polisi
"Paktanya dia sudah meninggal nak, mohon kerjasamaNya untuk menemukan jasad Korban itu" kata polisi yang lain
"Korban? Jasad? Anda semua bercanda ya? Jelas temanku itu masih hidup! "Vi mundur sedikit shock dan tak Terima dengan ucapan para polisi itu.
Ia terdiam sekejap, kemudian berlari sekencang kencangnya meninggalkan tempat itu, berniat kembali ke danau itu.
" sayang!!.... "Teriak sang ibu melihat putrinya begitu shock atas ucapan para poLisI itu, ia sendiri terkejut karna ucapan suaminya semalam.
" ikuti gadis itu"kata seorang detektif dan mereka pun mengiKuTi Vivi termasuk kedua orangtua Vivi juga
.
.
.
.
.
.
.
.
Skip
Disisi Vivi
"Malvin.......!! "
"Malvin!!...... "
"Malvin!..... "
Teriak Vivi memanggil² malvin
Sementara para polisi, detektif dan orang tua Vivi mengikuti dibelakangnya
"Malvin!! Tunggu!! " teriak Vivi dan iapun berlari
"Apa yang terjadi pada Vivi sayang..... " kata ibu Vivi yang begitu khawatir melihat anaknya terlihat kacau
Ayah Vivi pun hanya memeluk istrinya tanpa mengatakan apapun
.
.
.
"Malvin!! Kembali!! Kenapa kau masuk ke danau!..... Danau itu dalam!! " teriak Vivi saat melihat malvin terus berjalan kedalam danau Dan hanya wajah malvin saJa yang belum tertelan air itu
Vivi pun sudah ingin menginjakkan kaki ke danau itu sebelum orang-orang yang mengikutinya menahannya
"Lepas!! Lepas!! " berontak Vivi
"Lepaskan aku!! Kalian tidak lihat dia akan tenggelam!! Malvin!!! Lepas!!"Vivi terus memberontak
" sayang dengarkan mama dia sudah tidak ada"kata ibu Vivi mengelus pelipisnya yang begitu basah oleh keringat.
"Tapi ma-" ucapannya terhenti saat malvin membalikkan Badan dan mengucapkan
"Terimakasih" dengan senyuman manis khasnya
MeskipuN suara malvin nyaris tak terdengar tapi ntah kenapa begitu mengenai hatinya.
Vivi meneteskan airmata Saat malvin berkata seperti itu dan kemudian ruhut malvin pun benar-benar menghilang.
"Detektif, kami memeriksa sempel air danau ini dan benar air danau ini Megandung radioaktif yang sangat besar"
"Kemungkinan korban 22 tak sengaja meminum air danau dan akhirnya ia meninggal karna efek radioaktif"
"Detektif! Saya menemukan tulang-belulang seseorang yang masih mengenakan pakaian diujung danau... " ucap salah seseorang polisi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah itu kasus korban 22 pun akhirnya diungkap,
Korban 22(malvin)/merupakan korban yang dianiyaya dan dilecehkan oleh Beberapa pelaku dan pelaku utama mERupakAn ayah korban sendiri, kasus korban 22 tidak disebarkan Kemasyarakat karna pelaku sudah membusuk dipenjara dan karna korban(malvin) menghilang.
Namun karna jasad malvin sudah ditemukan kasus itupun kembali dibuka Dengan tertangkapnya pelaku yang ikut terlibaT dAlam penganiayaan terhadap korban 22.
Kasus ditutup dengan hukuman gantung bagi para pelaku.
Vivi kembali menjadi introvert yang kesepian namun meski begitu kini ia memiliki beberapa teman dekat yang percis seperti yang diinginkannya.
Dann... Kisah inipun berakhir.
𝘛𝘩𝘦 𝘦𝘯𝘥.
By : S/V
Maaf apabila ada salah dalam penulisan, maaf apabila ada typo dan maaf klo ceritanya gj.
Hanya hiburan semata,
Karangan asli milik vi.