Cerpen
Judul: "Catatan Kecil di Antara Buku Pelajaran"
Napen :Ornies
Di sebuah SMA yang dipenuhi dengan bel pelajaran dan bunyi sepatu di koridor, ada dua siswa yang berdiri di pinggir kesibukan itu dengan pandangan yang penuh dengan tekad. Namanya adalah Alex dan Sasha, dan mereka memiliki hobi yang sama: menggambar.
Namun, dalam kesibukan belajar dan aktivitas sekolah, tak satu pun dari mereka pernah berbicara satu sama lain. Alex dikenal sebagai seniman misterius dengan jaket kulit hitam, terus memutar musik di telinganya. Sasha, di sisi lain, adalah gadis pendiam yang lebih sering bersembunyi di perpustakaan dengan buku-bukunya.
Suatu hari, saat sedang mencari buku di perpustakaan, mata Sasha tertuju pada gambar yang menakjubkan. Itu adalah lukisan pemandangan hutan yang memukau, dan di dalamnya terasa keajaiban alam yang tak terungkapkan. Tidak ada tanda tangan, tidak ada petunjuk siapa yang membuatnya.
Setiap harinya, Sasha terus mencari tahu siapa yang menjadi otak di balik lukisan-lukisan misterius ini. Semakin lama, gambar-gambar itu semakin memukau, menghadirkan keindahan alam, ekspresi manusia, dan bahkan abstraksi yang membingungkan namun menarik.
Sasha merasa seperti sedang memecahkan teka-teki, berusaha menyusun puzzle yang menarik ini. Suatu hari, dalam sebuah buku lama yang tersembunyi di pojok perpustakaan, dia menemukan sehelai kertas berisi pesan tangan.
"Dalam halaman yang dilupakan, terkadang kita menemukan dunia yang paling indah. - Alex."
Hatinya berdetak cepat, karena untuk pertama kalinya dia melihat jejak perasaan Alex. Dengan hati yang penuh harap, Sasha memutuskan bahwa inilah saatnya untuk mencari Alex.
Dengan catatan kecil itu di tangannya, Sasha mencari-cari Alex di koridor sekolah. Dan saat akhirnya dia menemukannya, dia merasa detak jantungnya semakin cepat. Mereka saling berpandangan, dan kemudian, Alex tersenyum padanya.
"Kau menemukan catatanku," ujar Alex dengan suara lembut yang membuat Sasha merasa hangat di dalam.
"Kau... kau yang membuat semua gambar-gambar itu?" Sasha bertanya dengan suara kecil yang penuh kekaguman.
Alex mengangguk sambil tersenyum. "Aku suka melukis. Aku merasa seperti bisa kabur dari realitas ketika aku melukis. Aku senang kau menemukan catatan itu."
Sasha tersenyum malu-malu. "Aku selalu terpesona dengan setiap gambarmu. Mereka begitu luar biasa."
Dari pertemuan itu, Alex dan Sasha mulai mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Mereka berbicara tentang seni, impian, dan tentang dunia mereka yang tersembunyi dari orang lain. Setiap hari setelah pelajaran, mereka bertemu di perpustakaan dan menghabiskan waktu bersama.
Ketika akhir tahun sekolah mendekat, Alex dan Sasha merasa perlu merayakan perjalanan mereka dengan cara yang istimewa. Mereka telah mengumpulkan sejumlah gambar dan catatan selama berbulan-bulan, dan ide untuk mengadakan pameran seni muncul seperti bintang jatuh di malam yang gelap.
Pada suatu sore, setelah pelajaran selesai, mereka duduk di perpustakaan, meletakkan gambar-gambar mereka di atas meja kayu yang lebar. Sasha mengusap jari-jarinya di atas gambar-gambar itu dengan penuh kasih sayang. "Kita punya banyak karya yang menakjubkan di sini."
Alex mengangguk, dengan senyuman penuh arti di wajahnya. "Kita sudah melewati banyak hal bersama, Sasha. Inilah cara kita merayakan akhir tahun."
Sasha menatap gambar-gambar itu, mengenang momen-momen di balik setiap lukisan. "Aku tidak pernah berpikir aku bisa merasa begitu terhubung dengan seni dan dengan seseorang sebelumnya."
Alex meraih tangan Sasha dengan lembut, menyentuh kulitnya yang halus dengan ujung jari. "Kita menemukan banyak hal dalam perjalanan ini, termasuk satu sama lain."
Dengan mata berbinar, Sasha memandang Alex. "Aku sangat berterima kasih aku menemukan catatan itu di buku. Itu adalah momen yang mengubah segalanya."
Alex tersenyum dan meremas tangan Sasha perlahan. "Dan aku berterima kasih kau mengikuti jejak itu. Kau adalah bagian dari hidupku yang paling indah."
Saat hari terakhir sekolah tiba, Alex dan Sasha memajang gambar-gambar mereka di ruang seni sekolah. Mereka menyusun karya-karya itu dengan penuh perhatian, mengatur setiap gambar sedemikian rupa sehingga menceritakan kisah perjalanan mereka. Teman-teman sekolah yang awalnya tidak pernah tahu tentang Alex dan Sasha yang misterius ini tercengang melihat keindahan dan kedalaman gambar-gambar tersebut.
Saat pameran dimulai, suasana di ruang seni berubah menjadi ajaib. Orang-orang berjalan di antara gambar-gambar yang disusun dengan rapi, merenung dan terhanyut dalam cerita yang diceritakan oleh setiap lukisan. Alex dan Sasha berdiri di antara kerumunan, tersenyum bahagia melihat bagaimana karya-karya mereka telah menyentuh hati banyak orang.
Di tengah-tengah pameran, salah satu teman sekelas mereka, Emily, mendekati Alex dan Sasha dengan mata yang penuh kagum. "Aku tak pernah tahu kalian berdua memiliki bakat sebesar ini. Karya-karya ini luar biasa."
Sasha tersenyum sambil merasa sedikit malu. "Terima kasih, Emily. Ini adalah bagian dari perjalanan kami."
Alex menambahkan dengan senyuman hangat, "Dan kami senang bisa berbagi cerita kami melalui seni."
Pameran seni tersebut menjadi bukti keajaiban pertemuan Alex dan Sasha. Mereka telah merangkai cerita yang tak terlupakan melalui setiap goresan kuas dan tiap kata yang ditulis. Dan saat mereka berdiri di tengah ruang seni, terhanyut dalam keindahan karya mereka sendiri, mereka merasa puas dan bersyukur atas perjalanan ini.
Saat matahari terbenam dan pameran selesai, Alex dan Sasha berjalan keluar dari ruang seni dengan tangan mereka saling berpegangan. Di tengah hamparan langit senja yang indah, mereka merasakan bahwa apa pun mungkin terjadi di masa depan, mereka telah menemukan sesuatu yang begitu berharga di antara halaman-halaman buku, goresan kuas, dan percakapan romantis yang menghubungkan hati mereka.