'Bruk' suara benda terjatuh ke lantai. Seorang wanita cantik sudah terjatuh di lantai bersama dengan buku yang ia bawa dari ruang guru sambil mengeluh kesakitan karena ulah dari seseorang yang menabraknya barusan.
"Kalo jalan tuh pakai mata." Ujar gadis itu sambil melupakan rasa sakitnya lalu ia membereskan buku-buku yang berserakan di lantai.
"Sorry, Ren. Gua gak sengaja!!" Seru orang itu.
Gadis itu yang sudah mengenali suara dari orang yang menabraknya langsung mendongakkan kepalanya sambil memarahi orang yang menabraknya itu.
"Romi Herton, Lo ya? Bantu gua sekarang." Ucap dari gadis itu sambil menatap tajam cowok yang bernama Romi Herton itu.
"Maaf, Renata Kusmanto gua lagi buru-buru dipanggil sama guru fisika killer nih."
"Eh, gua gak mau tahu!!! Lo yang nabrak gua lo juga yang harus tanggung jawab. Gara-gara lo buku-buku yang gua bawa jatuh." Ucap Rena sambil menatap tajam kearah Romi sang sahabatnya.
"Bantuin beresin aja kan?" Tanya Romi.
"Iya." Ucap Rena sambil beresin buku-buku.
Romi membantu Rena untuk membereskan buku-buku di lantai.
"Thanks for you. Hati-hati ngadepin macan betina lagi PMS, nanti dimakan sama Bu Intan." Ledek Rena sambil pergi.
"Dasar nyeselin lo." Teriak Romi kencang sekali.
Romi yang melihat sahabatnya sudah menghilang dari pandangan nya itu langsung memasuki ruang guru di sampingnya itu. Dia tadi dipanggil oleh guru fisika killer, sebelum masuk ke ruang guru Romi berdoa agar tidak terjadi sesuatu dengannya.
***
Setibanya di ruang guru, Bu Intan sudah menunggu Romi langsung memanggil muridnya tersebut.
"Romi sini. Cepatlah!!" Seru guru killer itu.
Romi pun berlari kecil menuju meja gurunya itu.
"Ada apa ya bu?"
"Nanti saya tidak bisa hadir di dalam kelas saya ada pertemuan guru fisika se-Indonesia, kamu tolong suruh teman-temanmu kerjakan soal tes kompetensi dasar hal 121-123 berserta dengan caranya. Dikumpulkan hari ini dimeja saya." Ucap guru fisika itu.
"Baik Bu."
Romi pun kembali ke kelasnya. Dia memberitahu kepada teman-temannya tentang tugas yang diberikan oleh Ibu Intan tadi.
***
Renata Kusmanto dan Romi Herton merupakan dua sahabat dan siswa siswi SMA Swasta Harapan 1 sekolah termahal di Jakarta. Mereka sudah menjadi sahabat sejak pertama kali menjadi murid di sekolah tersebut. Romi memiliki perasaan terhadap sahabatnya itu namun sahabatnya tidak, Renata Kusmanto sudah memiliki pacar, pacarnya adalah senior di sekolah tersebut dan anak basket. Setiap hari Romi selalu menahan rasanya untuk tidak cemburu melihat sahabatnya sedang berduaan dengan pacarnya itu. Dia tidak bisa mengatakan perasaannya kepada sahabatnya karena dirinya sadar dengan perbedaan status sosial yang begitu signifikan antara dirinya dengan Rena. Dia rela menahan rasa patah hati dan cemburu karena dengan melihat sahabatnya bahagia dengan cowok yang disukai itu cukup buat dia merasa bahagia. Contohnya seperti sekarang ini, di taman sekolah dia harus melihat sahabatnya berpacaran.
"Kapan lo tahu perasaan cinta gua Ren? Gua cemburu melihat lo lagi sama cowok lo itu tapi apa daya gua gak sekaya orang tua dia!!" Ujarnya didalam hati.
Sementara kedua orang yang ditaman sekolah itu, Rena dan Bagus sedang saling bercanda ria. Rena sungguh menyukai Bagus begitu juga Bagus. Dua sejoli yang sedang mabuk asmara itu menikmati gelora asmara tanpa tahu ada seorang cowok yang sedang patah hati di seberang sana.
"By, ke kantin yuk!!" Ajak Bagus.
"Ayo, aku juga belum makan siang nih."
"Yuk!!" Ucap Bagus sambil menggandeng tangan pacarnya itu.
Dikantin Rena dan Bagus duduk dibangku lalu mereka memesan makanan dan minuman. Bagus disuapi oleh Rena begitu juga sebaliknya Rena disuapi oleh Bagus.
"By, nanti malam aku mau ajak kamu jalan-jalan, kamu mau?" Tanya Bagus sambil menatap wajah kekasihnya itu.
"Mau kemana?" Tanya Rena sambil menyelipkan rambutnya dibelakang kupingnya.
"Jalan aja, kan besok hari minggu, malam mingguan kita!!" Ucap Bagus sambil tersenyum.
"Oke deh."
Malam harinya, Romi datang ke rumah sahabatnya itu untuk mengajaknya ke tempat favoritnya namun belum sempat menemui Rena, dia sudah melihat sahabatnya dijemput oleh Bagus dengan mobil mewah milik cowok itu. Dia hanya tersenyum getir saat melihat hal itu, dia memutarbalik motor Supra X nya itu.
"Apa dia gak suka gua karena gua gak kaya?" Tanya Romi dalam hatinya.
Romi menjalankan motornya ke warung kopi tempat biasa dia nongkrong bareng bersama teman-temannya. Saat dia sedang di lampu merah, Romi tidak sengaja melihat Rena duduk di restoran yang berkaca dia melihat interaksi romantis sahabatnya dengan Bagus, dia buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain.
Dari restoran itu, Rena melihat ke arah lampu merah dia melihat sahabatnya itu berada di lampu merah bersama motor Supra X milik sahabatnya itu.
"Kamu lihat apa by?" Tanya Bagus juga ikutan melihat kearah lampu merah.
"Itu Romi." Ucap Rena sambil menunjuk ke arah lampu merah.
"Oh, kamu masih temanan sama dia?" Tanya Bagus sambil menatap wajah kekasihnya dengan tidak suka.
"Iya, masih. Dia sahabat yang baik, pintar dan sederhana. Dia juga pernah nolongin aku saat aku gak bisa ngerjain PR." Ucap Rena girang menceritakan tentang sahabatnya itu.
Bagus tidak menggubris perkataan dari pacarnya itu. Dia tidak suka dengan Romi yang menjadi sahabat kekasih hatinya itu. Dia cemburu setiap kekasihnya itu menceritakan tentang sahabatnya sambil tersenyum seperti sekarang ini.
"Kamu kenapa?" Tanya Rena sambil memegang tangan kekasihnya.
"Aku boleh ngomong sesuatu sama kamu gak?" Tanya Bagus. "Tapi kamu jangan marah ya!!"
"Mau ngomong apa sih? Kenapa aku harus marah?" Tanya Rena bingung.
"Jujur by, aku gak suka kalo kamu masih bergaul sama Romi."
Rena kaget dengan apa yang baru dia dengar dari mulut kekasihnya ini.
"Kenapa? Kamu cemburu? Aku sama dia cuma teman gak lebih dari itu. Jadi, jangan cemburu lagi ya?" Seru Rena sambil menatap wajah kekasihnya itu.
"Ini bukan masalah aku cemburu atau tidak. Ini masalahnya Romi Herton itu tidak sebanding dengan kita. Aku gak mau kamu diremehkan oleh orang lain kalo masih bergaul sama Romi. Kamu tahu Romi bisa sekolah di sekolah kita karena dapat beasiswa dari yayasan dan dari bantuan donatur papa aku dan papa kamu!"
"Cukup!! Kamu mau bilang kalo Romi gak selevel dengan kita gitu? Aku gak nyangka kalo kamu punya pemikiran yang kuno banget Gus." Ucap Rena marah. "Aku mau pulang. Kamu jangan ngejar aku." Ucap Rena lagi sambil melangkah pergi dari restoran itu.
Bagus yang melihat pacarnya marah dan meninggalkannya merasa kesal dengan Romi dan dendam kepada cowok itu. Dia pun langsung mengejar kekasihnya itu untuk meminta maaf. Namun telat, Rena sudah menaiki taksi.
***
Keesokan harinya, di sekolah Romi baru datang di lapangan sekolah, dia sudah ditarik oleh pihak berkuasa di sekolah tersebut Genk Kobra Hitam milik Bagus. Bagus menyuruh teman-temannya itu untuk menghajar Romi.
"Kalo Lo mau masih sekolah disini, jauhi Rena pacar gua. Jangan ganggu dia. Awas lo masih ganggu dia gua bakalan bilang ke bokap gua untuk cabut beasiswa lo dan donatur buat lo." Ancam Bagus sambil tersenyum tengil. "Paham gak?" Bentak Bagus.
"Salah gua apa ya? Gua sama Rena temanan doang gak lebih dari itu." Ucap Romi membela dirinya.
Bagus yang kesal mendengar hal itu pun langsung menghajar Romi dengan bertubi-tubi sampai satpam sekolah melihat hal itu barulah Bagus dkk nya selesai menghajar Romi. Hari itu, Romi tidak jadi sekolah karena tubuhnya yang sakit dan wajahnya yang terluka memar.
Sementara Rena yang tidak melihat sahabatnya di sekolah hari itu pergi menuju kelas sahabatnya itu. Dari sanalah dia mendengar kalo Romi tidak masuk sekolah karena dihajar habis-habisan oleh pihak Genk Kobra Hitam, Rena mendengar hal itu langsung menuju kelas pacarnya itu.
"By, ada apa?" Tanya Bagus sambil tersenyum.
Rena menampar pipi mulus Bagus.
"Apa maksud kamu hajar Romi sampai babak belur hah?" Marah Rena. "Kamu dan teman-temanmu itu cowok murahan, Om Jeje pasti nyesal udah besarin anak seperti kamu." Ucap Rena lagi lalu pergi.
Bagus kesal dan itu membuat dia tambah marah terhadap Romi. Kenapa Rena tahu? Siapa yang ngasih tahu kepada Rena? Apa Pak Udin? Awas aja dia!!!.
Sepulang sekolah Rena datang ke rumah sahabatnya itu, namun Romi sudah tidak ada di rumah kontrakan itu. Dia bertanya kepada tetangga sahabatnya itu kata tetangganya keluarga Romi pindah dan dari tetangga Romi. Rena menyuruh orang untuk mencari alamat baru Romi kepada orang suruhan papanya.
"Lo dimana Rom?" Gumam Rena sambil nangis.
***
Keesokan harinya, Romi berangkat sekolah. Di sekolah dia terus-menerus dapat bullying dari Bagus dkk. Dia juga berusaha menjauhi Rena, gadis yang menjadi masalahnya dengan Bagus ddk.
Rena tidak menyerah dengan keadaan itu, dia sudah muak dengan perlakuan Bagus yang seenaknya terhadap orang yang lemah dan miskin darinya. Maka hari itu, Renata Kusmanto meminta putus dari Bagus. Rena akan menjadi pelindung bagi Romi sang sahabatnya itu.
"Kalo kamu minta putus, jangan harap donasi dan beasiswa Romi akan mencair dan Romi bakal sekolah disini dengan tenang." Ancam Bagus terhadap Rena.
"Kamu lupa ya? Papamu cuma nyumbang donatur 100 juta disekolah ini tidak sebanding dengan papaku yang mendonasikan 100 persen lebih banyak dari papamu. Dan kamu harus ingat, papaku punya saham di yayasan ini. Aku tinggal cerita tentang mu ke papaku, kamu dan teman-temanmu yang akan keluar dari sekolah ini." Ancam Rena berani.
Bagus kesal dan mengepalkan tangannya keras sambil jari-jarinya pucat. Dia pun langsung menarik kerah seragam Rena dengan kencang sampai gadis itu kehabisan nafas untungnya Romi datang untuk menolong Rena.
"Tolong lepasin!! Jangan lukai Rena. Lo punya urusan sama gua doang. Kalo lo minta gua untuk gak temanan sama Rena gua lakuin itu." Ucap Romi
"Iya, benaran?" Tanya Bagus sambil tersenyum senang.
"Iya, gua janji ke lo." Ucap Romi Herton
"By, temanmu sudah mengambil keputusan, kamu bagaimana?" Senyum seringai Bagus. "Karena Rena tidak menjawab!! Hajar Romi Herton sekarang!!"
Bagus langsung menyuruh teman-temannya untuk menghajar Romi dengan bertubi-tubi di depan Rena. Rena yang ingin menolong Romi langsung dipegangi oleh Bagus dengan kencang.
"Masih mau minta putus? Kalo masih mau, gua bisa habisin Romi sekarang juga!!"
"Bagus, kamu jahat. Aku gak nyangka kalau aku selama ini pacaran sama cowok iblis seperti kamu."
"Yaudh, kalo kamu masih mau putus sama aku. Gpp, Romi Herton sahabatmu bakal mati."
Renata Kusmanto yang melihat sahabatnya dihajar habis-habisan oleh Bagus dkk itu langsung mengambil keputusan untuk tidak putus dari Bagus agar Romi dibebaskan dan dia hidup damai tanpa dipukuli selama sekolah oleh Bagus. Mulai hari itu, hubungan Romi Herton dan Renata Kusmanto menjadi renggang. Romi menjauhi Rena begitu juga dengan Romi Herton.
Romi bersekolah dengan damai meski harus melihat sahabatnya dan gadis yang dia cintai bermesraan dengan cowok lain dan dia harus menjauh dari Rena.
-Tamat-