Yessie adalah wanita lemah yang dianggap tidak berguna oleh keluarga Bian Brahmana. Bian laki-laki terkaya dan memiliki kekuasaan di kotanya. Yessie jatuh cinta pada lelaki berengsek itu, lalu dipaksa menikah dengan Bian karena utang keluarga yang teramat besar. Ingin Yessie menolak, tapi mau bagaimana lagi dia tidak berdaya. Selain hanya menangis saja yang dia lakukan. Di sisi lain, Herry adalah teman masa kecilnya datang dan berpura-pura menjadi kekasih lamanya untuk membawa kabur Yessie. Apakah Yessie akan setuju lari dengan Herry? Tentu saja setuju!
Inilah kesempatanku, begitu pikirnya. Yessie membulatkan tekadnya untuk kabur tengah malam bersama Herry sebelum pernikahannya bersama lelaki yang dia tidak suka sama sekali, bahkan membencinya setengah mati itu. Pernikahan mereka akan berlangsung seminggu lagi.
Yessie harus cepat melaksanakan niatnya.
Malam itu, tepat jam satu Herry akan datang masuk ke kamar Yessie melalui balkon. Dia akan memanjat balkon dengan tali yang sudah Yessie sediakan. Tali panjang itu sengaja Yessie taruh di ujung teralis balkon agar dengan mudahnya Herry memanjat dari sana.
Sial! Yessie lupa dengan dua bodyguard milik tuan Bian! Bagaimana ini!? Yessie gugup sekali ketika salah satu pengawal itu menemukan sepotong tali memanjang dari atas balkon.
Herry sudah datang dan melihat ada dua pengawal yang ditugaskan Bian di rumah Yessie. Dia segera tahu apa yang akan dia lakukan. Dengan berani Herry meniru suara orang minta tolong, suara wanita tua!
"Tolooong. Aduuuh kepalakuuu. Tolong aku cepaaat! Siapa saja, aku akan mati di sini!" teriak Herry dengan nyaring menirukan wanita tua yang sedang sekarat di samping rumah Yessie. Di situ ada bunga semak yang rimbun. Herry sengaja memilih tempat itu guna menjalankan rencananya. Meskipun hatinya sangat deg-degan. Gimana kalau dia tidak berhasil membawa kabur temannya itu? Atau dia akan mati dipukuli dua orang kekar pengawal Bian? Ngeri, dia tidak mau membayangkannya. Herry berlari cepat setelah dua pengawal itu meninggalkan balkon dan mencari suara wanita tua yang meminta pertolongan.
"Suarasiapa itu, ayo kita pergi lihat!" ajak salah satu pengawal kekar yang bernama Budi.
Tiba-tiba di sana mereka kebingungan karena tidak melihat siapa pun di semak-semak.
"Sialan, kita tertipu! Ayo balik lagi ke sana, mungkin ada pencuri yang masuk!"
Sementara itu, Herry sudah berhasil memanjat masuk ke balkon lalu dengan susah payah, dia naik dan menggedor pintu kaca kamar Yessie.
"Yes, ayo cepetan. Kamu sudah siap kabur malam ini, kan?" tanya Herry deg-degan. Yessie segera membuka pintu kamar balkon lalu menjawab dengan mengangguk. Yessie tidak membawa apapun, kecuali sebuah kotak perhiasan. Benda itu ialah sebuah kotak berharga milik keluarganya.
Kemudian mereka pun bergegas turun dari balkon dengan tali yang sudah disiapkan Yessie.
Namun, baru saja mereka meluncur ke bawah, tiba-tiba saja di bawah sudah ada Bian dan dua pengawalnya. Bian menatap tajam Yessie dan Herry sambil menepuk tangan dengan semangat.
"Bagus! Bagus sekali permainan kalian. Apa kalian pikir bisa melakukannya di belakang aku. Dan kau wanita j*lang, bersiaplah menerima hukuman dariku!" ucap Bian dengan nada menekan. Matanya lurus menghujam mata Yessie yang gemetaran.
Herry menggenggam tangan Yessie. Dia maju, lalu membuka suaranya,
"Hei Bian. Kamu harus mengalahkan aku dulu lalu bisa menikahi Yessie. Dia ini pacarku jadi lawan aku dulu!"
Bian terkekeh.
"Pemuda kampung yang tiba-tiba datang mengaku pacarnya Yessie sungguh menarik sekali kamu. Baiklah, aku akan meladenimu setelah ku urus wanita liar ini dulu! Bawa dia ikat di kamarnya!" perintahnya kepada dua bodyguard itu. Budi dan temannya melaksanakan perintah bos Bian.
"tidak! Jangan! Binatang kamu, Bian. Lepasin aku!" Yessie berteriak melawan, tetapi dia cuma bisa berteriak tanpa bisa memukul dengan kekuatan wanita yang begitu lemah.
"Hahaha! Dan kau, mari kita bahas urusan kita sebagai laki-laki jantan!" Bian menyeret Herry ke depan gerbang.
Mereka saling berhadapan. Herry keringat dingin. Orang bernama Bian itu licik, gumamnya. Aku bisa saja mati ditembak di sini lalu mayatku dikirim ke keluarga ku di kampung. Ah sial. Yessie, kau harus membayar mahal hal ini....
****Lanjut atau gak sih? Kalau menarik aku lanjutkan saja, ya di novel?