Malam ini, suasana sunyi menghampiri ruangan ini, dan hatiku seakan terjebak dalam labirin kenangan tentangmu. Setiap sudut di ruangan ini membawa serpihan kisah kita yang terlalu pahit untuk diucapkan. Ingatan akan senyummu yang dulu mampu menerangi hari-hariku, kini menjadi bayangan kelam yang mengikuti langkah-langkahku.
Wajahmu, yang dulu begitu hangat, kini hanya tinggal sebagai citra yang sayu di benakku. Suaramu yang dulu menjadi melodi dalam hidupku, sekarang terdengar hanya sebagai bisikan angin yang membawa aroma kesedihan. Aku terpukul oleh setiap detik waktu yang terus berlalu, membawa pergi kenangan indah yang dulu kita bagi bersama.
Mengenangmu seperti menyusuri lorong-lorong gelap ke dalam lubang kehilangan. Kata-kata manismu yang dulu menjadi penyejuk hatiku, kini hanya menggema sebagai luka yang terbuka. Ada kekosongan dalam setiap ruang, seperti kepergianmu telah merampas sebagian besar warna dalam hidupku.
Dalam keheningan malam ini, aku mencoba memahami arti dari kehilanganmu. Setiap hembusan angin membawa kenangan yang tercampur dengan getirnya perpisahan. Aku berusaha memeluk kekosongan ini, tetapi rasanya seperti mencoba menangkap bayangan yang terus menghilang.
Meski kita berjauhan, kenangan tentangmu tetap melekat dan menyayat hati. Aku terus meratapi kepergianmu, seakan menari sendiri di antara bayangan kerinduan. Dan di malam ini, aku merelakan air mata ini tumpah, membiarkan mereka menjadi saksi bisu dari kepedihan yang tak terucapkan.