Hari begitu dingin dan melelahkan, aku dan temanku pada akhirnya singgah di sebuah cafe untuk menghangatkan diri sebelum kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah.
Setelah bablas dua jam karena bermain game akhirnya kami keluar dan berjalan menuju mobil.
"Chan, tu orang kayaknya mau maling di mobil lo." Ucap Jeno yang melihat seseorang memakai kostum beruang duduk di samping mobilku sambil terus menatap ke arah mobilku.
"Woy! Ngapain lo disitu?!" Jeno langsung menghampiri dengan wajah yang lumayan menakutkan.
"Ma-maaf ini tadi gak sengaja." Ucap seseorang di balik kostum tersebut sambil menunjuk ke arah mobil Haechan yang lecet.
"Anjing?! Ini ulah lo?!" Jeno langsung menarik kostum tersebut namun Haechan segera menghentikannya.
"Ta-tadi saya ngantuk jadinya sepeda saya nabrak mobil kakak." Haechan lalu menatap sepeda yang tergeletak di dekat mobilnya kemudian melihat balon lucu berbentuk beruang yang juga berada tak jauh dari sana.
Kepala beruang yang sejak tadi menutupi wajahnya kini dia lepas dan menunjukkan wajah nya yang memasang ekspresi khawatir.
"Sa-saya nunggu disini buat ganti rugi." Buru-buru dia merongoh uang dalam kantongnya dan memberikannya pada Haechan.
"Ini hasil jual balon-balon itu?" Pemuda itu mengangguk kemudian menunduk.
"Gak usah deh." Haechan mengembalikan uang tersebut membuat temannya heran.
"Kasih dua balon aja buat gue, selesai." Dengan cepat pemuda itu mengambil dua balon dan dia berikan pada Haechan.
Setelahnya perselisihan mereka selesai dan pemuda itu segera pergi setelah Haechan memaafkannya.
"Lo kok bego sih?!" Tanya Jeno agak ngegas.
"Yaudah sih lagian uang dia gak bakalan cukup buat benerin mobil gue, mending balonnya kan, lucu." Haechan masuk lebih dulu ke dalam mobil diikuti Jeno yang hanya bisa menyerah.
•
•
•
•
Di rumah, Haechan langsung di sambut oleh adiknya yang masih duduk di kelas 3 sd.
"Kakak dapat balon dimana??"
"Tadi di kasih sama kakak beruang." Haechan mendudukkan adiknya di pangkuannya sambil memberikan balon yang tadi diberikan oleh pemuda beruang.
"Lele mau dikasih kakak beruang jugaa!" Ucap anak kecil itu sangat antusias.
"Yah kakak beruangnya udah pergi." Chenle yang mendengar itu memasang wajah cemberutnya.
Haechan pun berusaha membujuk sang adik agar nantinya tidak keterusan ngambek, bisa kesusahan nanti dia membujuknya.
"Gini aja, gimana kalo kita nanti cari kakak beruang ke taman?" Chenle mengangguk antusias mendengarnya.
'pasti nanti banyak tukang balon pake kostum beruang.' batin Haechan sangat berharap agar nanti adik manisnya ini tidak akan marah pada dirinya.
Setelahnya Haechan pergi ke kamar untuk menyelesaikan tugas kuliahnya.
Sesekali pandangannya tertuju pada balon beruang yang dia bawa ke kamarnya.
"Kalo di inget-inget, muka tuh cowok lumayan." Dia malah tersenyum sendiri mengingat wajah si tukang balon yang jujur saja memang tampan.
"Semoga nanti ketemu deh biar Chenle gak rewel sekalian kenalan hehe." Pada akhirnya Haechan tak jadi menyelesaikan tugasnya dan malah melompat ke atas kasur untuk tidur.
•
•
•
•
Hari ini Haechan menepati janjinya membawa Chenle ke taman yang penuh dengan banyak anak kecil sedang bermain serta para pedagang yang berada disana.
"Kak Ecii, kakak beruangnya mana??" Sejak tadi bocah kecil ini sudah celingak celinguk mencari sosok kakak beruang yang di katakan oleh kakaknya.
"Oh itu ada nanti datang kok." Haechan sendiri tak yakin dengan perkataannya.
"Kita jajan aja dulu ayok." Ajak Haechan yang di angguki oleh adiknya.
Mereka berjalan menuju seorang penjual ice cream, si kecil ini sangat aktif makan ice cream jadi lebih baik Haechan menahannya dengan membelikannya ice cream.
"Ini uangnya ya." Saat berbalik sosok mungil tadi sudah menghilang membuatnya langsung panik.
"Chenle?!!" Haechan langsung mencari adiknya itu di segala sudut hingga sebuah suara terdengar memanggilnya.
'KAK ECII! INI ADA KAKAK BERUANG!!' Haechan yang panik menoleh kesana kemari mencari sumber suara itu hingga pada akhirnya ketemulah bocil tersebut bersama seseorang yang memakai kostum beruang.
Haechan buru-buru menghampirinya dan langsung menarik anak itu ke dekatnya.
"Chenle, kakak gak suka ya kamu pergi gak bilang-bilang gitu." Chenle langsung menunduk saat dirinya di marahi.
Haechan terus saja mengomel melupakan masih ada seseorang disana.
"Maaf, ice cream ya udah meleleh." Haechan langsung menoleh saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.
Ice cream tadi langsung dia berikan pada Chenle yang sedang menunduk, bocah itu langsung tersenyum lebar dan menyantap ice creamnya.
Sedangkan sang kakak kini fokus pada orang yang memakai kostum beruang.
"Ini.." Ucapnya menggantung dan kemudian orang tersebut membuka kepala beruangnya.
'GANTENG BANGET EUYY!' batin Haechan melihat kembali pemuda yang sempat membuat mobilnya tergores.
Wajah tampan itu dihiasi keringat dan rambut berantakan yang membuatnya makin tampan.
"Eh ketemu lagi." Haechan tersenyum menatap pemuda itu.
"Iya kak, soal mobil kakak saya minta maaf lagi kak." Pemuda itu menunduk masih merasa bersalah karena pernah menabrak mobil Haechan yang sedang terparkir.
"Gapapa, kebetulan adek gue suka beruang jadi pas gue bawa balik balon lo eh dianya mau ketemu lo." Pemuda itu tersenyum tipis menatap Haechan.
"Oh ya, gue Haechan." Tangannya terulur berniat mengajak yang lebih tinggi untuk berkenalan.
"Jisung." Dengan senang hati uluran tangan Haechan dia terima.
"Ini adek gue Chen--
Haechan berhenti dan langsung panik kembali saat bocilnya kembali menghilang entah kemana.
•
•
•
•
Kini Haechan bisa bernapas lega karena Chenle sudah di temukan lagi.
"Makasih ya udah mau bantu cari, maaf juga jadi ngerepotin ngegendong adek gue." Jisung kembali tersenyum.
"Gapapa kok, kebetulan gue suka anak kecil." Jisung menatap Chenle yang berada di gendongannya, sangat lucu.
"Oh ya lo tinggal di mana? Biar bareng aja, gue liat lo gak ada bawa sepeda." Tawar Haechan sebenarnya masih ingin lebih lama dengan pemuda tinggi ini.
"Ah iya sepeda saya rusak, saya bisa naik bus kok." Haechan menggeleng pertanda menolak keinginan Jisung untuk naik bus.
"Kakak beruang bareng lele aja ya, kalo gak nanti lele sedih." Chenle memasang wajah lucunya membuat sang kakak sangat bangga dan amat mendukung di sampingnya.
"Nah kan, bareng aja."
"Yaudah deh kak, makasih sebelumnya." Haechan mengangguk sambil tersenyum ke arahnya.
•
•
•
•
Beberapa minggu ini Haechan jadi sangat aktif main ke taman dengan alasan menemani Chenle bermain padahal dirinya ingin bertemu dengan tuan beruang yang sudah dia suruh untuk menemuinya setiap sore di taman.
Tak jarang Haechan dan Chenle menemani jisung menjual semua balon beruang untuk anak-anak dan bahkan menghibur anak-anak bersama dengan Jisung.
"Capek ya?" Tanya Haechan menatap Jisung yang kini sudah melepas kostum yang seharian ini sudah dirinya pakai.
"Lebih capek Chenle kayaknya." Ucap Jisung sambil menatap bocah yang sudah tertidur sambil bersandar pada dirinya.
Haechan tertawa melihat adiknya, sejak tadi Chenle memang sangat aktif menghibur sana sini menggunakan balon beruang punya Jisung.
Banyak juga yang berfoto dengannya sebab terlihat sangat menggemaskan.
"Makasih ya kak, akhir-akhir ini jadi sering bantuin saya." Jisung tersenyum tulus menatap Haechan yang malah salting sendiri.
"Iya iya, gue beliin minum bentar." Haechan langsung lari membuat Jisung terkekeh pelan melihat kelakuannya.
"Anak muda sekarang kok senyumnya bikin salting sih." Haechan menggerutu sambil berjalan menuju tempat tadi dirinya bersama Jisung dan Chenle.
"Pengen gue pacarin. Tapi yakali anjir baru juga beberapa minggu, tar gue dikira kebelet pacaran padahal baru kenal." Haechan menghela napas dan mempercepat langkahnya menghampiri Jisung dan sang adik.
Haechan yang baru tiba harus emosi sebab ada beberapa anak muda yang mengganggu Jisung bahkan Chenle juga mereka jadikan sasaran hingga bocah itu kini menangis.
BUGH
Satu botol air menghantam kepala seseorang yang mengganggu Jisung membuat temannya yang lain menoleh.
"Ngapain kalian gangguin mereka?" Dengan berani Haechan berdiri di depan dua anak yang lebih mudah darinya berniat menghalangi para pengganggu.
"Ganggu banget nih orang." Saat tangan pemuda itu hendak menyentuh Haechan, Jisung dengan cepat menarik Haechan mundur dan menatap marah pada orang-orang yang mengganggunya.
"Wah apaan nih?"
"Bro, jangan-jangan itu pacarnya."
"Yang bener aja nih miskin pacaran sama dia yang keliatan boleh lah."
"Jisung emang pacar gue, mau apa lo semua?!" Ucap Haechan tanpa takut dengan mata yang masih memelototi mereka.
Para pemuda itu diam menatap Jisung kemudian maju perlahan.
"Yaudah kalo gitu kita hajar aja semua yang berhubungan sama Jisung, kayak adeknya yang udah metong." Haechan yang melihat Jisung masih diam berniat ingin maju membela namun Jisung menghentikannya.
"Udah cukup adek gue yang jadi korban, jangan nyentuh mereka ato gue patahin tangan kalian." Bukannya takut, orang-orang itu malah tertawa lalu mendekat dan mendorong Jisung.
"Yang begini mau patahin tangan gue? Hahahaha ketawa banget bangsat." Pemuda itu beralih menatap Haechan yang masih terdiam mendengar perkataan Jisung tadi.
"Heh pacar orang miskin." Baru saja tangannya terangkat ingin menyentuh Haechan, Jisung sudah lebih dulu menangkap tangannya itu dan membantingnya tanpa merasa bersalah.
"Sia--
KRAK
--ARGH BANGSAT!"
"Udah gue bilang tadi." Pemuda itu kemudian berteriak meminta ampun pada Jisung tapi sayangnya Jisung tak berniat mengampuninya.
Sampailah Haechan perlahan menarik Jisung untuk melepaskan pemuda itu hingga mereka langsung lari tanpa mengatakan apapun.
Jisung kini menunduk merasa bersalah apalagi mengingat di sana masih ada Chenle.
Haechan yang paham, lantas memeluk pemuda itu sambil mengusap punggungnya.
"Bela diri sendiri juga harus kok, apalagi kayaknya mereka udah sering banget gangguin lo. It's okay Jisung." Chenle yang berada di atas kursi ikut memeluk Jisung dengan tangan kecilnya.
"Kakak Jie keren sekaliii!" Puji Chenle dengan harapan Jisung akan mengangkat kepalanya dan tersenyum.
Tapi sayang sekali Jisung tidak melakukannya, yang pemuda tiang itu lakukan adalah makin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Haechan dengan tangannya yang kini berani membalas pelukan dari kedua orang yang benar-benar tulus padanya.
"Kalau ada masalah, apapun itu, cerita aja ya jangan simpan sendiri." Jisung mengangguk dan makin mengeratkan pelukannya pada Haechan yang terkekeh menerima perlakuan tersebut.
"KAKAK JIE LUCUUU!"
•
•
•
•
•
•
FIN