Setiap orang pasti pernah merasakan jatuh cinta .Apalagi pada masa remaja. Demikian juga dengan aku. Aku juga mengalami masa itu. Terjadi pada saat aku berumur 10 tahun. Dimana aku masih menduduki bangku sekolah dasar. Awalnya aku bersekolah di sekolah negeri. Namun karena Masalahnya aku tidak naik kelas aku dipindahkan oleh orang tuaku ke sekolah dasar swasta. Yang pada notabenenya dekat dari rumahku. Jaraknya cuma 5 langkah jika dihitung dengan berjalan kaki. Dekat bukan ? Perihal ditanya Apakah aku ada perasaan soal itu. Sedih, sudah pastilah harus berpisah dengan teman-teman sekolahku yang lama. Orang tuaku beralasan jarak Sekolah Negeri jauh. Ya, memang jarak sekolah lamaku menghabiskan waktu 1 jam itu pun pakai sepeda. Apa jadinya jika berjalan kaki Mungkinkah memakan waktu yang lama lagi, bukan ?
Perkenalkan namaku Alladin Hiksan, sapa saja aku Ali atau Aal. Aku anak dari bapak Davan Rizalan dan ibu Masayu. Anak yang berada di posisi nomor 3 tepatnya atau anak terakhir yang bungsu Jadinya.
Yang di atasnya kakak bernama Edi dan Gio.
Edi, saudaraku itu sudah menikah. Tapi sayangnya belum punya momongan. Padahal sudah dalam 3 tahun masa pernikahan dia dengan istrinya. Aku pun tidak tahu kenapa? Entah belum ada rezeki dikasih amanah sama Tuhan ataukah Memang mereka Menunda untuk memiliki anak terlebih dahulu.
Gio, saudaraku yang berada di posisi paling tengah Di Antara Aku Dengan Edi. Dia sendiri sedang menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Tepatnya, kelas 2 SMA dan bentar lagi mau naik ke kelas 3 sama sepertiku kelas 5 yang mau naik kelas 6.
Kalaupun di sekolah negeri Aku masih kelas 4 karena tinggal. Tapi justru di swasta aku bisa duduk di kelas 5. Aku pun tak tahu Yang jelas orang tuaku menemui guru dan Katanya aku duduk di kelas 5. Beruntungnya aku, Tetapi walaupun begitu Aku tetaplah Ali si anak bandel. Itulah sekilas tentang keluargaku.
Cinta Pertama
Pada pertemuan pertama aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang cewek. Walaupun dia tidak cantik seperti cewek-cewek yang lainnya.Cewek itu ada tempat terspesial di lubuk hatiku yang paling terdalam ini.
Untuk pertama kalinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan dialah cinta pertamaku.Di tempat yang tak pernah ku sangka sebelumnya.Menurutku ini cukup sederhana .Ya,walaupun tempatnya tidak terfavorit dan terkenal.Seperti momen pertemuan romantis bagi kebanyakan orang di luar sana.Setidaknya ini adalah rumahku tempat yang paling nyaman.Cinta pertama menjadi kesan terindah dalam kehidupanku pada masa remaja.Cinta pertamaku kepada si dia.
Berawal dari pertemuan yang tidak ku duga.Tanpa sengaja aku mulai terhipnotis akan pesona yang di tebarkannya.Wangi semerbak bunga di taman .Dan sejak saat itulah wajah dia langsung ku tempelkan perasaan ini di hatiku.Jatuh cinta memang indah .
Apalagi kalau yang di bahas itu adalah cinta pertama.Dia adalah orang yang pertama membuatku jatuh cinta.Dan itu langsung pada pandangan pertama.Oh iya ,bagaimana dengan dirimu apakah pernah mengalami fase ini?Yang sama hal denganku.Indah ,bukan?
"Siapa namamu?"sapaku mulai membuka mulutku yang monyong ini untuk berbicara seraya menghulurkan jabatan tangan ke lawan yang ku ajak bicara,yang tak lain adalah cewek yang ku singgung pembicaraan tadi.Siapa lagi kalau bukan cinta pertamaku itu.Aku dan dia yang kini berdiri tegak dan lurus yang saling berhadapan.Tapi sayangnya itu tidak seimbang sekali bagiku.Dalam suasana cewek itu masih terpaku diam tanpa mau menatap ke arahku sama sekali.Sama sekali suatu kejanggalan dan ganjil yang ku rasakan saat ini.Seolah-olah ini cewek mengabaikanku.Mulai kutelusuri dengan wajahnya berubah menjadi merah merona seperti udang rebus.Apalagi dengan sikapnya tersipu malu .
Tapi sayangnya reaksi yang seperti itulah dari awal mulanya aku terpesona dengan intens memandangnya tak mau berhenti dari tadi.
"Hmm..anu..panggil a..d..i..kk..saja."katanya bicara gugup dan terbata.Bahkan tak sadar dari kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri,terjeda-jeda dan berakhir putus-putus.
Bagaimanapun aku harus tenang dan tidak boleh gegabah takut nanti dia tidak nyaman.Dan kalau tidak ,dia bisa jadi akan kabur dari hadapanku.
"Tolong,pelan-pelan jangan tergesa-gesa,ya.Siapa namanya."kataku lagi seraya tersenyum nyengir layaknya senyuman iklan yang ada pada pepsodent.Dengan memperlihatkan semua susunan gigiku ini.Syukurlah gigiku tertata rapi dan pasti bersih .Dan tidak kuning ,ya wong rajin sikat gigi pake odol .Kinclong lagi.Ting..tong..
Kebersihan mulut terjaga dan tidak akan membuat orang jijik.
Kok sok pedenya aku sekarang.Apa akan mungkinkah dia akan terpesona kepadaku?
Seperti toh mulai jatuh hati kepada cewek ini.
"Kamu kelas berapa?"tanyaku mengalihkan ke topik yang lainnya.Untuk mencairkan suasana dalam ketegangan dan kekakuan ini.Ya aku memulai mencari cara lain karena dari tadi di tanya nama ,dia memilih bungkam mulut saja.Yang tidak berniat memberitahuku sama sekali.Itulah tukar ke pembicaraan lain.
"Kelas empat."jawabnya dengan dua kata itupun singkat,padat dan cukup jelas sekali kedengarannya.Setauku ya orang hemat sama uang,tapi kenapa cewek ini hemat mengeluarkan suaranya.Bicaranya sedikit-sedikit .Kalau nggak aku yang mulai berbicara,dia pasti tidak akan berbicara juga.Eh,giliran aku kasih pertanyaan jawaban yang singkat.Itupun hanya ada dua kata saja.Kok ada ya orang seperti ini ?
"Kenalkan namaku Ali atau sapa akrabnya Aal.Aku kelas lima ,tingkatan kelasnya diatas ,adik."jelasku lagi dengan posisi tangan dia masih bersalaman denganku.Dia memang tak berani menatapku dengan wajahnya masih menunduk kebawah tanpa ada reaksi apapun.
" kamu sudah mulai ada jerawat, ya. Sudah punya pacar,ciee." Godaku lagi dengan keceplosan. Tanpa ada kata untuk mengerem pembicaraan yang keluar begitu saja dari Mulutku kali ini. Emang benar di sebelah hidungnya ada tumbuh jerawat berukuran sedang yang menempel itu berwarna kemerahan. Seperti habis dia Garut, tapi belum pecah.
"Tidak ada." Jawab dia, lalu dengan cepat-cepat menarik tangannya dari jabatanku .Aku terkejut dengan reaksinya itu. Apa mungkin cewek ini sifatnya pemalu dan pendiam. Dan Kalau diberi banyak pertanyaan risih dan tidak suka. Seharusnya aku sadar diri dari tadi.
Aku memilih diam dan tidak melanjutkan untuk bertanya lagi .Sementara dia, pergi dari hadapanku dan melangkahkan kakinya dari teras rumahku itu menuju ruang tengah.
Tempat di mana Gio dan temannya, si teman yaitu adalah kakak dari si cewek ini . Sedang sibuk mengerjakan pekerjaan rumah . Jadi, walaupun begitu jarak terus ke ruang tengah sedikit jauh.Apapun pembicaraan kami mungkin tidak akan kedengaran oleh mereka. Lagian pun Kalau terdengar .Akupun tidak peduli.Toh,mereka sibuk belajar dari tadi.
Jujur sebenarnya banyak yang harus ku tanyakan kepada cewek itu. Tapi dia pergi meninggalkanku begitu saja. Dengan sikapnya saja itu berarti sudah menyuruhku tidak usah bertanya lagi. Dan pada intinya, Tutup mulutmu.
Aku tetaplah aku, aku kali ini mengikuti langkahnya masuk ke dalam ruang tengah.
" Kakak, pulang yuk!" Sahut cewek itu spontan dan tegas kedengarannya.
" Ya bentar .Ada sedikit lagi kok.Mainlah dulu sama Aal." Jawab kakaknya dengan tetap fokus menulis di buku tulis dan matanya tetap jeli ke arah buku tersebut. Demikian juga dengan Gio kali ini dia meletakkan pulpennya sejenak dan berhenti menulis.
"Aal, temankanlah si Kika ini ngobrol. Bagaimana sih lu ,diam-diam bae kalian dari tadi." Sungut Gio meledek kehadiran kami yang datang bersamaan.
Apa jadi namanya Kika .Kika Kenapa nggak kaku aja . Itu kan mulai lagi ada rasa kejahilan yang muncul dari otak ku ini.
"Kika?Wah ,namanya cantik seperti orangnya.Tapi tenang aja,kami sudah mengobrol banyak dari tadi.Karena mulut sudah capek makanya kesini." Kataku dengan ekspresi nyengir seolah-olah tak puas tetap menatap wajah Ayu dan manis cewek ini.
Dan untung saja Gio dengan teman itu, masih tetap fokus ke pekerjaan rumah mereka . Jadi tidak akan tahu kalau aku curi pandang sama tambatan hatiku sendiri. Dia masih diam dan tidak mau membalas ucapanku kali ini. Mungkinkah Dia beranggapan, Aku tukang gombal ya?
Padahal aku jujur dan tulus. Dasar cewek ini Aneh,fikirku.Tetapi entah kenapa aku semakin terpesona dan telah jatuh hati kepada dia .
Gio dan temannya selesai juga mengerjakan tugas sekolah tersebut. Dan Mereka pun pamit pulang kepada si pemilik rumah ini.
"Besok belajar lagi,ya." Gio mengingatkan temannya itu.
" Kika datang juga ."kataku melemparkan kata itu ada sebuah harapan. Biar bisa berjumpa lagi dengan cewek yang ku taksir ini, datang untuk kedua kalinya. Demi rasa penasaran dan pertanyaan yang akan kucecar nantinya. Biar ada ucapan langsung dari mulutnya itu sendiri.Biar hidupku Tidak dihantui rasa penasaran lagi.
"Ya." Jawabnya satu kata. Irit dan hemat. Makin ke sini satu kata saja yang dilontarkannya. Tidak masalah yang penting Hatiku sudah lega kali ini. Harapan untuk berjumpa dengan dia besok begitu besar dan tinggi.
Besok hari yang kutunggu-tunggu. Bakal berjumpa dengan pujaan hati lagi. Padahal ini adalah pertemuan pertama kalinya aku sudah mulai tertarik sama lawan jenis yang paling beruntung ya cewek itu.
Dalam masa remaja dan pubertas ini, aku perlahan-lahan merasakan perkembangan dengan jakun mulai muncul,suaraku mulai membesar dan aku sudah mengalami mimpi basah. Sebenarnya ini Wajar saja, itu adalah hal normal. Dan tidak perlu juga untuk ditakuti ,jalani saja kayak aku yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada cewek manis itu.
Saking senang dan girangnya bahkan aku langsung jingkrak jingkrak masuk kamar, menutup dan Mengunci pintu dari dalam rapat-rapat. Ku mulai menjalankan aksi yang konyolku dengan melompat-lompat tinggi di atas ranjang milikku sendiri. Dan terlalu bersemangat bernyanyi cinta, dengan nada tinggi dan berteriak kencang dan keras sekali.
Aku bahkan tidak peduli suaraku yang cempreng dari lambeku ini keluar dan begitu kerasnya sampai keluar kamar .Tentunya orang yang akan terusik pertama kalinya lagi Gio ,saudaraku sendiri.
"Diam ,berisik woi." Terdengar teriakan suara Gio dari luar kamarku dan menggedor-gedor dengan kencang pintu kamarku seperti mau roboh saja. Walaupun begitu Aku tidak peduli lagi.Terserahlah ,iki wong bahagiane. Semakin menjadi-jadi aku semakin tinggi suara dan nada ku untuk bernyanyi kali ini. Aku berteriak keras-keras biarlah apa kata Gio.
" Jatuh cinta pada pandangan pertama .Jatuh cinta memanglah Indah .Aku ingin kau hadir dalam mimpiku .Aku sungguh menginginkan dirimu."
Bernyanyi cinta penuh dengan rasa kebahagiaan layaknya seperti air yang mengalir begitu saja. Tanpa peduli rintangan yang sulit.
"Berhenti lu nyanyinya.Mau tidur ini." Kembali terdengar penuh ketegasan suara Gio dari luar. Tapi walaupun begitu aku tetap pura-pura .Tak Mendengar nya saja. Sampai kemudian dia pergi dan berlalu. Aku pastikan tidak lagi kudengar cerocosan dari mulut dia itu.
"Kika milik Ali selamanya ."
Mulutku mengakhiri lagu tersebut. Padahal tidak ada sama sekali tertulis di lirik lagu, itu hanya kutambah-tambah saja biar ada manis dan romantisnya gitu.
Dan sungguh apes dan sial nasibku kali ini. Rencana awal dan berniat pulang cepat sampai di rumah. Ada saja rintangan yang menghadangku. Apakah pertemuan kedua aku dengan si dia akan tertunda?
Oh ,tidak mungkin, Janganlah kalau bisa, pengen sekali bertemu cewek itu. Aku sungguh ingin bertemu dengan dirinya. Cinta Pertama Dan pada pandangan pertama kepada si dia.
Remedial.
Aku harus mengerjakan soal ujian remedial dari mata pelajaran bahasa Inggris, cepat-cepat kutuntaskan akhirnya selesai.Ups, datang lagi remedial yang kedua IPA dan sama seperti tadi aku selesaikan cepat-cepat.Eh, lanjut lagi IPS, matematika dan...
Remedial yang terakhirnya Akhirnya selesai juga.
Dasar remedial mengulur Pertemuan ku dengan dia aja. Dari sekian mata pelajaran hanya pelajaran yang Penjaskes dan kesenian remedial yang tidak kulakukan, karena nilaiku baik pada kedua mata pelajaran tersebut.
Tetapi walaupun begitu ya sudahlah Akhirnya aku bisa pulang dan bertemu dia. Bergegas ku ambil tas dan kabur keluar dari kelas tanpa harus bersalaman dengan guru.Dan Untung saja Wali kelasku baik dan tidak pemarah. Ya setidaknya dia paham dan mengerti dengan keteledoranku ini .Dan untuk besoknya dia tidak akan menasehatiku. Dengan membiarkan Ku dan tanpa peduli memberi pertanyaan yang basi nantinya.
Aku memang kabur dan lebih duluan daripada yang lain. Ku percepat langkah ku kau merasanya tak sabar mau cepat-cepat sampai di rumahku.
Di depan pintu teras tanpa menunggu aba-aba 1 2 dan 3 tak ku ketuk pintu itu ,langsung saja kudorong dan pintu terbuka.Bergegas Aku berjalan ke ruang tengah. Ada rasa kecewa di dalam hatiku Bukan wajah cewek itu yang kulihat melainkan sosok Gio saudaraku sendirian sibuk dengan Tab saya di laptop miliknya dan tak ada orang lain.
"Lah,temannya mana?" Tanyaku cengar-cengir kiri kanan sana sini. Mana tahu kan diumpetin dua orang lagi.
"Lu lambat sih,sudah pulang mereka.Lu dari mana aja,puber." Tanya Gio menatapku heran apalagi dengan Posisiku yang masih pakai seragam sekolah.
"Hehe,biasa ." Aku nyengir saja,saat Gio kembali fokus dengan laptopnya .
"Lain kali jangan malas.Kudu rajin lu belajarnya.Biar tidak remedial terus.Sumpah lu buat kaget aja.Karena lu masuk kayak maling yang mau mencuri,nyelonong langsung."sindir Gio kali ini.
Sialnya aku memang di takdirkan untuk tidak bisa berjumpa cewek itu lagi di pertemuan kedua ini.Ada rasa penyesalan yang begitu menyakitkan rasanya.
"Oh ya,si teman langsung salam perpisahan tadi.Dia bersama semua kelurganya besok berangkat ke ibu kota.Otomatis sekolah mereka juga pindah."
Tertegun aku mendengarnya dengan rasa tak percaya sama sekali.
Apa cewek itu pindah?
Artinya memang tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan dia .Baru saja aku merasakan jatuh yang terasa indah.Tapi kali ini aku yang kecewa sendiri.Hatiku patah dan terpuruk.Baru saja akan memulai,tetapi berakhir begitu saja.Malangnya diriku dalam sekedip mata.Bukan aku yang menyerah tetapi Tuhan punya rencana lain sepertinya.Dengan memisahkan seperti ini.Itulah kisahku perihal cinta pertama.
Dia yang telah mencuri hatiku.Aku begitu terpesona dengan paras wajahnya,yang ayu dan tidak pernah membuatku bosan jika memandangnya.Sungguh sempurna ciptaan yang maha kuasa atas orang itu.Tapi sayangnya,aku tidak akan pernah memilikinya.Bagaimana mau memilikinya ,aku saja tidak akan bisa bertemu dirinya lagi.
Kabar terakhir yang ku dengar dari seseorang,dia sudah sukses dan sudah bekerja di kantor kedutaan besar di salah satu negara Asia Tengah.Dan aku ikut bahagia,atas kejayaan hidupnya.
Dan pada akhirnya,takdir yang berbicara sendiri.Dia bukan jodohku.Justru aku berjodoh dengan wanita lain.Yang sekarang telah resmi dan sah menjadi istriku.Dan sebagai pelengkap dan utuhnya rumah tangga kami.Lahir dan hadirnya buah hati dari pernikahan kami
,seorang putri mungil yang berparas cantik nan jelita.Terimakasih Tuhan,atas kebahagian ini.