Halo semuanya, perkenalkan namaku Anah. Aku sekarang duduk dibangku MA kelas X. Disini aku akan menceritakan kisahku.
Disebuah bangku sekolah dasar, aku bertemu dengan seseorang yang kusuka, yang bernama Ilham. Pertama kali aku bertemu dengannya ketika aku berusia 5 tahun. Setelah itu, aku bertemu dengannya kembali ketika aku kelas 4 SD dan dia kelas 6 SD. Kami saling mengenal dan selalu bercanda, terkadang aku dan dia saling menginjak sepatu satu sama lain. Kemudian, aku pergi menjemput adikku diTK. Lalu,ketika aku sedang duduk sembari menunggu adikku keluar, aku melihat kak ilham yang rumahnya tak jauh dari TK adikku. Dia berjalan ke arahku dan dengan sengaja melempar bola kesamping wajahku.
Buk...
Bola itu mengenai dinding disebelahku.
Akupun merasa kesal, dan melempar kembali kearahnya. Tetapi bola itu tidak mengenainya, sehingga dia tertawa ke arahku.
Satu tahun kemudian, aku naik ke kelas 5 dan kak ilham sekarang berada disekolah yang berbeda. Dia bersekolah di Pondok Pesantren Zam Zam. Kamipun tidak pernah ketemu kembali. Aku selalu mencari kesempatan untuk melihat dirinya. Setiap pulang sekolah bersama temanku, aku selalu menyempatkan diri untuk jalan kaki lewat rumahnya. Dan sekalinya melihat dirinya dari kejauhan, aku tidak berani untuk menyapanya. Pernah sekali aku ketahuan olehnya, aku dan temanku bersembunyi dan dia hanya melihat wajahku sekilas. Entah kenapa, aku merasa dia tidak mengenal diriku seakan hanya diriku yang terlalu berharap.
Beberapa tahun kemudian...
Aku duduk di bangku SMP kelas 7, saat itu masih pandemi covid-19. Walaupun aku tidak bisa bertemu dengannya, aku berusaha mencari nomernya dari beberapa kenalannya. Sekalinya dapat, aku berpikir selama beberapa hari apakah aku akan menge-chat nomernya atau tidak. Beberapa hari kemudian, aku memutuskan untuk menge-chatnya.
(Dunia virtual)
"Assalamualaikum, ini benar nomernya kak Ilham?" Tanyaku,
"Wa'alaikumsalam, iya benar. Anda siapa ya?" Jawab Ilham,
"Namaku Anah, kamu ingat aku nggak??" Tanyaku kembali.
"Siapa ya?" Tanya Ilham.
"Itu loh, anak perempuan yang waktu itu kamu lempar pakai bola kesamping mukanya," Kataku.
"Maaf nggak ingat, kayaknya anda salah orang," Kata ilham.
-------- Percakapan berakhir --------
Didetik itu, akupun menyerah untuk mengejarnya. Aku berpikir kenapa aku bisa menyukai orang sepertinya? Padahal masih ada begitu banyak cowok diluar sana. Beberapa hari kemudian, ada seorang anak yang menge-chat diriku. Dia berkata kepadaku "untuk tidak mengganggu kakakku mas ilham", akupun hanya mengabaikan pesan itu. Pikiranku berkata "memangnya dia siapa, orang kak ilham aja nggak punya adik. Huh, mentang-mentang ngaji ditempat kak Ilham, kalau dia suka sama kak ilham, ngapain harus bilang kayak gitu ke aku. Toh, dia juga bukan siapa-siapanya. Akupun berusaha move on, namun ternyata tidak semudah itu.
Dihari itu, aku tidak sendiri, karena temanku juga merasakan hal yang sama sepertiku. "Jika memang jodoh kita maka tuhan akan mendekatkan kita kepadanya pada saat yang tepat, tetapi jika memang dia bukan jodoh kita tuhan pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita pada saatnya nanti," Aku berkata seperti itu kepada temanku sekaligus untuk menenangkan diri.
Setelah itu, aku menyadari bahwa diriku menyukainya karena dia begitu menyebalkan. Apakah ini yang dinamakan benci jadi cinta?? Menurutku itu konyol, tetapi aku sendiri mengalami hal itu hahaha. Aku mencari ig nya dan memfollow tetapi tidak di follback, tapi tidak apa yang penting aku bisa tahu apa aktivitas yang dia lakukan melalui sg nya. Waktu berlalu begitu cepat, sekarang aku kelas 10 MA, dan kak ilham kelas 12 MA di sebuah pondok pesantren. Dia selalu sekolah di ponpes, sedangkan diriku bersekolah di sebuah madrasah. Aku berharap diriku bisa bertemu kembali dengannya walaupun kemungkinan itu kecil.
Itu saja cerita tentang diriku sejak kelas 4 SD hingga SMP. Aku mungkin terlalu kekanak-kanakan, dan aku tahu itu. Mungkin agak sedikit membingungkan terkait alurnya, karena aku tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaanku sendiri. Dikisahku, aku hanya menceritakan bahwa aku menyukai seseorang tanpa diketahui olehnya. Aku hanya ingin dia mengenal diriku seperti dulu. Dan aku hanya ingin menceritakan kisahku, semoga kalian bisa mengambil hikmahnya. Terimakasih...