Sebuah senyuman terlihat diwajah seorang gadis. Berjalan menelusuri lorong dengan riang gembira. Menggendong tas hitam dipundaknya dengan gantungan kunci hello kitty.
"Na na na na na..."bersenandung senang.
"Indahnya pagi ini, sejuk dan enak dipandang" memejamkan mata.
Tiba-tiba
"WOY DELISAAAAAAAAAA" Teriak seseorang kencang.
"Ehhhhh" hampir nyungsep.
"Fiuh hampir aja" mengelus tangan didada.
"Delisa" sudah sampai didekatnya.
"Kinan!! Lo tuh bikin kaget aja, untuk gue ga punya riwayat jantung, lo tuh ya masih pagi ngeselin banget" ucapnya dengan raut wajah kesal.
"Hehe ya maap bets priend" cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"yang bener tuh MAAF BEST FRIEND" ngegas dan berlalu pergi dengan cepat.
"Ya maaf typo...eh jangan cepet cepet dong" mengimbangi langkah delisa.
Delisa anastasia dan temannya Kinan relitta seorang siswi di SMA nusa bangsa kelas X (sepuluh). Delisa adalah anak tunggal di keluarganya. Dia dan Kinan adalah sahabat sejak kecil. Mereka sudah bersama-sama dari dulu sampai sekarang. Sifat Kinan memang selalu membuat kesal tapi sifat itulah yang membuatnya nyaman.
Beberapa waktu berlalu jam pelajaran telah usai. Seluruh pelajaran hari berakhir. Murid berhamburan menuju rumah masing-masing. Dengan senyuman kegembiraan untuk hari ini. Setiap murid pasti senang ketika waktu pulang tiba, kecuali yang pulang nya sore. Sma nusa bangsa memang tergolong sekolah elit dan fasilitas yang memadai, waktu pulangnya pun bisa dibilang lumayan cepat yaitu jam 1 siang.
Disisi lain ditaman belakang sekolah. Terlihat 2 siswi duduk dibangku taman. Tertawa gembira di tengah ketenangan. Mereka adalah delisa dan Kinan. Dua sahabat ini lebih memilih berada disekolah daripada pulang kerumah. Waktu mereka bersama seakan lebih berharga daripada apapun.
"Del? " menatap langit.
"Ya, kenapa? " menoleh ke Kinan.
"Waktu...cepet ya"
"...Sepertinya begitu" terdiam sejenak lalu berbicara.
"Kira-kira sampe kapan gue berada disini? " menatap sendu langit.
"Maksud lo? " sedikit khawatir.
"Ga tau kenapa perasaan gue bilang bentar lagi gue pergi" menoleh menatap delisa.
"Heh jangan ngomong gitu bisa ga?! "
"Hehehe canda canda" menepuk pundak delisa sambil tertawa.
"Candaan lo ga lucu deh" mendengus kesal.
"Hehe" cengengesan.
"Huh...pokoknya kalau kamu sampe pergi..."menunda ucapannya.
" gue bakal susul lo kemana pun itu" lirihnya.
"....." Kinan terdiam.
"Lo sahabat gue Kinan, jangan pergi tanpa gue" menatap sendu Kinan.
"Delisa, ikuti takdir ya, jangan akhiri dengan gampang nya, itu sama aja merusak takdir" tersenyum menatap langit.
Suasana menjadi sunyi. Tidak ada yang memulai percakapan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara angin berhembus dedaunan. Tanpa sadar buliran bening menetes jatuh ke pipi. Entah apa yang dipikirkan delisa saat ini. Hatinya seperti akan kehilangan sesuatu yang berharga.
Beberapa jam kemudian. Mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Melambaikan tangan sebagai perpisahan. Tanpa delisa tau akan ada yang terjadi kepada sahabatnya. Dia pulang dijemput supir pribadinya. Setelah kepergian delisa, di tempat itu masih berada Kinan. Ketika hendak menyebrang tanpa disadari. Sebuah mobil truk dari arah kiri melaju dengan cepat. Kini Kinan sudah berada tepat ditengah jalan. Suara klakson mobil truk menggema. Raut wajah panik terlihat pada Kinan. Dia hendak kembali ke tempat nya. Namun, terlambat mobil yang kehilangan kendali itu menabrak keras tubuh Kinan. Benturan itu menyebabkan Kinan terlempar jauh dari tempatnya tertabrak. Tubuh nya penuh darah. Suara lirih Kinan terdengar.
"Ku..har..ap kau bah..agia de..lisa..." menutup mata.
"Ada kecelakaan ada kecelakaan! " teriak seorang pedagang toko.
"Telpon ambulans cepat"
"Astaga masih sma"
"Semoga dia dapat tertolong"
Berbagai ucapan terdengar di kerumunan warga. Mereka berdiri disekitar tubuh Kinan. Beberapa menit kemudian terdengar sirine ambulans datang. Semua warga menyingkir dan mempersilahkan pihak rumah sakit membawanya.
Sedangkan disisi lain. Delisa masih berada diperjalanan pulang. Tiba-tiba perasaannya menjadi gelisah. Pandangannya tertuju keluar jendela. Bersamaan dengan itu ambulans yang membawa Kinan melihat tepat dihadapannya. Terlintas wajah Kinan di pikirannya.
"Kinan, kuharap kau baik baik saat ini" memegang dadanya yang gelisah.
Beberapa menit kemudian. Mobil sudah memasuki halaman rumah milik delisa. Dia keluar dengan tergesa-gesa. Baru sampai didepan pintu saat hendak membukanya. Sang ibu sudah membuka duluan dengan wajah gelisah.
"Delisa, ayo nak sekarang ke rumah sakit" ajaknya menggandeng tangan delisa.
"Apa yang terjadi?? " menatap heran.
"Ayok masuk mobil nak" ucap sang ayah seraya duduk bagian kemudi.
"Iya ayah" duduk dibelakang bersama ibu.
"Ibu? Ada apa? " tanyanya lagi.
"Nak, ibu Kinan memberi kabar duka, hiks nak Kinan..." menangis dan ucapan terhenti.
"Apa yang terjadi pada Kinan, bu? Cepat katakan hiks" tanpa sadar setetes air mata jatuh.
"Nak Kinan meninggal karena kecelakaan tadi sepulang sekolah, meninggal saat perjalanan ke rumah sakit" jelas sang ibu.
"Apa?! Ga mungkin bu, 25 menit yang lalu Kinan sama delisa bu, ini mimpi kan engga mungkin Kinan...hiks hiks ibu" menangis dipelukan sang ibu.
Kabar duka diberitahukan kepada keluarga kinan. Pihak rumahsakit tidak dapat melakukan apa-apa. Setibanya dirumah sakit detak jantung Kinan sudah berhenti. Tepat saat perjalanan menuju rumah sakit Kinan meninggal. Kabar duka ini membuat delisa sang sahabat sangat terpukul.
"Jadi ini yang akan terjadi, Kinan kenapa-kenapa kamu meninggalkanku? Perasaanku sejak tadi ternyata tentangmu, bagaimana aku tanpamu Kinan, kabar duka ini begitu menusuk hati" hatinya sedih.
Terbukti sudah perasaan gelisah yang sedari tadi dia rasakan. Bahkan tanpa disadari ambulans itu melintas dihadapannya. Selama perjalanan menuju rumah sakit delisa terus menangis. 13 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mereka. Sudah sejak kecil mereka bersama. Dan kini Kinan yang pergi duluan. Meningggalkan sejuta kenangan untuk delisa. Dan luka yang masih tertanam dihatinya.
Sesampainya dirumah sakit. Mereka segera menuju ke ruangan Kinan. Sebelum dimasukkan ke ruang jenazah. Mereka pun sampai diruangan Kinan. Diatas ranjang rumah sakit terbaring tubuh Kinan yang pucat. Dengan luka yang masih mengeluarkan darah ditubuhnya. Delisa diam membeku dibelakang sang ibu yang memeluk tubuh Kinan. Tubuh delisa bergetar menatap raga Kinan yang tak bernyawa.
Bruk
"Delisa!! " ibu Kinan mendekatinya.
"Tante ini mimpi kan? " menatap kosong ke depan.
"Ikhlasin nak, kita semua sayang tapi Allah lebih sayang sama Kinan" memeluk tubuh delisa.
"Nak, ibu tau delisa hancur tapi bagaimana pun harus ikhlas ya? Supaya Kinan tenang disana" ucap sang ibu.
Anggukkan hanya itu tanggapan delisa. Terlintas sebuah ucapan yang selalu ditakuti olehnya. Ucapan Kinan ketika berbicara ditaman.
"Kira-kira sampe kapan gue berada disini? "
"Ga tau kenapa perasaan gue bilang bentar lagi gue pergi"
"Delisa, ikuti takdir ya, jangan akhiri dengan gampang nya, itu sama aja merusak takdir"
Tangisan tidak bisa dihentikan. Hatinya begitu hancur mendapatkan kabar ini. Dia menatap wajah Kinan untuk terakhir kalinya. Pihak rumah sakit ingin memandikan jasadnya.
"Aku janji Kinan akan berjuang, sampai aku bersamamu nanti" tersenyum menatap tubuh Kinan yang dibawa.
Hari-hari berlalu. Kini delisa sudah mengikhlaskan kepergian Kinan. Senyuman nya tetap ada walaupun dia sering merindukan kehadiran Kinan. Momen saat kina berteriak padanya, menjahili nya, dan masih banyak momen yang terkenang. Kenangan itu akan selamanya terpatri dalam hati. Bagi delisa mereka berdua seperti ratu dan putri. Delisa ratunya selalu memerintahkan Kinan dan melindungi nya, sedangkan Kinan putri karena selalu berada dibelakangnya dan kekanak-kanakan. Mereka berdua yang pasti saling melengkapi. Dalam situasi apapun dan kapanpun.
Kabar duka memang selalu menyakiti. Namun, itu semua adalah takdir yang ditulis oleh allah. Tidak ada seorang pun yang tau akhir dari takdir kita. Bahagia atau justru terluka. Jalani saja dan terima apapun yang diberi. Bersyukur saja untuk kebersamaan saat ini.
Note : Jika ada kesalahan mohon kasih saran dan koreksi Terimakasih😊