Namaku Lintang, siswi SMA yang biasanya hanya dikenal karena nilaiku yang bagus, bukan karena kisah cinta. Tapi, semuanya berubah ketika aku bertemu dengan Bayu, kapten tim basket yang membuat semua gadis berdebar.
"Lintang, kamu bisa nggak ya, bantu aku belajar untuk ulangan Biologi?" tanya Bayu dengan senyum yang bisa membuat siapa saja meleleh.
"Te-tentu, aku bisa," jawabku, sambil berusaha keras agar suaraku tidak terdengar gemetar.
Kami pun belajar bersama di taman sekolah, dikelilingi oleh pohon-pohon yang rindang. Aku mencoba menjelaskan tentang fotosintesis, tapi yang bisa kupikirkan hanyalah betapa dekatnya Bayu duduk denganku.
"Jadi, kalau klorofil menyerap cahaya, maka..." ucapku, berusaha fokus pada materi.
Bayu menatapku dengan tatapan yang membuat jantungku berlari marathon. "Lintang, aku lebih tertarik tahu, kalau kamu dan aku, hasilnya akan seperti apa?"
Aku terdiam. Ini adalah momen yang menegangkan dan membuatku malu-malu. Apakah ini pertanda? Apakah dia sedang serius?
"Uh, mungkin... hasilnya akan seperti reaksi kimia yang sempurna?" jawabku dengan ragu, berharap itu adalah jawaban yang tepat.
Bayu tertawa, suaranya menghangatkan suasana. "Kamu pintar, Lintang. Aku suka itu."
Dan begitulah, di antara daun-daun dan ranting, aku menemukan formula cinta yang paling tidak terduga. Kami berdua, dua elemen yang berbeda, kini menjadi kombinasi yang sempurna satu sama lain.