"Brakkkk...'
Lagi lagi pintu kamar menjadi sasaranku,aku kesal melihat tingkah laku mas Hara akhir-akhir ini,semakin hari semakin sibuk jawaban nya.aku menghempaskan tubuhku di sofa sembari menutup mukaku dengan bantal sofa.
"Ada apa Non," sesi menghampiriku,"gadis lugu kok marah melulu dari semalam,pasti ni ni gara-gara Mas Hara lagi"
Aku membuka bantal sofa dari mukaku, " Kenapa si kamu ini,mau tau aja urusan orang!,urusin sono kekasih hatimu azis"
"Jujur..,aku memang sangat perduli dengan ke adaan kamu.."ucap nya lagi.
" Sesi...!,kalau iya kenapa,apa aku merugikanmu,gak kan," Tantangku,' usil banget si kamu dengan urusan orang,urusin aja urusanmu,urus sono cowok kamu yang play boy itu",ucup ku dengan nada setengah mengejek.
"Ya...jelas aku sangat perduli dong dengan keadaan mu Rin,soalnya akhir-akhir ini tingkahmu rada-rada aneh aku lihat"
"Apaaan si...!!" bentakku pada Sesi.
"Kan udah kukatakan,aku sangat perduli tentang keadaanmu karin?".
"Au ah gelap,"Aku beranjak dari dudukku,"kamu urusin aja azis mu itu yg play boy kelas teri itu",setengah membungkuk membisikkan ke telinga Sesi,dan berlalu meninggalkan Sesi seorang diri.
"Yang penting uang nya buanyak Karin.."Sesi setengah menjirit.
"Dasar matrek..!"ucap ku lagi.
Memang sebagai sepupuku Sesi memang sangat perhatian terhadap diriku tentang hubunganku bersama Mas Hara.
Aku meraih ponselku,lalu ku tekan satu persatu tombol ponselku,terdengar nada panggil di sana,sesaat kemudian terdengar suara yang di seberang sana.
"Assalamualaikum mbak karin?"
"Waalaikumsalam,lho kok icha yang angkat hp Mas Hara",tanya ku pada icha.
"Iya Mbak",ucap icha dengan lembut,bocah yang baru duduk kelas enam esde.
"Mas Haranya mana dek,kok ga dibawa hp nya",Tanya ku dengan nada heran.
"Mas Haranya baru aja keluar mbak,mungkin mas Hara lupa bawa hp nya,soalnya hp Mas Hara tertinggal tadi di ruang TV mbak,karna bedering icha yang angkat".
Aku yang mendengar penjelasan icha ,hanya bisa menghela nafas panjang,lagi-lagi aku kecewa di buat Mas Hara untuk kesekian kalinya.
"Haloo mbak..,mbak karin masih disitukah.."panggil icha menyentak lamunan ku.
"Heheh,"sedikit tawa ku walaupun dengan rasa kecewa,
"Bilang aja nanti kalau Mas Haranya sudah kembali,suruh hubungin mbak ya cha"
"Okey mbak.."
Tak lupa kuucapkan salam di akhir pembicaraan ku bersama icha.
"Braaakkkk...."Lagi-lagi pintu kamarku yang selalu menjadi sasaran.
"Kariinnn..."jerit Sesi,"Buat kaget aja kamu ini,main hempas pintu kamar aja,hampir lepas jantungku kamu buat",Maki Sesi padaku.
"Aku kesaaalllll..."jeritku se kuat mungkin,sampai-sampai Sesi menutup kedua telinganya dengan kuat.
"Kamu sudah sinting Rin!" bentak Sesi.
"Bukan sinting,tapi hampir setengah sinting".
"Sebenarnya ada apa si Rin,kalau kamu ada masalah ya bicara sama aku,siapa tau aku bisa membantu masalah kamu Rin,jangan masalah itu di telan sendiri",ujar Sesi.
"Emangnya ludah yang ditelan"ucapku pada Sesi.
"Iya wes,sebenarnya ada apa Karin?,apa tentang pangeranmu,Mas Hara",tanya nya dengan selidik lagi.
"Aku kesal dengan Mas Hara,sudah berulang kali aku menghubunginya,selalu tak ada,yang anehnya ponselnya selalu ga di bawa,apa susahnya bawa hape,sesibuk apa Mas Hara di luar sana,sampai-sampai hape ga sempat di bawa,lama-lama kalau seperti ini aku bosan dengan hubunganku yang begini terus Si..,aku bosan..!!",sambil membantingkan tubuhku di atas tempat tidur dan memejamkan kedua bola mataku.
"Ooo...,itu masalahnya,gampang Rin,aku punya saran buat kamu,simple aja saranku,itu pun kalau kamu mau dengar,saranku gimana kalau kamu datang aja ke rumah Mas Hara,jadi kamu kan tau Mas Hara itu sesibuk apa"
Sejenak aku terdiam mendengar ucapan Sesi,sebenarnya ada benar nya juga sarannya Sesi,jadi aku tau keberadaan Mas Hara gimana.
"Masalahnya,apa pantas wanita datangin cowok ke rumahnya langsung,ga mau ah..,tar cewek apaan datangin cowok"
"Lo apa salahnya Karin?,buat apa kamu mikir seperti itu Rin,toh kan orang tua Mas Hara udah kenal dengan kamunya Rin,dari pada kamu hubungin dia terus,ga ada jawaban yang pasti,kan mending kita cari tau dengan cara kita mendatangin ke rumah nya,itu saranku Rin,dari pada kamu penasaran seperti ini,cari tau sendiri donk,kan memding kamu langsung datang kerumah nya Mas Hara",sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah aku.
"Ga tau la Sesi,tapi benar deh..,sumpah..malas, banget aku mendatangin Mas Hara",kataku lagi pada Sesi.
Hyundai stargazer x warna abu metalic memasuki halaman rumahku.Pandanganku masih tertuju ke arah mobil tersebut.Dan untuk Beberapa menit turun seorang cowok dari dalam mobil tersebut.lalu menghampiri diriku.
"Selamat malam Karin..",sapa nya dengan lembut,
"Pasti kamu Karin kan,sepupunya Sesi,perkenalkan nama saya azis",sambil mengulurkan tangannya,
Aku masih terpaku diam seribu bahasa,sambil memperhatikan gaya azis,hampir tak percaya,dengan mobil semewah itu,tapi gaya azis tidak menapakan seperti selayaknya orang kaya,lalu aku menyambut uluran tangan azis.
"Karin..,"ucapku tandas
"silakan duduk zis,ku beri tahu dulu Sesi kedalam ya",Aku pamit dan pun berlalu dari hadapan azis.
"Sesi,tu pacar kamu sudah datang azis",Sesi yang mendengar ucapanku ,langsung buru-buru merapikan dandannya yang sedikit berantakan.
Bagiku ini adalah Malam minggu kelabu tah sudah berapa malam minggu aku laluin dengan kesendirianku.
Aku berdiri kaku didepan cerminku,dan mengerutu"Kamu jahat Mas Hara,aku benci denganmu..,aku kecewa denganmu..",aku beranjak dari depan cermin,ku raih foto ku bersama Mas Hara,lalu menutupnya di atas meja belajarku,aku membantingkan tubuhku dengan keras di atas tempat tidur.
"Mas sekarang maunya apa,ngomong dong Mas jangan diam aja,memangnya enak Mas cuekin karin seperti ini,alasan selalu sibuk,Mau Mas itu apa sekarang..!," suaraku semakin meninggi.
"Apa mas menginginkan hubungan kita berakhir sampai di sini,begitu mau Mas",Mas Hara masih juga diam,"ayok dong Mas bicara,jangan diam seperti ini,mungkin Mas sudah dapat pengganti Karin di luar sana yang lebih cantik dari Karin,iya kan Mas,ngaku aja Mas".
"Maafin Mas ya Rin,memang akhir-akhir Mas sangat sibuk,sangat padat jadwal Mas Rin,sampai-sampai hp aja sering tertinggal di rumah,Mas harap kamu bisa mengerti ke adaan Mas saat ini"
"Mas harus karin yang mengerti ke adaan Mas,sementara Mas ga pernah mengerti keadaan Karin di sini,coba mas bayangakan,udh berapa malam minggu Mas tak datang kerumah,jangan kan beri kabar,hp aja sering ditinggal,Mas selalu mementingkan diri sendiri Mas,ketimbang Karin",aku mulai terisak
"Rin..." panggil Mas Hara lagi dengan lembut,namun sebelum Mas Hara melanjutkan lebih panjang lagi,kata -kata Mas Hara aku potong.
"Karin ga mau dengar apa pun alasan dari Mas,karin minta malam ini juga Mas harus datang ke rumah,kalau ga datang berarti Mas menginginkan hubungan ini berakhir..!,ucapku kutus.
"Rin..,bukan Mas...",aku langsung menutup ponselku,dan ga mau mendengarkan lagi alasan-alasan dari Mas Hara,yang penting malam ini, Mas Hara harus datang menemuiku.
Hari semakin larut,namun Mas Hara belum kunjung datang menemuiku,aku mulai gelisah,berkali-kali aku melirik arlojiku Alexandre christine yang di hadiahkan Mas Hara pada Hari Ulang Tahunku.
"Ternyata Mas Hara sudah tak mencintaiku lagi,mungkin dia sudah menemukan kekasih baru,Ya Allah apa yang selama ini aku takutkan,terjadi pada diriku",Aku melangkah dengan gontai,air mataku mulai berlinang,dan tanpa ku sadari satu persatu mulai berjatuhan di pipiku.aku mulai menangis terisak.
"Karin..",Sesi mendekati tubuhku,dengan tangan nya yang lembut mulai membelai rambutku.
"Aku tau perasaan mu saat ini,pasti kamu sangat kecewe atas sikap Mas Hara terhadapmu,Maaf kalau aku terlalu mencampurin urusan pribadimu Rin,aku gak sengaja mendengar pembicaraan kalian tadi.
"Aku sudah ga kuat lagi Si seperti ini,harus nya Mas Hara jangan mengantung hubungan ini,aku rasa hubungan ini seperti hubungan yang ga sehat bagiku,aku sudah ga kuat lagi sesi",Aku menangis dan memeluk Sesi.
"Sabar..karin",ucap Sesi padaku
"Aku sangat merindui Mas Hara Si,aku ingin seperti dahulu,selalu bersama,selalu berdua,dan selalu hadir di sini,di rumah ini".
"Aku mengerti dengan perasaanmu Rin,dan aku ga bisa berbuat apa-apa dengan hubungan kalian,aku hanya bisa berdoa,agar kalian baik-baik seperti dulu lagi",Aku melepaskan dekamanku,Sesi mengusap air mataku yang berjatuhan di pipi. Lalu Sesi menasehatiku.
"Sekarang masih jam setengah sepuluh,kamu masih bisa menghubungin Mas Hara,coba tanya sekali lagi",Sambil memberikan ponselku.Aku meraih ponselku,lalu kembali menekan tombol itu kembali.Terdengar nada sambung di sana.
Tut...tut....tut....
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam,",lagi-lagi hape Mas Hara tertinggal lagi, kali ini yang menerima telponku bukan icha ponakan Mas Hara,melainkan Andreas adik bungsung Mas Hara.
"Yaa Mbak.."
"Mas Hara nya ada An.."
"Bukannya kerumah mbak Karin,udh satu jam yang lalu,soalnya Mas pamit tadi dengan Mama,bilang mau ke rumah mbak,lalu pergi begitu saja dengan tergesa-gesa,ponselnya saja sampai tertinggal lagi mbak",jelas Andreas.sesaat aku terdiam.
"Mbak..."panggil Andreas,dan akupun tersentak.lalu cepat-cepat mengakhirin pembicaran ku bersama Andreas.
Setengah jam berlalu,namun Mas Hara belum juga kunjung datang buat menemuinku.Aku mulai gelisah,dan manarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkan berlahan.
Ponselku berdering panjang,
Kringgg.....kring....
aku tersentak dari tidurku,ternyata aku tertidur,aku melirik jam arlojiku kembali,jam sudah menunjukan dua belas malam,ternyata aku tertidur satu jam setengah.
"Assalamualaikum Mas",ujarku masih mengantuk.
"Mbak ini aku andreas..!"
"Ada apa An",tanya ku dangan penuh tanda tanya.
"Mas Hara mbak.."
"Iya ada apa dengan Mas An"
"Mas Hara kecelakaan Mbak"
" kecelakaan" aku masih tak percaya," sekarang Mas Hara ada di rumah sakit mana An",
"Mas Hara tak dapat tertolong mbak"
"Kamu pasti sedang bercanda kan An,kamu ga benarankan mengatakan semua ini,jangan katakan Mas Hara meninggal,Mas masih selamatkan.."Aku mulai gelisah,"Andreas,mas Hara masih hidupkan...",Nadaku sedikit membentak Andreas.
"Mbak...,Mas Hara sudah meninggal,dokter sudah berusaha sekuat-kuatnya buat menyelamatkan nyawa Mas Hara,tapi yang kuasa berkehendak lain Mbak",Suara Andreas mulai menghilang.
"Klik.."
"Tidakkkkk...,gak mungkin Mas Hara pergi secepat itu",Aku berlari menuju kamar,kuraih kunci mobilku di atas meja belajarku,tanpa sengaja aku menyenggol foto kami berdua.
"Braaakkkk...",kaca bingkai bertaburan kemana-mana,namun aku tak menghiraukan nya,aku berlari sekuat mungkin menuju gerasi mobilku.
Honda Civicku melaju dengan kecepatan tinggi,pikiran ku tak karuan,"ini salahku semua,aku terlalu egois,aku mau menang sendiri",aku maki diri ku sendiri habis-habisan.Hingga sesuatu terjadi pada diriku,pandanganku gelap.Aku hanya mendengar sayup-sayup lantunan ayat-ayat suci di telingaku.ku buka Mata ini perlahan,samar-samar aku melihat Mama yang lagi menangisi diriku tersedu-sedu,sedangkan Papa masih sibuk menenangkan Mama,Sesi menangis sambil membacakan ayat-ayat suci.
Namun hal yang sangat mengejutkanku adalah,Mas Hara sudah ada di sampingku,sambil tersenyum dan mendekam tubuh ku dengan erat.
"Mas sangat mencintai kamu Karin,Mas gak mau kita berpisah,kita harus tetap bersama selamanya".Bisiknya ketelingaku,ternyata duniaku sekarang sudah berbeda dengan Mama dan Papaku.lagi-lagi Mas Hara mengecup keningku,sebelum aku beranjak lebih jauh bersama Mas Hara,aku sempatkan berpamitan kepada ke dua orang tuaku dan Sesi sepupu.
"Ma...,pa...,sesi,aku pamit,tolong jaga Mama papa ya Sesi,aku sudah bersama Mas Hara sekarang ini.Dan di sini Mas Hara yang menjagaku".Aku dan Mas Hara pun pergi meninggalkan mereka,masih ku lihat Mama masih menangisin kepergian ku.
-----SEKIAN-------