Alara adalah seorang gadis yang berusia 17 tahun ia bercita-cita menjadi seorang dokter. Tetapi ia harus mengubur dalam-dalam keinginannya itu dikarenakan ayahnya tidak mau menyekolahkannya ke kejenjang yang lebih tinggi, semenjak ibunya meninggal Alara selalu dijadikan pelampiasan kemarahan ayahnya tidak tau kesalahannya dimana, Alara hanya bisa menangis dan menangis tak bisa melawan perbuatan ayahnya. Setiap harinya pulang bekerja ayahnya selalu membawa Gonta ganti wanita datang ke rumah mereka.
Suatu hari sekolah Alara mengadakan rapat dan semua orang tua siswa diharapkan untuk mengikuti rapat tersebut.
Waktu Alara ingin memberitahukan kepada ayahnya Alara begitu sangat takut, takut ayahnya akan memukul dan mencacinya. Tetapi dengan keberanian penuh Alara berucap pada ayahnya
"Ayah" ucap Alara dengan suara gemetarnya
Ayahnya menatap Alara dengan tatapan bertanya menunggu apa yang akan di ucapkan putri semata wayangnya
"Ada apa?" tanyanya dengan nada yang ketus.
"s-ekolah lara mengadakan rapat dengan orang tua. Apa ayah bisa datang?" Tanya Alara meletakkan Surat yang di berikan oleh guru kepadanya.
Tak berucap ayahnya malah merobek Surat yang di berikan Alara kepadanya "kau pikir saya ini apa? Saya tidak sudih menghadiri rapat sampah semacam itu"
"Yah kenapa di robek?" tanya Alara menahan tangisnya
"apa kau tuli? SAYA TIDAK AKAN MENGHADAPI RAPAT SAMPAH ITU ALARA" teriak ayahnya didepannya
"Lagi pula perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi tinggi kerena perempuan itu hanya di dapur, dan kamu tidak usah sekolah lagi. Soalnya percuma habis habisin duit saja, mending kamu saya jual bisa jadi untung bagi saya" ucap ayahnya panjang lebar
"ayah bercanda yah?" tanya Alara tak yakin
"apa saya pernah bercanda, mending kamu ikut dengan saya"
Dengan tidak punya hati nurani ayah Alara menarik kuat tangan Alara menurut mobilnya.
Setelah sampai di mobil didorongnya Alara hingga masuk ke dalam mobil tersebut, setelah itu ayahnya mengitari mobil dan masuk ke dalam kursi pengemudi.
Ayah Alara menyetir seperti kesetanan tak peduli dengan beberapa orang yang mencacinya
"yah pelanin bawa mobilnya hiks lara takutt" cicit Alara
Tak menghiraukan ucapan putrinya ia tetap fokus menyetir hingga tiba mereka sudah sampai di sebuah cafe, ayah Alara menariknya secara paksaan
"ayah... Kita dimana?" tanya Alara merinding melihat tempat dia berada.
Lagi dan lagi perkataannya tak di jawab sama ayahnya. Beliau hanya fokus mencari seseorang, dan setelah menemukannya ia menghampiri orang tersebut.
"halo pak Brata, apa kabar?" Tanya ayah Alara basa basi, dan duduk di depan pria paruh baya itu
"halo juga pak Brian, kabar saya baik, jadi dia? Gadis yang kau ucapkan?" tanyanya dan dibalas anggukan oleh Brian ayah Alara
"bagaimana pak Brata?" tanya ayah Alara memberi kode
"yah lumayan lah, berapa harganya? Saya akan membeli gadis manis ini berapapun harganya" senyum devil yang di tampilkan pria itu membuat Alara merinding
Ayah Alara tersenyum penuh arti "ohh kalau masalah harga itu tidak lah begitu mahal, hanya 10 miliar saja. Bagaimana?" tawar ayahnya
Tak nyaka dengan ayahnya, Alara mencari ancang ancang untuk kabur dari sana.
Saat waktu yang pas ayahnya sibuk berbincang dengan pria paruh baya itu Alara berlari sekuat tenaga tak peduli dengan orang orang yang sudah ia tabrak
Dan mungkin keberuntungan sedang berpihak padanya Alara bisa kabur dari ayahnya.
Dengan lelah Alara berjalan tak tentu arah air matanya sedari tadi menetes membasahi pipinya.
"ibu lara pengen sama ibu hiks... Ayah, ayah jahat sama lara buu" tangis Alara berbicara sendiri ia tak peduli dengan tatapan orang orang yang mengatainya
Hingga di saat pertengahan jalan dengan sengaja ia berhenti disana, Alara melihat sebuah mobil datang dari arah kanannya, bukannya menghindar Alara hanya dia bak patung.
Mobil semakin dekat dan berhenti didepannya. "hey apakah kamu sudah gila?, Jangan di tengah jalan seperti itu" omel seorang wanita paruh baya turun dari mobilnya
Alara menatap wanita itu dengan tatapan kecewa "ibu, ibu kenapa tak menabrak ku saja? Hiks saya ingin bahagia bersama ibu Saya?, Saya mohon bunuh saya"
"semua orang jahat sama saya, saya gak punya keluarga lagi" ucap Alara dengan tangisnya yang sangat memiluhkan hati wanita tersebut
Dengan penuh sayang wanita itu memeluk tubuh rapuh Alara dan memenangkan disana "shuttt... Kau jangan berucap seperti itu, saya akan menjadi keluarga mu, saya akan menyayangimu seperti anak saya. Kamu maukan jadi anak saya? Saya akan memberi semua yang kau mau" ucap wanita itu
Perkataan wanita itu seperti ada harapan untuk Alara kembali hidup ia mengguk mengiyakan perkataan wanita itu.
*5 tahun berlalu*
Alara menjadi seorang dokter seperti yang di impikannya berkat wanita yang menolongnya, ia bisa mencapai cita citanya.
Saat bertugas ternyata pasien yang ia peroleh adalah ayahnya sendiri betapa terkejutnya dia, tanpa pikir panjang Alara memeluk erat ayahnya yang pucat Pasih
"ayah, Alara kangen ayah" ucap Alara diperlukan ayahnya
"Alara? Apakah ini kamu? Putri ayah?" tanya ayahnya tak percaya
"iyah ayah ini putri ayah, ini Alara"
"hiks... A-yah minta maaf sayang. Ayah salah ayah sangat bodoh" ucapnya begitu menyesal
Alara tersenyum senang akhirnya ayah sadar dan berubah juga
"lara udah maafkan perbuatan ayah kok" ucap Alara.
[End]
Jangan lupa like yahhh...
Komen juga yang banyakkk!!