Sudah 2 tahun berlalu, sekarang aku benar-benar merasa bodoh karena mencintaimu. Melakukan segala cara agar kamu melirikku walau hanya sedikit.
Ternyata penantianku sia-sia...
"Juna, aku hanya ingin menyatakan perasaanku-" ucapan ku terpotong.
"Maaf Aya dan terima kasih, aku nggak bisa membalas perasaan mu karena aku sudah memiliki Dara sebagai kekasih ku."
Aku menundukkan kepalaku, "Maaf, aku nggak tau."
"Enggak-enggak, jangan meminta maaf. Ini kesalahan ku juga karena membuatmu berharap, maafkan aku."
Naya mengangguk dan semakin menundukkan kepalanya. Ia sangat malu, padahal tadi ia sangat percaya diri.
"Kalau begitu, aku izin untuk kembali ke kelas. Terima kasih Juna."
Arjuna menatap kepergian Naya dengan pandangan kosong.
Hampa yang Arjuna rasakan. Satu rahasia yang tak bisa Arjuna katakan.
Bohong jika Dara adalah kekasihnya. Arjuna hanya tak bisa menerima fakta bahwa temannya itu menaruh perasaan.
Naya adalah teman dekatnya, ia sering sekali menjahilinya, kadang juga ia menaruh perhatian kecil kepada Naya.
Ia berharap tetap bisa berteman dengan Naya walau itu hanya kemungkinan kecil.
Mungkin Arjuna akan di benci juga akan di benci juga oleh Dara. Adik sepupunya itu akan sangat tidak terima jika kakaknya menyakiti hati perempuan selembut Naya.
Tanpa Arjuna sadari ia telah menyakiti dua hati seorang perempuan.
Sekarang ia sedikit menyesal, namun nasi telah menjadi bubur.
"Semoga kita bertemu di masa depan Aya, maafkan aku."
Hari ini adalah upacara kelulusan dan hari terakhirnya di sekolah ini. Arjuna berjalan meninggalkan area belakang sekolah yang menjadi saksi kebodohannya yang berbicara tanpa berpikir.