Pada pukul 23.50, aku menerima pesan singkat dari teman sekamarku, "Yetty, bisakah kamu segera datang ke kamar mandi untuk menjemputku? Ada seseorang yang berhenti di luar bilikku."
Koridor di asrama sangat tidak aman akhir-akhir ini. Aku sedang berniat untuk mematikan ponsel dan berpura-pura tidur, tetapi tiba-tiba dia melakukan panggilan video ....
1
Aku teringat pada unggahan yang baru saja aku baca, "Asrama perempuan Gedung B, Lantai 3, setelah pukul 23.30 malam, akan ada seorang perempuan dengan wajah hancur yang membawa tali dan berjalan-jalan di lorong."
Beberapa hari yang lalu, ada satu komentar yang mengatakan ingin bertemu dengan perempuan yang mengunggah hal itu. Pemilik lantai tersebut selalu melakukan pembaruan setiap hari. Dua hari yang lalu, dia mengatakan bahwa dia sepertinya melihat orang itu.
Waktunya juga pukul 23.50. Sejak saat itu, lantai ini tidak pernah memperbarui informasi lagi.
Aku hanya bisa berdoa, semoga unggahan ini hanyalah lelucon dari sekelompok orang yang bosan.
"Yetty! Tolong jemput aku sekarang juga. Aku sudah terlalu lama menunggu di sini. Orang itu terus berdiri di luar dan tidak bergerak. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sungguh sangat ketakutan."
Aku dengan berat hati memutuskan untuk berpura-pura sudah tidur dan menekan tombol matikan. Namun, pada detik berikutnya, Valen pun melakukan panggilan video.
Jari-jariku tak sengaja menekannya.Tiba-tiba, hatiku menjadi sangat takut saat panggilan video terhubung.
Dengan cahaya yang menyelinap masuk dari luar jendela kamar mandi, aku melihat Valen gemetar. Dia menggunakan jarinya untuk menutup mulutnya, memberi isyarat agar aku tidak bersuara. Kemudian, dia membalikkan lensa kamera ponselnya.
Sebuah sepatu bola perempuan yang sangat kotor tampak di luar. Orang itu tidak jelas sedang menunggu apa. Dia hanya berdiri diam di luar.
Beberapa helai rambut terjatuh. Segera, wajah tanpa fitur yang jelas pun muncul secara tiba-tiba di dalam lensa.
Perempuan itu tengah melihat ke dalam bilik toilet dari arah bawah.
Perempuan itu berwajah hancur. Aku yakin dia adalah perempuan berwajah hancur
seperti yang disebutkan dalam unggahan itu!
Perempuan berwajah hancur
itu menampilkan senyuman yang menyeramkan.
Aku dapat memahami bahwa dia menggunakan gerakan bibirnya untuk mengatakan kepadaku, "Aku telah datang mencarimu."
Panggilan video langsung terputus.
2
Saat berikutnya, tiba-tiba, suara keras terdengar. Pintu asrama didorong keras oleh seseorang, ternyata orang itu sudah berdiri di luar pintu!
Suara ini membuat aku ketakutan. Ketika aku gemetar sambil berusaha menelepon nomor darurat polisi, suara terbuka jendela dari balkon terdengar.
Dengan mata membelalak, aku melihat perempuan itu menggunakan kedua tangannya untuk merayap masuk dari luar jendela.
Di momen genting, yang aku lihat adalah bola matanya yang jseperti bola kamper yang berputar.
3
Pukul 23.40.
Suara pintu tertutup membangunkanku.
Leherku masih sangat sakit. Sensasi menggigit yang baru saja menyerangku masih terasa. Aku terpaku memandangi sosok yang akrab melintas.
"Valen!"
Aku terperanjat, lalu segera mulai bernapas dengan cepat dan berat.
Apakah yang baru saja terjadi hanyalah mimpi buruk?
Pada 23.50, ketika aku sedang asyik menonton video, pesan Whatsapp yang muncul membuatku merasa tenggelam dalam keputusasaan.
"Yetty! Bisakah kamu segera datang ke kamar mandi untuk menjemputku? Ada seseorang yang berhenti di luar bilikku."
Setiap kata itu terpampang di depan mataku dengan sangat jelas. Itu terasa sungguh nyata. Aku segera menelepon polisi untuk melaporkan situasi sekarang dan meminta mereka datang secepat mungkin. Lantaran gugup, aku melompat dari tempat tidur tanpa mengenakan sepatu.
Benar, aku harus melarikan diri.
Maaf, Valen. Kita sama-sama tidak mampu melawan perempuan itu. Aku sudah melakukan semua yang aku bisa, sekarang aku hanya ingin menyelamatkan nyawaku sendiri. Aku harap kamu bisa memahaminya.
4
Napasku terasa berat. Dengan gemetar, aku membuka pintu kamar dan memasuki lorong. Setelah setengah jalan, aku akan dapat melihat tangga. Itu berarti bahwa aku akan selamat.
Aku berjalan dengan hati-hati di lantai karena takut mengganggu perempuan itu. Namun, sebelum aku berjalan cukup jauh, layar ponselku menyala.
Ini adalah panggilan video dari Valen.
Di seberang lorong, seseorang melompat keluar dari kegelapan. Kecepatannya beberapa kali lipat daripadaku. Aku bisa mendengar tawa aneh perempuan itu yang makin mendekat.
Pada saat jari-jariku hampir menyentuh pegangan tangga, seseorang meraih rambutku dengan kuat.
Dua jari langsung menusuk mataku.
5
Aku terbangun lagi pada pukul 22.00.
Valen belum kembali ke asrama. Aku tidak tahu dia berada di mana.
Pada saat ini, aku tiba-tiba menyadari bahwa aku sepertinya telah memasuki siklus yang berulang.
Waktu selalu berjalan mundur. Setiap kali setelah Valen meninggal, orang berikutnya yang akan menjadi korban adalah aku. Namun, aku tidak bersalah. Siklus ini adalah kesempatan yang diberikan oleh takdir untuk melarikan diri.
Aku langsung menelepon Valen.
Sambil mengemas barang, aku menelepon dia. "Jadi, jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu. Malam ini, pada pukul 23.50, jangan pergi ke kamar mandi. Aku tidak akan tinggal di asrama lagi, jaga dirimu sendiri."
Setelah mengemas barang dengan cepat, aku menaiki taksi menuju jalan paling ramai di pusat kota dan memaksakan diri untuk menginap di hotel yang sangat mahal.
Aku sudah memberi tahu resepsionis sebelumnya, bahwa aku berharap mereka bisa tepat waktu mengetuk pintu kamarku pukul 23.50 karena kemungkinan malam ini aku akan mengalami beberapa masalah.
Setelah mematikan lampu, aku berbaring di atas tempat tidur dan baru sadar bahwa di dinding sebelah tempat tidur, tergantung sebuah lukisan minyak, yaitu siluet perempuan.
Pukul 23.30, Valen bertanya kepadaku di mana aku berada. Aku menjawab jujur dan juga menanyakan apakah dia ingin datang bersama, tetapi dia tidak merespons.
Pukul 23.40, aku melakukan panggilan video kepada Valen. "Untuk menghindari waktu yang kamu sebutkan, aku sudah pergi ke kamar mandi lebih awal pada pukul 23.30. Karena kamu membuatku ketakutan, aku lupa membawa ponselku. Ketika kembali, pintu asrama terbuka. Aku pikir ada pencuri masuk. Itu membuatku terkejut."
Pukul 23.30 ....
Pada waktu itu, Valen tidak membawa ponsel. Lalu, siapa yang mengirim pesan dan menanyakan di mana aku berada?
6
Di dinding sebelah tempat tidur, ada sebuah jendela.
Saat ini, aku sedang menatap pemandangan malam di kota ini dengan ketakutan. Bayangan wanita yang muncul tadi telah menghilang.
Hingga ....
Terdengar sebuah suara.
Di lorong yang gelap, perempuan itu berdiri di depan pintu. Dengan setengah wajahnya yang hancur, dia menampilkan senyuman menakutkan.
Dia memegang seutas tali yang tebal dan menutup pintunya.
....
Pada saat aku menutup mata, aku bisa mendengar suara resepsionis di luar pintu.
Sayangnya, semua itu sudah terlambat.