๐ญ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐
"Ayah," Panggil seorang istri menatap lekat suaminya.
"Kemarin bunda masak kesukaan ayah kenapa tidak dimakan?" Tanya wanita itu masih nenatap suaminya. Sebuah senyum manis tercipta dari bibir wanita itu tanpa ada sedikitpun rasa marah karena suaminya sama sekali tidak menjawab.
"Ayah, " Panggil kembali wanita itu pada suaminya yg tak bergeming.
"Kenapa ayah berubah sekarang, ayah nggak sayang bunda lagi kah? " Tanya wanita itu lagi dan suaminya masih juga tak bergeming, tapi itu tidak membuat wanita itu berhenti berucap.
Wanita itu menoleh pada seorang balita perempuan mungil yg berada di sampingnya, balita kecil yang masih berusia tiga tahun setengah itupun membalas tatapan wanita itu dengan tersenyum manis.
"Lihatlah anak kita yah, dia merindukanmu, dia merindukan ayahnya yang dulu, yang selalu ada bersama kita," Ucap wanita itu masih tersenyum dibibirnya namun genangan air dipelupuk manik mata indah itu terlihat sudah tidak bisa terbendung lagi, dan seketika mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Ayah, lihatlah bunda. Dulu ayah tidak akan membiarkan satu tetes saja air mata keluar dari mata bunda kan!! Lihat sekarang yah, bukan hanya satu tetes tapi ayah membuat air mata bunda mengalir deras!!" Ucap wanita itu dengan terisak.
"Unda angan angis," Tiba-tiba terdengar sebuah suara cadel berasal dari balita disampingnya.
"bial atu ambil batu itu ya, bial ayah bisa kelual, bial bunda nggak angis lagi" lanjut balita itu sembari mengusap air mata di pipi bundanya.
Seketika wanita itu memeluk erat anaknya. "Maafin bunda nak," Lirih wanita itu tangisnya semakin pecah mengeratkan pelukan pada anaknya dihadapan batu nisan suaminya.
By : Khanza Smile ๐!!itu